AGASKA | Chapter 34 - MAAG

2.5K 182 139
                                    

"Mau gak?" tanya Agatha menyodorkan cimolnya pada Alaska.

Alaska mengeleng.

Melihat Agatha yang kepedasan Alaska hanya merutuki Agatha dalam hati.

Gak bisa pedes, tapi beli pedes, aneh, batin Alaska.

"Lo suka pedes?" tanya Agatha tiba-tiba. Sebenarnya ia tau, tapi hanya untuk basa-basi saja.

"Apa?" Alaska terkejut mendengar ucapan Agatha, ia kira itu pernyataan, bukannya pertanyaan.

"Lo suka pedes? Gue nanya."

"Suka."

"Cimolnya atau gue?" goda Agatha.

Alaska berdecak.

Agatha tertawa lalu terbatuk-batuk karena bubuk pedasnya. Sebuah botol minum yang suka terbuka langsung Alaska sodorkan pada Agatha.

"Karma," kata Alaska.

Agatha hanya menatap kesal pada sosok yang ia sukai itu.

Lalu kembali memakan cimol merahnya yang masih banyak, saking banyaknya sampai seperti memakan cimol rasa cabai.

"Lo tau gak sih? Pas dulu gue bisa duduk di kantin sama lo pertama kali ke sekolah? Muka gue sih santai banget kek aspal, tapi dalem hati, demi apapun Ska ... udah kayak dapet undian 1 juta," jelas Agatha.

"Gue seharga 1 juta?" tanya Alaska.

"Iya!" jawab Agatha dengan polosnya.

Alaska hanya memaklumi saja, Agatha terlalu waras untuk ia hadapi.

"Oh iya, Ghera udah baikan sama Dave, tadi pagi mereka udah berangkat bareng. Ghera cerita, Dave dateng pagi-pagi terus nungguin Ghera. Sweet gak sih?" tanya Agatha.

Alaska mengangguk.

"Andai ada yang mau jemput gue besok pagi."

"Julian."

"Kok jadi Julian? Gue kan maunya di jemput elo!"

"Gue gak mau."

"Kenapa?"

"Ogah."

"Ogah kenapa? Gue berat? Ban motor lo selemah apa sih sampai gue dudukin aja bisa gepeng?"

"Gak penting."

Bibir Agatha yang sudah kepedasan masih sempat-sempatnya mengerucut kesal, Alaska yang melihat bibir Agatha merasa risih sendiri, apa perempuan ini benar-benar sebodoh itu jika berhadapan dengan Alaska.

Dengan cepat Alaska merampas cimol Agatha.

"Alaska! Cimol gue!" omel Agatha.

"Buat gue," tutur Alaska.

"Katanya tadi gak mau!" kesal Agatha.

"Itu tadi," alasan Alaska.

"Dih gue masih mau! Tadi aja gue tawarin, lo nya engga mau!" omel Agatha.

Alaska mengeleng. "Bibir lo udah merah," kata Alaska.

"Ya bibir warnanya merah lah! Emang biasanya bibir gue warna apa?" tanya Agatha kesal.

"Neon," jawab Alaska asal.

"Emang lo kata jagoan neon!" semprot Agatha.

Alaska tidak merespon, ia fokus memakan cimol sisa Agatha. Melihat Agatha yang kepedasan membuatnya tidak tega, bagaimana jika lambung sensitif perempuan itu kumat?

***

Agatha berjalan mendekati Tania yang sudah menyiapkan kertas lembar dan pulpen, tipikal anak yang semangat dan siap mencatat catatan yang guru mereka berikan.

AGASKA Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora