AGASKA | Chapter 2 - Sendirian

5.6K 348 9
                                    

Alaska menatap nanar bingkai foto yang ada ditangannya. Gadis riang yang sangat ia cintai sampai sekarang. Entah ada di mana.

Semua orang percaya jika gadis itu telah pergi. Namun berbeda dengan semua orang itu. Alaska malah menganggap gadis yang ia cintai itu masih hidup.

"Kamu di mana Sel," bisik Alaska entah pada siapa.

Ya, gadis itu adalah Selina Alviana. Perempuan yang meninggal karena kecelakaan menuju bandara bersama kedua orang tuanya.

Semua orang tau dan percaya. Bahkan Ghera, Amber dan Tani percaya akan berita itu. Mereka bahkan datang ke pemakaman Selina.

Hanya Alaska yang tidak percaya. Walau Alaska sendiri tidak pernah mendapatkan pesan apapun dari Selina.

"Alaska," panggil seorang wanita.

"Iya, Ma," jawab Alaska sambil meletakan bingkai foto itu ke meja lalu berbalik.

"Selina lagi?" tanya Rossa sambil duduk di amping putra semata wayangnya.

Alaska mengangguk. Rossa menatap nanar Alaska. "Mama udah lihat jasad orang tuanya... dan di kondisi seperti itu, Mama yakin kondisi Selina gak jauh berbeda," ujar Rossa.

"Alaska masih belum rela," gumam Alaska.

"Mama tau, Selina udah Mama anggap anak perempuan satu-satunya. Tapi Tuhan lebih sayang sama Selina. Selina gak akan bisa tenang kalo kamu masih begini, berhenti datang ke Apartemen Selina," ucap Rossa namun Alaska mengeleng keras.

"Ya sudah, tapi ingat pesan Mama. Jangan terlalu lama terpuruk, kamu udah melewatkan banyak hal. Terpuruk tidak akan membuatmu dan Selina bahagia," ucap Rossa penuh pengertian.

"Alex udah nungguin kamu di depan. Berangkat gih," suruh Rossa

***

"Pagi! Guys, gue minta perhatiannya sebentar!" teriak Ghera di depan kelas.

Agatha yang baru memasuki kelas tetap berjalan menuju kursi di samping Ghera. Ya, di samping Ghera sesuai arahan Tania karena Dave masuk hari ini.

"Sabtu depan gue sweet seventeen. Jadi gue mau kalian dateng ke ulang tahun gue. Bisa kan?" tanya Ghera.

"Pasti bisa asal gratis!"

"Siapin makanan yang banyak Ghe!"

"Malming dong?"

"Ajak pacar ges. Jadi yang jomblo, ngenes deh tuh," ujar Amber yang duduk di atas meja sambil memantulkan bola basket ke tembok.

"Am! Kena muka presiden aja lo!" tegur Tania.

"Gak bakal! Udah pro gue mah!" ucap Amber sambil memantul-mantulkan bola.

Namun, tak sengaja bola itu terlempar keluar jendela hingga mengenai sebuah objek berbentuk bulat. Sedikit botak.

Ya, botak. Kepala guru piket.

"BOLA SIAPA INI?!" teriak guru itu.

"Mampus Pak Parno njir! Cepet-cepet balik!" ujar Amber yang langsung melompat ke meja yang ada di belakangnya. Meja ke meja.

AGASKA Where stories live. Discover now