AGASKA | Chapter 43 - Getaran Kalbu

2K 169 93
                                    

Somebody To You - BANNERS

Namun, tanpa sadar tangan ini sudah dinodai darah.
-?

Alaska menarik kursi Tania untuk ia duduki didepan Agatha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Alaska menarik kursi Tania untuk ia duduki didepan Agatha. Agatha masih tidur dengan lelapnya, seperti koala karena selama beberapa hari ini ia terus berlatih bermain piano karena Diana ingin memunculkan Agatha lebih banyak. Tangan Alaska bergerak melepas earphone Agatha, lalu tangan nakalnya mengenggam tangan gadis yang mulai ia sukai.

"Koala," sebut Alaska saat melihat Agatha.

Kelas yang sepi membuat Alaska bebas berekspresi dan berkata apapun. Bukan istirahat, tapi freeclass, bahkan pulang lebih awal karena hari ini ada classmeet.

Siswa siswi dikelas Agatha sudah Alaska usir keluar, bukan tanpa alasan, ini supaya Agatha lebih nyenyak saja. Tania sendiri yang berkata Agatha tidak bisa tidur semalaman karena mimpi buruk.

"Seburuk apa?" Alaska bertanya-tanya.

Melihat ada yang mengintip mereka melalui jendela kelas, Alaska langsung berdiri dan menutupnya, tentu saja setelah memberi tatapan tajam penuh peringatan.

"Lupakanlah semua kenangan ini! Hancurkanlah semua mimpi-mimpi! Jangan pernah kembali! Dan takkan pernah kembali! Dan janganlah kau pernah berikan aku satu harapan! Dan karena ku ingin pergi, hilang dan lupakan!"

Alaska yang mendengar suara Dudung dari kelas Agatha menghela napas.

Bukan luluh makin ilfeel si Anna.

"Ngapain lo?" tanya Agatha terkejut sambil menarik tangannya. Kehadiran Alaska saat Agatha membuka mata bagaikan keajaiban dunia.

"Duduk," jawab Alaska.

"Gue tau lo duduk, ada keperluan apa disini?" tanya Agatha.

"Hapus dulu ilernya baru ngomel," balas Alaska.

Tangan Agatha spontan mengelap mulutnya, sialnya Agatha dikerjai Alaska. Sejak kapan Alaska berubah menjadi sangat menjengkelkan.

Tapi suka sih. Agatha kesal sendiri.

"Yang lain ke bawah," tutur Alaska saat melihat Agatha yang mencari-cari siswa lain selain mereka berdua.

"Kok ga bilang?"

"Lo tidur."

"Kan bisa bangunin!"

"Gak tega banguninnya."

ANJIM!

Agatha langsung pergi meninggalkan Alaska, segera setelah mendengar tawa Alaska yang lebih seperti sebuah ledekan. Tak ada waktu untuk terkejut karena Agatha terlampau malu sampai ke tulang sum-sum.

AGASKA Where stories live. Discover now