Chapter 7

1.2K 195 13
                                    

"Aku pulang!" Baekhyun mengeraskan suaranya saat kedua kakinya menapak di lantai rumah.

Ia melangkah lebih jauh untuk mencari ibunya. Mungkin ibunya berada di tempat kesayangannya di rumah ini. Dapur.

"Loh, papa?" Baekhyun sontak menghentikan langkah ketika pandangannya menemukan pria paruh baya yang duduk di ruang tengah dengan koran di hadapannya.

"Udah pulang?"

"Hai, sayang." Pria itu beranjak dari posisi duduknya, menghampiri si bungsu.

Tuan Byun memang lebih memanjakan Baekhyun dibandingkan kakaknya. Terlihat jelas dari panggilan kesayangan yang ia lemparkan pada anak manisnya ini. Baekhyun dan kakaknya memang terpaut usia tujuh tahun. Tidak heran jika orangtuanya akan senantiasa menganggap Baekhyun sebagai si kecil kesayangan mereka.

Baekhyun tersenyum ketika ayahnya mengacak rambutnya dan mencium dahinya lembut.

Ayahnya memang sudah hampir satu bulan tidak pulang ke rumah karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskannya untuk pergi. Kontribusinya dibutuhkan oleh cabang perusahaan bagian barat. 

"Kenapa engga bilang kalau pulang? Padahal, aku bisa jemput papa di bandara." 

"Memang mau jemput papa sama siapa?" Tanya Tuan Byun balik sembari melingkarkan lengannya pada pundak Baekhyun, mengajak anaknya itu untuk menghampiri ibu di dapur. 

"Sama mama."

"Siapa yang nyetir?" Ia tertawa rendah. "Paling sama Chanyeol, kan?" 

"Enak aja. Kan aku bisa nyetir." 

Lagi-lagi, perkataan Baekhyun mengundang gelak tawa dari Tuan Byun. Tidak salah sih, Baekhyun memang bisa menyetir. Tapi si mungil benar-benar tidak suka dengan kegiatan itu. 

"Jangan maksain diri." 

Baekhyun merengut.

"Mama." Baekhyun menyerukan panggilannya untuk Nyonya Byun saat melihat punggung milik ibunya yang menghadapnya. Ia melepaskan diri dari rangkulan ayahnya dan bergerak maju untuk melihat apa yang wanita itu lakukan. 

"Lagi apa?" 

"Baekhyun." Sautnya. "Kapan sampai?" 

"Beberapa menit yang lalu." 

"Ini. Ada makanan dari mamanya Chanyeol. Jangan lupa bilang terima kasih ya?" Perintahnya ia sampaikan dengan menggunakan pertanyaan. 

"Bisa kasih mama mangkok itu?"  pintanya sembari menunjuk ke arah kanan dengan dagu.

Tanpa mengatakan apapun, Baekhyun meraih mangkok berwarna biru tua dan menyerahkannya pada Nyonya Byun.

"Aku mampir ke rumah Chanyeol nanti. Bantu tante Park masak." Baekhyun membuka suara setelah beberapa menit keheningan. "Chanyeol itu bener-bener. Terlalu sibuk sendiri di kamar." 

"Ya udah, mama titip salam. Ayo makan dulu sekarang."

///

Dengan kantung singkong daur ulang yang ada di genggamannya, Baekhyun memencet bel yang berada di samping gerbang kayu rumah Chanyeol. 

Sekitar setengah jam lalu, Baekhyun memutuskan untuk pergi lebih awal agar tidak terburu-buru saat membantu ibu Chanyeol memasak makan malam. Untungnya, ayahnya bersedia untuk mengantar Baekhyun. Jujur saja, Baekhyun sedang tidak mood untuk menyetir.

Sebenarnya tidak pernah mood sih. 

"Chanyeol-ah." Senyum Baekhyun mengembang ketika sosok Chanyeol muncul dari balik pintu utama rumah megah itu dan membukakan pintu untuknya.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now