AGASKA | Chapter 49 - PERHATIAN ALASKA

1.7K 148 67
                                    

Alland mengangguk pada Agatha.

Akhirnya Agatha bangkit dari bangkunya dan berjalan mengikuti polisi hingga masuk ke dalam sebuah ruangan dengan satu kursi.

Agatha duduk dikursi itu, dihadapannya terdapat sebuah kaca pembatas yang akan membatasi dirinya dan Ridwan. Hanya perlu menunggu sampai pintu didepannya terbuka.

Tak lama kemudian pintu tersebut terbuka. Ridwan dengan bulu-bulu halus dipipi dekat rahang. Bahkan terbesit rasa kasihan saat Agatha menatap wajah pria itu.

Agatha meraih telepon dan berkata, "gimana kabar Om?"

Ridwan memiringkan kepalanya. "Jawaban apa yang mau kamu dengar? Baik atau engga?"

Agatha mengeleng. "Apa Om masih inget? Dulu, Om yang gendong saya ke UGD pas demam tinggi karena Papa lagi di Surabaya."

"Itu satu tindakan yang saya sesalkan, andai saya pura-pura gak dengar tangisan kamu dini hari itu, kamu gak akan jadi kelemahan Alaska," jawab Ridwan.

"Makasih Om, karena itu, saya bisa duduk disini dan belajar banyak hal. Makasih udah didik Alaska, dan maaf karena saya hancurin Alaska yang Om jaga," jelas Agatha.

"Kamu gak mau ngumpatin saya?" tanya Ridwan.

Sekali lagi Agatha mengeleng. "Gak ada gunanya, lagipula, Om sahabat Papa, dan saya juga salah. Saya gak punya hak untuk marah sama Om."

Ridwan terdiam.

"Tapi, kalau boleh saya minta. Jangan benci Papa dan Mama, saya yang salah, bukan mereka," lanjut Agatha sambil tersenyum, walau matanya sudah berkaca-kaca.

"Kamu bodoh Selina, Diana bukan orang baik," kata Ridwan.

Agatha mengangguk. "Saya tau Om, tapi sekarang, sama seperti Om, saya juga gak bisa bergerak. Tapi saya janji, walau Alaska melarang, saya akan tetap jaga Tante Rossa, saya masih punya utang budi sama Om."

Ridwan mengeleng dan menunduk. "Umpati saya sepuas kamu, jangan begini, saya jadi merasa bersalah."

"Om Ridwan tetap Ayah kedua saya."

Agatha tersenyum perih.

Helaan napas terdengar oleh Agatha.

"Kalau begitu dengarkan saya, Nenek kamu tidak memberi restu karena menganggap Sarah mantan kriminal."

"Mama buat kesalahan apa?" tanya Agatha.

"Tanya ke Alland, dimana keberadaan orang yang mengadopsi Sarah sebagai anak dari panti asuhan," jawab Ridwan.

Agatha langsung kebingungan, ia memang tau Ibunya anak dari panti asuhan, tapi ia hanya tau bahwa orang baik yang merawat Sarah sudah tiada.

"Kamu bodoh bukan tanpa alasan, ada yang kamu lewatkan."

Sesuatu yang gue lupa, apa itu?

Agatha terus memutar otaknyaz kembali mengingat setiap ucapan Ridwan yang menceritakan tentang dendamnya pada keluarga Adrian dan Sarah. Sebuah pertanyaan langsun muncul.

"Om beneran pelakunya?" tanya Agatha tiba-tiba ragu.

"Sidang selanjutnya saya akan mengaku kalau kamu berhasil temukan jawabannya," jawab Ridwan sambil menutup telepon.

"Om! Sebentar! 5 menit lagi!" teriak Agatha.

Sayangnya percuma, Ridwan sudah berbalik dan meninggalkan ruangan itu. Akhirnya Agatha dibuat bingung sendiri, ia bangkit dari duduknya.

Tapi saat Agatha berada di ambang pintu keluar, Agatha berbalik.

Kenapa Om Ridwan ngaku sebagai pelaku Papa dan Mama padahal bisa aja gue ngaku, kenapa Om Ridwan jujur?

AGASKA Where stories live. Discover now