AGASKA | Chapter 14 - Rose Clock

3.4K 254 31
                                    

Agatha memakan rotinya sambil menyetir mobilnya menuju sekolah. Tania menatap Agatha dari samping. Tania sudah sarapan  berbeda dengan Agatha yang kesiangan.

Mobilnya memasuki area parkir di sekolah. Lagi dan lagi mobilnya harus terparkir di samping motor-motor anak Blacker. Malas sekali rasanya. Seandainya Tania tidak ada di mobil ini, semua orang yakin sekali mobil Agatha akan di kerjai oleh teman-teman geng Alaska. Namun karrna Revan adalah pacar Tania, semua tidak ada yang berani macam-macam.

"Nanti lo balik sama siapa?" tanya Agatha pada Tania yang melepaskan seatbelt-nya.

"Gue bareng Revan, mau ngumpul sama anak-anak Blacker. Jadi kayaknya gue gak nginep rumah lo, ada Ghera kok." Tania berbohong.

"Hmm, okay. Gue balik sendiri berarti ya," ucap Agatha dan Tania mengangguk.

Lalu mereka turun dari mobil Agatha dan berjalan menuju kelas karena mereka sudah terlambat.

***

Alaska melihat Agatha yang sedang belajar di kelasnya. Terlihat sekali Agatha tidak fokus belajar. Alaska merutuki dirinya yang tidak mengecek hadiah dari Rossa.

Tapi Alaska yakin Rossa tidak akan memberi barang yang macam-macam. Lagi pula Rossa mengaku memberi Agatha jaket namun bukan milik Selina. Rossa bahkan semakin merasa bersalah dan sedih karena pasti Agatha akan mengecapnya yang aneh-aneh.

Alaska harus mencari dalangnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan pesan masuk.

Agatha Putri Sanjaya: Berhenti berdiri di samping jendela kelas gue, gue tau gue cakep jadi gak usah di perhatiin terus. Gue butuh perhatian lo sih tapi kalo cuma di liatin dari jauh mah nanti gue sakit sendiri, saat ini gue lebih butuh pengakuan dari pada perhatian. Pergi sana, guru perawan gue gak fokus ngajar. Kalo ada yang mau di bicarain. Tunggu di rooftop pas istirahat. Cuma. Lo.

Alaska meneguk salivanya lalu berjalan meninggalkan kelas Agatha. Hancur sudah image-nya. Ia terciduk oleh Agatha sendiri.

***

Agatha membuka pintu rooftop lalu menutupnya. Ia melihat seorang siswa laki-laki tinggi sedang memunggunginya.

Agatha berjalan mendekat dan berdiri 1 meter di belakangnya. Agatha menatap sepatunya dan menghela nafas.

"Alaska."

Alaska yang di panggil berbalik menghadap Agatha yang sudah menatapnya lebih dulu. Alaska menulusuri wajah manis Agatha...

Apa? Manis?

Alaska langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Agatha tau, pasti Alaska enggan menatapnya yang terlihat mengemis cinta padanya.

"Kenapa?" tanya Alaska penuh arti. Agatha tersenyum dan menjawab, "gue cuma mau ngomong sesuatu."

"Sesuatu?" Agatha mengangguk dan Alaska menoleh ke arahnya. Aneh memang dua manusia ini.

Bantu gue Kak, gue gak sanggup tanya ke Alaska kalo kayak gini. batin Agatha.

"Apa?"

"Sebelumnya gue minta maaf, tapi gue gak bisa terima ini, jadi..." Alaska menatap pergerakan Agatha. "Ini, gue balikin ke lo," lanjut Agatha sambil menyodorkan paper bag Alaska.

AGASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang