Prolog

15.2K 535 26
                                    

Siswa laki-laki dengan pakaian yang berantakan itu berlari sekencang mungkin.

Tidak peduli bahwa ia telah menyengol bahkan mendorong siswa maupun siswi. Yang terpenting adalah ia harus segera melihat mading.

"Awas lo semua!!!" teriakan Alaska seketika membuat semua siswa-siswi yang ada di sekelilingnya langsung menghindar. Tidak ingin berurusan dengan salah satu siswa bermasalah.

Alaska mengeleng saat membaca tulisan berwarna hitam itu.

Telah meninggal mantan siswi berprestasi SMA Mutiara yakni, Selina Alviana.

Alaska langsung pergi menuju ruang kepala sekolah. Berharap semua itu hanya rekayasa.

Selina sekarang ada di Australia. Selina tidak meninggal. Selina masih hidup. Alaska tau itu.

***

Brak!!!

"Alaska!!"

"Bilang. Semua bohongkan?" tanya Alaska dengan nafas memburu.

"Ibu tau kamu gak bisa terima ini. Tapi Selina sudah meninggal karena kecelakaan di jalan tol saat menuju ban-"

"Selina. Masih. Hidup," ucap Alaska penuh penekanan di tiga kata itu membuat kepala sekolah menghela nafas.

"Hahh ... keluarganya sendiri yang bilang. Pengumuman di mading bukan buat kamu aja."

"Ibu juga turut berduka cita. Dari sebulan yang lalu Selina sudah bukan siswi di sekolah ini. Tapi Ibu mau setidaknya banyak yang mendoakan Selina, karena bagaimana pun Selina yang membuat sekolah ini banyak mendapatkan penghargaan karena prestasinya."

"Ibu harap kamu mengerti, Alaska. Ikhlaskan Selina supaya dia terima ...."

Ucapan kepala sekolah terhenti saat melihat Alaska sudah berjalan keluar sambil berusaha menghubungi seseorang.

"Mana Selina?!"

"Al, gue harap lo mau dateng ke pemakaman Selina, Mama dan Papa."

"Bego! Lo pikir gue percaya? Selina masih hidup, gue tau!"

"Selina udah gak ada. Biarin dia tenang. Gue sama terpukulnya kayak lo. Gimana pun gue saudaranya, gue kenal dia dari kecil. Tapi ini udah jadi takdir Selina dan orang tuanya."

"Lo bo-"

"Lo bisa dateng ke pemakaman mereka besok. Atau gue gak akan kasih tau di mana pemakaman Selina sampai kapanpun. Jangan benci atau marah sama gue, ini kemauan Selina ...."

"Lo tetep bagian dari hidup Selina. Dia mau lo bahagia walau tanpa dia."

Agaska Begins...

AGASKA Where stories live. Discover now