AGASKA | Chapter 32 - Leave or Comeback

2.7K 205 128
                                    

Silakan yang mau di bikin status instagram, tag ig Vie ( @hilxa_wp21) screenshot+cut aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silakan yang mau di bikin status instagram, tag ig Vie ( @hilxa_wp21) screenshot+cut aja. Ntar Vie reply❣️

Back in Time-Ost - Cover Violin by Kezia Amelia

Sudah siap tempur?

Selamat nangis dan senyum sendiri gais...
🙄😊🌚
---

Agatha duduk di sebuah kursi, cahaya matahari siang menjelang sore itu memang paling panas, apalagi dengan rambut yang di gerai. Namun, bagi perempuan cantik seperti Agatha, teriknya matahari malah membuatnya terlihat lebih bersinar dengan senyum manis yang terukir di bibir.

Beberapa anak muda yang melewatinya mencuri pandang sesekali pada perempuan manis yang sedang memakan es krim vanilla.

Tiba-tiba sebuah bando- dengan bentuk anjing laut berwarna putih menjadi hiasannya, terlempar dan jatuh ke pangkuan Agatha.

Agatha meraihnya dan mendongak.

"Ini punya kamu? Eh?"

"Buat lo."

Alaska mendudukkan dirinya di bangku sebelah Agatha. Agatha yang masih takjub terdiam sambil menatap bando itu.

"Beneran ini?"

"Mata lo berisik, minta-minta."

Sedari tadi, Agatha memang memberi kode berkali-kali pada Alaska. Namun, ia melihat Alaska terlalu tidak peduli. Bahkan seperti tidak mengerti apa kemauan Agatha.

Padahal dulunya, saat ia masih seorang Selina, Alaska selalu memberi apapun tanpa di minta, apapun yang Selina lirik selalu di beli Alaska. Nyaris di borong oleh laki-laki itu.

"Kirain gak peka," gumam Agatha.

"Kedengeran," celetuk Alaska.

Agatha meringis, merasa terciduk.

"Makasih buat bandonya, mau ini?" Agatha menyodorkan es krimnya.

Alaska mengeleng, gila saja, mana mungkin Alaska yang sadar ingin memakan es krik yang sama dengan Agatha. Tidak untuk kedua kalinya.

Agatha kembali memakan es krimnya, mata Alaska yang melihat rambut Agatha terkena es krim terus-terusan merasa risih, hingga tanpa sadar tangannya bergerak mendekati wajah Agatha dan jarinya menyingkirkan rambut-rambut penganggu sekaligus pembawa berkah itu.

AGASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang