AGASKA | Chapter 57 - Rewrite

1.6K 128 45
                                    

Pembunuhan yang dilakukan oleh Istri kepada Suami benar-benar terbukti, Agatha tidak habis pikir dengan Neneknya.

Pada rekaman CCTV memang menunjukkan Baskara yang kejang-kejang setelah Diana memeluknya selama beberapa detik. Lalu seorang Perawat masuk, perempuan itu adalah Sarah.

Alland dan Agatha tidak merespon lebih, mereka hanya diam dan memikirkan nasib orang tua mereka yang harus menghadapi wanita seperti Neneknya.

"Jebakan yang sempurna," komentar Alaska sangat tertarik.

"Apa coba motif Mama sampai-"

"Motifnya hubungan Adrian dan Sarah gak direstui, jadi balas dendam."

"Kocak, tau gitu gue racunin aja tuh Nenek-nenek," celetuk Alaska kesal karena hubungannya dan Agatha juga tidak direstui.

"Tiga benda itu bukti semua, dua rekaman suara dan satu rekaman CCTV, ditambah riwayat panggilan dan pesan antara Nenek Diana dan Ridwan, apa itu cukup?" tanya Bu Rossa sambil meraihnya.

Bu Ratna mengeleng. "Kasusnya ditutup lebih dari 20 tahun yang lalu, itu kenapa Adrian gak langsung lapor karena itu terlalu ceroboh, bisa-bisa tuntutan balik ke dia. Bukti riwayat telepon dan chat ini gak sekuat itu apalagi peretas ada dipihak Diana."

"Tapi Nenek gak boleh lolos," gumam Agatha frustrasi.

"Pelaku yang bikin kamu masuk rumah sakit, beneran Nenek?" tanya Alland sambil menoleh pada Adiknya.

Agatha mengangguk. "Tapi dirumah kita udah gak ada CCTV, gak ada bukti kalau Nenek pelakunya."

"Apa masalah Agatha dan kerja sama dia dan Ridwan bisa diajukan?" tanya Rossa sambil menatap Diana dan Sarah yang sedang menatap satu sama lain.

"Mungkin, tapi kalau benar kalian tetap harus punya bukti, lebih bagus kalau Diana sendiri yang mengaku, sesuatu yang sulit ditolak walau koneksinya banyak," pungkas Bu Ratna.

"Apa bukti kuat yang gak bisa ditolak?" Alland bertanya-tanya.

"Biasanya penyebab kejang apa aja? Di internet ada ga?" tanya Agatha.

"Ada kemungkinan hasil autopsi palsu karena Diana gak pernah dipertanyakan di pengadilan, gak ada jalan keluar-"

"Sebentar, kok Bu Ratna tau semua?" potong Alland baru sadar.

Alaska dan Agatha melirik satu sama lain.

"Bu Ratna, pemilik panti asuhan."

***

Bruk!

Ember berisi air pel itu dijatuhkan Agatha dengan kasar, untungnya tidak banyak air yang keluar dari ember tersebut. Bahkan kini Agatha sedang menatap Alaska dengan satu tangan memegang pel.

"Ini tuh gara-gara lo tau ga?" tanya Agatha kesal.

Alaska tidak menanggapi kekesalan Agatha.

Selain harus dimarahi Alland karena bolos sehari dan berjalan keluar selama seharian. Bahkan sampai sekolah mereka sudah disambut Julian yang menatap buas kearah keduanya, tentu saja dengan sapu, pel dan ember. Jangan lupakan senyuman miring penuh maknanya.

"Ciee yang dihukum berdua," teriak Alex yang mengangkat buku-buku teman kelasnya.

"Sttt, gak usah ember!" omel Agatha.

"Jangan kesel Tha, kan dulu lo sendiri yang punya motto, 'akan ku kejar Alaska ke ujung dunia dan akan ku lakukan apapun supaya berada disampingnya.' itu termasuk dihukum ngepel lantai dua kan?" tanya Amber yang menyusul Alex.

AGASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang