AGASKA | Chapter 7 - First Impression

4K 278 18
                                    

"Al---"

Cup!

Amber dan Agatha melotot saat melihat Alex mencium rambut Ucok.

"Anjir! Bangsat lo cok! Bau amat rambut lo!" teriak Alex kesal setengah mati.

"Lah lo sendiri asal nyosor bambang!" balas Ucok kesal sambil mengusap rambutnya terus.

"Bambang bapak gue kutil!" celetuk Dudung.

"Kan gue kira yang nutup mata gue tuh Amber! Gak taunya lo! Malah bau banget lagi, lo mandi gak sih?" tanya Alex sambil mengelap bibirnya berkali-kali.

Agatha dan Amber yang melihat hanya bisa melongo. Diam-diam Agatha bersyukur yang menutup mata Alex adalah Ucok, bukan Alaska.

"Mandi lah! Gue keramas 3 kali sekali mandi!" sangkal Ucok tidak terima.

"Hah? 3 kali sekali mandi gimana ceritanya njir?" tanya Alex binggung.

"Ya itu. Gue sehari mandi dua kali. Tiap mandi gue keramas 3 kali," jelas Ucok.

"Pemborosan," celetuk Agatha sambil mengeleng-geleng.

"Bukannya pemborosan Tha. Ini demi jodoh gue, kata emak gue masa depan harus di susun jadi biar jodoh gu---"

"Hubungannya keramas 3 kali sehari, masa depan sama jodoh apaan Cok..." geram Alex yang kesal dengan pemikiran Ucok.

"Lah nyambung lah! Berhubungan cuy. Makanya otak tuh di pakai buat mikir masa depan bukan buat mikirin hal kotor!" Semua laki-laki melongo saat Ucok mengatakan hal tersebut. Padahal Ucok sering menjadi mentor mereka. Sesat memang.

"Bodo amat njir, nyerah gue ngomong sama manusia spesies macem lo!" bentak Alex kesal dan semua tertawa.

"Emang manusia ada spesies-nya Lex?" tanya Davendi.

"Ini lagi pertanyaannya gak logis." Revan menghela nafas.

"Gue sering bolos Rev, lagian pertanyaan gue kan unsur akarnya dari ucapan Alex juga. Berarti Alex manusia gak logis, eh tapi ki---"

"IYE-IYE! GUE SPESIES MANUSIA GAK LOGIS! LO SEMUA SPESIES MANUSIA SUPER LOGIS YANG GAK WARAS! PUAS?!"

Seketika semua tertawa melihat Alex yang frustasi hingga wajahnya memerah.

***

"Happy sweet saventeen sayang!"

"Nah! Sekarang potongan buat sahabat tercinta!"

Ghera tersenyum bahagia lalu kembali memotong kue menjadi tiga.

"Kok tiga?" tanya Ibu Ghera.

"Ah, iya aku lupa Ma," ujar Ghera.

"Itu buat Agatha kali!" teriak Amber membuat yang lain bersiul. Sedangkan Agatha hanya berdiri menatap Ghera yang binggung.

Ghera terdiam lalu menatap Agatha. Mata mereka bertemu. Lalu Ghera berkata, "ini buat Selina..."

Siulan, teriakan dan tepuk tangan seketika berhenti. Suasana menyadi sunyi. Agatha hanya tersenyum lalu Ghera menampakan wajah tak enak hati yang berusaha di tutup-tutupi.

AGASKA Where stories live. Discover now