AGASKA | Chapter 26 - Es Krim

3K 238 105
                                    

Agatha membuka matanya perlahan, membuat sinar lampu langsung menyerang matanya. Sedikit meringis ketika tidak sengaja infusnya tertarik saat Agatha ingin menyentuh kepalanya yang sedikit pusing.

Ketika Agatha sudah sedikit terbiasa dengan cahaya ruangan itu, otak Agatha seperti kembali memproses di mana ia berada.

Infus.

Pakaian khusus.

Ruangan dengan bau yang khas.

Tentu saja Agatha ada di sebuah rumah sakit.

Mata Agatha melihat ke kiri, masih berpikir.

Gue masih hidupkan? Gak...

"Eh mati copot!" latah Agatha ketika melihat manusia yang sedang menatapnya aneh dengan tatapan mematikannya.

"Sialnya, lo hidup," ucap Alaska yang sedari tadi sudah tau kalau Agatha sadar.

Agatha meringis.

"Otak lo ada bukan buat mikir, jadi jangan sok mikir," pesan Alaska santai sambil menyalakan kembali ponselnya.

"Gue pinter kok---"

"Lo bundir."

"Bundir apa?" tanya Agatha bingung.

Alaska tidak menjawab membuat Agatha mencari ponselnya di sekitar kasur. Agatha bergerak bangun dari tidurnya, menahan pusing hanya untuk melihat di mana ponsel kesayangannya.

Mata Alaska yang masih sehat membuat Alaska menahan helaan napas sambil mengangkat sebuah ponsel, milik Agatha.

Pemilik ponsel itu masih tidak sadar membuat Alaska yang malas berbicara memilih berdiri dan mendekati Agatha. Tangan Alaska yang tersetting kasar hanya untuk Agatha bergerak memukul kepala Agatha dengan ponsel.

Bugh!

"Alaska!" sebut Agatha sambil menyentuh kepalanya. Agatha mendongak menatap Alaska. Pandangan Agatha beralih pada ponselnya yang ada di tangannya.

"Nah itu punya gue!" kata Agatha sambil bergerak mengambil ponsel itu dari Alaska. Namun, tangan Alaska lebih cepat dengan mengangkatnya lebih ke atas.

Agatha yang masih pusing tidak sanggup berdiri.

"Baru sadar, main gadget, hebat," puji Alaska sambil berbalik dan berjalan menuju sofa.

"Alaska balikin! Itu hak gue dong!" pinta Agatha, takut kalau Alaska akan membaca pesan-pesan yang ada di ponsel itu.

"Habisin makanan lo," suruh Alaska datar.

"Gue kenyang! Balikin ke gue Ska!"

Alaska terdiam, jarinya ikut berhenti bergerak, Agatha masih tidak sadar, ia memanggil Alaska dengan sebutan apa.

"Gue lagi sakit---"

"Ska?"

"Hah?" Agatha terkejut.

"Lo panggil gue Ska."

Spontan saja kepala Agatha mengeleng, tapi mata Agatha melihat ke arah hidung Alaska, tidak berani menatap mata Alaska yang sangat mengintimidasi.

"Mata lo lihat ke mana?" tanya Alaska sambil berdiri lagi.

Agatha mengeleng.

"SKA," tekan Alaska.

Agatha semakin takut.

Kini Alaska sudah berdiri di depan Agatha dengan wajah yang mati penasaran tapi tetap mempertahankan wajah datarnya. Agatha meneguk salivanya saat sadar Alaska mengetahui sesuatu.

AGASKA Where stories live. Discover now