AGASKA | Chapter 40 - Birth Die

2K 166 77
                                    

Song Jieun -Don't look me like that

BUKA HATIMU DAN BACA MENGUNAKAN...

----
Agatha menatap kalender dengan tatapan tak terbaca. Akhirnya sampai juga pada hari ini, hari bahagia yang entah mengapa ... terasa buruk bagi Agatha.

Apa ia harus pergi?

Agatha menyalakan ponselnya, tidak ada pesan dari siapapun. Satu tahun yang lalu, minimal ada 5 pesan yang ia dapatkan pada pukul dini hari.

Hidup ini memang lucu, semua bisa berbalik dalam hitungan detik seperti dirinya.

Setelah selesai merapihkan diri, gadis itu langsung bergegas pergi dari rumah.

***

Sepanjang perjalanan Agatha hanya bersenandung dengan lagu-lagu yang ia dengarkan dari radio sejuta umat.

Drttt... Drttt... Drttt...

"Kenapa?" tanya Agatha saat menjawab panggilan tersebut.

"Dimana?"

"Mobil."

"Iya, mau ke mana?"

"Luar kota."

Sedetik kemudian panggilan itu terputus, Agatha terpaksa berbohong, ia hanya ingin melihat fakta dari hal-hal yang dia pusingkan sejak kemarin. Hanya satu cara supaya Agatha tau fakta itu, tapi sebelumnya, ada dua tempat yang harus ia datangi.

Agatha menghentikan moblnya didepan sebuah rumah dengan lancar dan rapih. Walau usianya masih 17 tahun, setidaknya Agatha sudah legal dan sudah belajar mengendarai mobil dengan aman. Agatha tidak akan membuang kesempatan kedua, setidaknya tidak untuk sekarang.

"Agatha?" tanya seorang wanita.

"Maaf saya menganggu Ibu di hari libur seperti ini, tapi ada beberapa hal yang harus saya pastikan dengan suami Ibu," jawab Agatha sopan dengan senyuman yang terukir dibibirnya.

Manis tapi terkesan membunuh.

***

Brum!!!

Tiga motor ninja dengan satu motor matic dan satu motor vespa menyusul dari belakang. Kelimanya langsung memarkirkan masing-masing kesayangan mereka di lapangan dekat warung Babeh.

"Minggunya gue selalu aja di Babeh, ketemu muka-muka lo pada bukannya ngasih berkah malah ngasih masalah," kesal Ucok saat mendengar cerita Alaska.

"Aska sayang, bagi-bagi berkah gue terima tapi kalo masalah gini gue males mikirnya." Dudung menyusul.

"Akang gendang kalau saya bilang-"

"Diem lu semprul!" Babeh menyumpal mulut Jeno dengan bolu lagi.

"Lagian lo ada-ada aja Al, kayak baru pacaran sekali, dulu kan lo pernah sama Selina-"

"Beda," potong Alaska.

AGASKA Where stories live. Discover now