Chapter 2

2.5K 331 12
                                    


"Halo, tante. Apa tante di rumah?" Chanyeol berbicara dengan ponsel yang menempel pada telinga lebarnya dengan perlahan. Sesekali melirik ke arah jendela kayu yang berada di lantai atas rumah di depannya.

"Saya di depan, tante."

"..."

"Hehe, engga apa-apa. Maaf merepotkan." Dengan senyum tipis ia mematikan panggilan tersebut.

Beberapa menit kemudian, pintu masuk rumah tersebut terbuka, memperlihatkan wanita paruh baya dengan kaos dan celana pendek berwarna biru. Baju rumahan.

"Kenapa engga bilang dulu mau datang?" kata wanita tersebut saat membukakan pintu gerbang untuk Chanyeol.

"Iseng aja, tante. Kebetulan lewat." balas Chanyeol, menganggukan kepalanya sopan saat pintu warna coklat keemasan itu dibuka lebih lebar untuk mempersilahkan lelaki itu masuk.

"Iseng atau apa? Itu untuk Baekhyun, kan?" Ledek Ibu Baekhyun dengan jari telunjuknya yang menunjung kantong singkong ramah lingkungan yang Chanyeol jinjing di tangan kanannya.

Chanyeol hanya tersenyum.

"Baekhyun kelihatan lelah tadi. Jadi... stroberi."

"Makasih sudah memperhatikan Baekhyun. Kemari, biar tante cuci. Nanti tante antarkan ya. Baekhyun ada di kamar, langsung aja ke sana." Setelah menepuk lengan kekar Chanyeol, wanita itu pergi ke dapur dengan kantung stroberi di tangannya.

Dengan langkah besar, pria jangkung itu menaiki tangga untuk meraih kamar sahabatnya.

Tok tok

Setelah beberapa detik, pintu tersebut belum terbuka juga.

Tok tok tok

"Sebentar!" Suara lembut itu sampai di telinga Chanyeol.

Akhirnya, pintu tersebut terbuka dan terpampanglah sosok Baekhyun yang Chanyeol ingin temui. Wajahnya terlihat terkejut sebelum tersenyum tipis, baru ingat bahwa Chanyeol sering datang ke rumahnya tiba-tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

"Apa lagi kali ini?"

"Lo cemberut pas di sekolah." Chanyeol mengomel sebelum menyelonong masuk ke dalam kamar Baekhyun yang bernuansa krem itu dan membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Baekhyun.

"Gue engga ngapa-ngapain aja lo tetep dateng, Chanyeol."

"100." Katanya dingin. Tangannya meraih salah satu buku novel yang tergeletak di nakas.

"Yang cemberut itu gue atau lo?"

"Lo." Singkat. Padat. Jelas. "Gue begini tiap hari."

"Siapa bilang? Lo itu engga jelas. Kadang diam, kadang ceria, kadang datar." Tangan Baekhyun melepaskan kabel-kabel yang sudah ia rapihkan dan berjalan mendekati Chanyeol.

"Jaket."

Satu kata dan Chanyeol mengerti. Ia segera melepaskan jaket hitam yang ia pakai agar Baekhyun bisa mengantungnya di hook yang melekat di pintu kamar. Baekhyun yang pendek, sebenarnya tidak terlalu pendek tapi karena dibandingkan dengan raksasa seperti Chanyeol, perlu berjinjit untuk menggantungkan jaket itu.

"Pendek banget sih." Baekhyun hanya tertawa mendengarnya. Daripada kesal meladeni, Baekhyun tertawa saja. Terima nasib.

Cklek

"Stroberi datang." Suara Ibu Baekhyun menyapa pendengaran mereka.

Mendengar nama buah bintik-bintik berwarna merah itu, air muka Baekhyun langsung ceria dengan tatapan yang berbinar-binar.

"Stroberi? Mama kapan belinya?" Baekhyun menerima mangkuk tersebut dengan senang.

"Bukan mama yang beli. Bilang makasih sama Chanyeol. Dengan baik hati sudah bawain buah kesukaan kamu."

"Hehe. Siap. Terima kasih, ma." Nyonya Byun mengangguk sebelum keluar dari kamar anak bungsunya.

Baekhyun memiliki kakak yang sudah bekerja di luar kota. Byun Baekho namanya.

"Makasih, Chanyeol." Gumam Baekhyun dengan senyuman lebar saat jemari lentiknya meraih salah satu buah stroberi dari mangkok di pelukannya.

"Lo ini." Chanyeol hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah kekanak-kanakan Baekhyun dan mengalihkan pandangannya lagi ke buku novel yang sebenarnya tidak terlalu seru itu.

///

Ting

Chanyeol meraih ponsel genggamnya yang tergeletak di atas meja belajar. Sudah beberapa jam setelah ia pulang dari rumah Baekhyun, dan mungkin saja notifikasi yang baru ia dapat itu dari si mungil. Bisa saja ada barang yang tertinggal.

xxxseonabi_ replied to your story.

Hahaha oppa ada di rumah Baekhyun sunbae?

Astaga. Lagi-lagi hanya murid sekolahnya, sepertinya adik kelas, yang sok kenal sok dekat dengan dirinya. Sebenarnya ini siapa? Bentuk sosoknya saja Chanyeol tidak tahu.

Gunanya apa melakukan ini?

Saat ia berada di rumah Baekhyun, sahabatnya itu memang memainkan ponsel miliknya sesuka hati. Sepertinya ia membuka aplikasi Instagram dan akhirnya mengunggah story yang hanya berisi boomerang dirinya bersama Chanyeol yang terlihat tidak peduli di kasur.

Baekhyun, Baekhyun. Ada-ada saja.

Dengan malas, Chanyeol mengetuk tanda panah di pojok atas kiri layar dan melihat-lihat isi direct messagenya. Benar saja, banyak sekali pesan dari orang-orang yang tidak ia kenal.

Perempuan-perempuan ingin modus.

Lelaki-lelaki sangat jelas terlihat ingin panjat so-

Eh, sebentar.

Apa ini?

bang__08

wow he's cute. got his number?

kinda hot too, got a nice ass down there?

Chanyeol mengerutkan dahinya. Tentu saja dia punya nomor ponsel Baekhyun. Ia sahabatnya.

Dan apa maksud pertanyaan-pertanyaan yang vulgar itu? Pakai acara menyinggung pantat Baekhyun segala. Lelaki jaman sekarang, kenapa banyak yang hobi melakukan pelecehan seksual melalui internet?

Dengan perasaan kesal, Chanyeol tanpa ragu mengklik tombol 'Block'.

Chanyeol memang anak yang lumayan terkenal di sekolahnya. Agak rumit untuk menjelaskannya, tapi yang jelas ia populer.

Ia bisa bermain basket. Tapi bukan bagian dari tim basket. Namun, terkadang kontribusinya sering diminta saat ada pertandingan dan semacamnya.

Dibilang anak pintar pun, tidak yang benar-benar wah.

Bukan bagian OSIS.

Sering mengambil bagian dalam pertunjukan akhir tahun atau hanya sekali-kali menjadi bagian dari kepanitiaan. Mungkin ini juga menjadi alasan kenapa banyak guru-guru dan murid mengetahui namanya.

Dan tentunya, wajah tampannya yang tak bisa dilewati.

Kebanyakan murid yang ingin mendekati Chanyeol, terutama untuk memulai sebuah hubungan, mereka menggunakan fitur direct message di Instagram. Mungkin karena aksesnya yang mudah dan terlihat lebih 'halus' dibandingkan mendatangi Chanyeol secara langsung. Yang berani menembak, ditolak tentunya, masih bisa dihitung dengan jari.

Walaupun Chanyeol tidak terlihat seperti orang yang menganggap sebuah hubungan itu serius, dia benar-benar menganggap sebuah hubungan seperti itu. Serius. Tidak boleh main-main.

Chanyeol berpikir jika memang ia belum menemukan orang yang bisa menjadi tambatan hatinya, maka mungkin sekarang belum waktunya untuk merajut sebuah kasih. Ia benar-benar percaya bahwa cinta itu hal yang sakral, hal yang seharusnya terjadi secara alamiah tanpa embel-embel rasa keterpaksaan.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now