AGASKA | Chapter 51 - BADLIAR

1.6K 157 93
                                    

Ketika aku mengangguk, segala kemungkinan terbuang.
Ketika aku mengeleng, segala kemungkinan timbul.
Sebenarnya, dia ada atau tidak?
- Alaska

---

Alland Putra Sanjaya : Malam ini Nenek pergi, mau tidur di 'rumah' aja?

Pesan itu membuat Agatha tersenyum lebar dan langsung memesan jasa ojek online pukul 9 malam. Teringat akan Alland yang kemungkinam belum makan malam ditambah rumah mereka yang pastinya tidak terdapat stock makanan, akhirnya Agatha meminta diturunkan disebuah minimarket dekat perumahan.

"Makan apa ya?" gumam Agatha.

Saat matanya melihat sebuah makanan instan berbungkus putih.

"Mie instan sang pemenang," kekeh Agatha sambil mengambil empat bungkus mie goreng.

Setelah membayar belanjaannya, Agatha keluar dari supermarket dan berjalan masuk kedalam perumahan. Mungkin butuh 15 menit berjalan, dan Agatha tidak masalah karena perasaannya sedang bahagia.

Tiba-tiba, Agatha teringat ucapan Ridwan tempo hari, sehingga ia langsung merongoh ponselnya disaku hoodie.

Beberapa kali berdering, akhirnya panggilan Agatha dijawab.

"Dimana kalian?"

"Aku dijalan raya dan Abang ... Nenek lebih tau dimana dia," jawab Agatha sambil tersenyum setiap bertemu dengan pejalan kaki lainnya.

"Rossa ke sekolah, apa Alaska membuat masalah?"

Agatha menghentikan langkahnya.

"Nenek, memata-matai Tante Rossa?" tanya Agatha menahan emosi.

"Ini supaya kita tau Rossa tidak menyusun rencana untuk membalas kamu dan Alland."

"Jangan sentuh Tante Rossa."

"Ya sudah, lupakan ucapan saya. Sekarang kamu dan Alland kembali, didekat rumah orang tua kalian, ada rumah milik Ridwan."

"Terus?"

"Apa kamu gak curiga sama Ridwan?"

"Maaf, tapi aku lebih curiga sama Nenek."

Agatha mengambil kaleng soda dikakinya dan mengembalikan kaleng itu pada sang pemilik, ia berterima kasih.

"Saya menolong kalian."

Agatha terkekeh.

"Aku penasaran apa hubungan Nenek dan Om Ridwan. Polisi gagal dan Nenek berhasil bongkar kedok Om Ridwan, apa cuma aku yang merasa aneh?"

"Itu karena Ridwan menyuap mereka."

"Kalau mereka disuap, gimana caranya Nenek tau pelakunya Om Ridwan?" pancing Agatha.

"Kamu berusaha mancing saya?"

"Nenek bisa buat kesimpulan sendiri, tapi menurutku, harusnya polisi juga ditangkap kalau mereka menerima suap. Dan kalau Nenek bilang, 'saya berhasil karena polisi berpihak pada saya' kira-kira apa yang polisi itu dapat dari Nenek?" tanya Agatha.

"Agatha, jaga mulut kamu, kamu ada ditempat keramaian."

Agatha melihat kesekelilingnya.

"Antara polisi yang memang dari awal memihak Nenek atau Nenek kasih sesuatu ke mereka yang gak bisa Om Ridwan kasih. Sayangnya publik gak mikir ke sana, 'kenapa setelah nyaris satu tahun, polisi baru bersuara? Kenapa pemakamannya tertutup?' Nenek berhasil," kata Agatha.

AGASKA Where stories live. Discover now