LOST IN THE DEEP BLUE

3.2K 344 38
                                    

...

William merasakan tubuhnya semakin sulit bergerak dalam jaring itu. Sementara tekanan air bertambah buruk ketika ia terus saja tenggelam tanpa dapat melakukan apapun.

Pria itu mencoba sedikit lebih tenang. Pikirannya tak henti mencari ide agar bisa keluar dari benda itu, atau paling tidak berhenti tersengat. Ia memandang ke sekitar, namun tak ada yang bisa dilihat selain pekatnya warna biru lautan dan beberapa ikan kecil berwajah mengerikan yang sesekali lewat. Muncul dan menghilang seperti serangga yang berkeliaran di sebuah pekarangan.

Ia tak tahu apa yang ada dalam diri Alexa. Wanita itu lebih brutal dari yang ia bayangkan. William tak percaya orang yang pernah mengisi hatinya tersebut akan tega melakukan hal sejauh ini.

'Shitt!'

William bersumpah akan menjauhi gadis itu seperti kata neneknya jika ia tahu kalau hubungan manis yang mereka jalin hanyalah kebohongan untuk mempelajari kondisi dirinya yang akan menjadi objek laboratorium menyebalkan seperti ini.

Terus mencoba tenang dalam beberapa menit, ia mendadak memusatkan perhatiannya ke bawah, menunduk ke hamparan kegelapan yang lebih pekat lagi di bawah ekornya ketika sesuatu tiba-tiba ia rasakan di bawah sana. Sesuatu, yang besar, yang lewat dan berenang-renang tepat di bawahnya dengan sangat cepat.

'...WILLIAM... '

Sebuah suara tiba-tiba terdengar. Mengalun dari sana. Menyebut namanya? Entahlah. William tak tahu apa itu. Ia hanya berharap kalau ia salah mendengar. Tak ada satu pun mahkluk di bawah sana termasuk Oarfish atau ikan-ikan laut mengerikan lainnya yang bisa mengucapkan sepatah kata seperti itu, apalagi menyebut namanya? Sialan! Ia meyakinkan diri kalau itu hanya suara riakkan dari seluruh isi samudera yang tak sengaja didengar. Ya, atau bisa saja ia hanya masih terngiang suara Alexa menyebut namanya. Dalam keadaan terhimpit seperti ini tak mustahil jika halusinasinya berkeliaran. Dan ia tahu ia tak harus memfokuskan diri pada hal itu.

William kembali menarik-narik jeratan jaring yang memperangkapnya. Sengatan-sengatan kecil melukai jarinya, membuatnya memekik, melupakan panggilan yang baru ia dengar tadi sebelum suara tersebut tiba-tiba memanggilnya lagi.

'...WILLIAM...'

Kali ini lebih jelas dan keras. Suara wanita. William segera menelisik ke hamparan pekat di bawah ekornya lagi, jantungnya berdegup kencang, sirip-sirip di balik punggungnya bangkit dan menjadi siaga. Namun tetap ia belum melihat siapa pun atau, apapun.

'...William apa itu kau?...'

Sekali lagi suara itu muncul. Menyebalkan. Andai dia bisa menggunakan pita suaranya, ia pasti sudah meneriaki asal suara tersebut. Suara dengan beberapa kalimat yang kini terdengar lebih panjang.

'...William itu benar kau? Ya ampun akhirnya kita bisa bertemu! Aku merasakan kau akan muncul di sini. Aromamu sangat kuat...'

Dan akhirnya, samar-samar dari pekatnya gelombang biru di kedalaman lautan, pemuda itu mulai dapat melihat sesuatu.

'Dia..-'

Sebuah sosok yang cukup besar tiba-tiba muncul dan berenang dari dasar kegelapan mendekatinya. Entahlah, wujudnya tak terlalu jelas ia lihat. Seperti seseorang yang memanjat tiang tak kasat mata begitu cepat sembari mendongak menunjukkan wajahnya. Wajah manusia? Tidak, sama sekali tak mirip manusia. Ia memiliki mata besar yang menyala seperti hantu, rambut panjangnya kasar dan terurai ke mana-mana. Sementara wajahnya yang bagi William lebih mirip dengan wajah tengkorak, jauh lebih besar dari tengkorak manusia biasa. Cukup mengerikan ketika mahkluk itu terus saja mendekat, belum lagi dengan taring-taring itu.. Sial! William tersengat untuk kesekian kali ketika ia spontan berusaha meloloskan diri dari jaring untuk menghindarinya.

THEIR MERMAN [COMPLETE]Where stories live. Discover now