AGASKA | Chapter 31 - Empat Belas Februari

2.6K 213 134
                                    

Menurut kalian, di mana tempat yang wajib di kunjungi saat Valentine day? Pas bareng orang yang kalian sayang, bisa sahabat, pacar, saudara bahkan orang tua.

Dan apa sih yang harus ada di tanggal 14 Februari? Semacam bunga, cokelat sampai cincin kah? Atau kalian tipe yang penting ada temen jalan aja?

Biar engga terlalu di pandang jomblo.

"Agatha!"

Di sinilah Agatha dan teman-temannya berada. Tempat terbuka yang pastinya sangat ramai dan asik untuk di kunjungi. Apalagi bagi remaja-remaja yang masih senang bermain.

"Kita mau ke mana dulu?" tanya Ghera sambil mengerakkan kipasnya.

Saking luasnya tempat mereka berdiri, mereka sampai bingung harus jalan ke mana dulu. Di peta yang mereka pegang, tertulis banyak wahana seru.

Petualangan Arktik zaman es, baling-baling, kora-kora, paralayang, bianglala, halilintar, gajah bledug, rumah miring, arung jeram, karavel, turbo drop, baku toki, istana boneka dan masih banyak lainnya.

Orang-orang akan tau di mana mereka berada.

Dunia Fantasi.

"Gue mau coba halilintar!" kata Amber girang, entah ke berapa kalinya ia menyebutkan halilintar hari ini.

"Bianglala aja ga bisa?" tanya Alex yang sudah lemas duluan, sedari tadi ia orang kedua yang menentang tujuan mereka hari ini.

"Mental semut harusnya jangan di ajak," kompor Dave yang berdiri kaku di sebelah Ghera.

"Kita punya waktu sekitar ...."

Jumat, 14 Februari 2020 pukul 14:00 WIB. Tertera jelas di layar ponsel Tania yang polos, hanya ada warna ungu dengan tulisan, fly me to the lalu di tambah gambar bulan di bawah kalimatnya itu.

Fly me to the moon.

"Tutup jam 8 malam, tapi usahain jam 7 udah balik. Ini jadinya mau ke mana? Tentuin dulu," ucap Tania yang paling waras di antara mereka.

"Gue mau ke halilintar!" kata Amber lagi dan lagi.

"Rumah hantu seru," kekeh Agatha.

"Rumah miring seru Tha," lanjut Dave.

"Aku ikut kamu aja," bisik Revan.

Tania mengangguk. "Gue mau makan, laper."

"Jadi gimana? Tujuannya beda-beda gini," kata Tania bingung.

Mereka berdelapan dengan pikiran masing-masing hanya diam. Mencari solusi seadil-adilnya.

"Tinggal pencar," gumam Alaska sangat kecil.

Agatha langsung mengacungkan tangannya

"Mencar aja gimana?" tanya Agatha.

***

"Dung, kok kulkas lu mentahan semua?" tanya Ucok saat mencari-cari sesuatu yang bisa ia makan.

"Elsa sini nak, sini-sini!" ajak Dudung pada kucing peliharaannya. "Popi ada jajanan."

Ucok yang merasa tidak di respon langsung berteriak, "WOI DUNG!"

Spontan saja kucing-kucing itu meraung.

"Pasukan kucing garong njir," kesal Ucok yang sudah kebal dengan aksi Dudung dan para kucing-kucingnya.

"Baru kali ini gue kesel guru-guru rapat, andai mereka gak rapat, si empat manusia itu harusnya gak enak-enak pergi," keluh Jeno galau, tangannya memeluk gitar kesayanannya sambil sibuk menatap jam dinding manchester united milik Dudung.

AGASKA Where stories live. Discover now