AGASKA | Chapter 46 - Bulan & Bintang

1.7K 140 42
                                    

Agatha terbangun membuka matanya dengan jantung berdegup kencang, kilasan ingatan pertengkaran dirinya dan Alaska diparkiran basement membuatnya langsung mendudukkan diri, tapi rasa seperti disengat pada punggung tangannya membuat Agatha menoleh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Agatha terbangun membuka matanya dengan jantung berdegup kencang, kilasan ingatan pertengkaran dirinya dan Alaska diparkiran basement membuatnya langsung mendudukkan diri, tapi rasa seperti disengat pada punggung tangannya membuat Agatha menoleh.


"Jangan bangun dulu," tegas seseorang saat melihat Agatha sudah sadar.

Dia Alland, Kakaknya yang sangat ingin dia peluk saking rindunya, tapi kenyataan bahwa Alland kembali untuk balas dendam dan bukan untuk menemuinya membuat Agatha merasa, "lebih baik Kakak tidak pulang."

Alland bergerak menaruh nampan di meja lalu berjalan mendekati adik kesayangannya, saat merasa suhu tubuh Agatha belum turun, helaan napas keluar disertai wajah merasa bersalah.

Selama Alland membantu Agatha sarapan, berkali-kali Agatha ingin menyinggung masalah kasus Ridwan, tapi sayangnya Alland selalu mengalihkan topik dengan begitu mulusnya.

"Kak."

"Istirahat dulu."

Bahkan setelah selesai Alland hanya berjalan pergi meninggalkannya tanpa memberitahu apapun, apa Alland masih menganggapnya anak kecil yang tidak boleh dibebani masalah?

***

Tangan laki-laki itu terus memijat lengan Ibunya. Dengan tangan lain Rossa mengelus kepala Alaska, tapi Alaska langsung menghindar.

"Tidur," suruh Alaska.

Rossa terkekeh dan berkata, "Mama baik-baik aja. Kamu istirahat dulu gih."

Alaska mengeleng.

"Astaga, Mama lupa kamu keras kepala."

Mata Rossa beralih pada televisi yang mati karena kabelnya dicopot oleh Alaska, bahkan ponsel Rossa digunakan untuk musik klasik sampai baterainya habis. Rossa mengerti semua tindakan yang Alaska lakukan, seandainya Alaska tidak ada, entah apa yang akan terjadi pada Rossa.

"Mama kapan bisa pulang?" tanya Rossa pada Alaska.

"Besok," jawab Alaska singkat sambil meraih makan siang Ibunya.

"Akhirnya, Mama udah mumet disini, sebelum pulang kita ke makam Tante Sarah dulu-"

"Engga Ma, istirahat," potong Alaska tanpa menatap Rossa.

"Mama perlu minta maaf dulu, Mama gak bisa diam aja," bujuk Rossa pada putra tunggalnya.

"Mama gak perlu merasa bersalah, Papa bergerak sendiri tanpa Mama. Mama cukup diam, ada pengacara kita yang handle kasus itu," jelas Alaska panjang.

AGASKA Where stories live. Discover now