Chapter 60

1.1K 156 42
                                    

Baekhyun membuka matanya perlahan, masih dengan kantuk yang terus saja berusaha untuk mendorongnya kembali untuk terlelap, tetapi ini sudah pagi. Matahari pun sudah dengan percaya diri memancarkan sinarnya. Mengerjapkan matanya beberapa kali, Baekhyun menatap ke sekeliling ruangan dan tentunya, berakhir dengan ia yang menatap Chanyeol yang masih tertidur. 

Ia tersenyum untuk pertama kalinya di hari baru ini.

Setelah Baekhyun bangkit duduk, tangannya meraih sebuah gelas berisi air yang ia selalu sediakan di kamar, menegaknya kemudian untuk menghilangkan dahaga. 

Walaupun kantuknya sudah mulai menghilang, Baekhyun rupanya masih enggan untuk berdiri dan melakukan aktivitasnya. Ia malah kembali membaringkan tubuhnya di tempatnya semula dalam posisi miring menghadap Chanyeol. 

Bibirnya tak berhenti tersenyum ketika maniknya memperhatikan tatanan rambut Chanyeol yang kacau. 

"Gemasnya~" bisiknya pelan dan tangannya sudah meraih pipi Chanyeol untuk ia belai. Tanpa khawatir akan Chanyeol yang terbangun dan juga tanpa mengetahui bahwa itu diam-diam semakin membuat Chanyeol jatuh terlelap, betah mengarungi alam mimpi karena kelembutan Baekhyun.

Baekhyun enggan berbicara banyak, takut-takut mengganggu Chanyeol yang terlihat sedang dalam kenyamanan tingkat tinggi. 

Hanya bisa berbicara dengan dirinya sendiri dalam hati, berada dalam percakapan yang cukup rumit karena bimbang antara melepaskan atau berjuang. Ia tidak ingin berada dalam posisi dimana pihaknya ataupun pihak Chanyeol harus dirugikan. Dan jika Baekhyun memang sudah harusnya melepaskan, ia akan melakukannya. Bukan menyerah, jika yang terbaik sudah seharusnya seperti itu, Baekhyun pun tidak ada hak untuk menolak dan bersikukuh pada keputusannya. Seklise-klisenya itu. 

Pada awalnya, Baekhyun benar-benar berpikir semuanya akan baik-baik saja. Maka dari itu, ia memutuskan untuk kembali ke rumah ini dan kembali menjalin hubungan berdasarkan nafsu ini dengan Chanyeol.

Namun, nyatanya, Baekhyun tidak sekuat itu. Tidak sekebal itu pada sakit hati. 

Setiap Chanyeol menelusuri setiap permukaan tubuhnya, Baekhyun berharap itu berdasarkan perasaan Chanyeol yang lebih. Bukan sekedar memenuhi kebutuhan biologis dan kembali pada urusan masing-masing setelah hasratnya tuntas. Baekhyun juga terkadang memiliki keinginan yang mungkin sedikit picisan, seperti tidur dalam pelukan Chanyeol contohnya.

Sederhana, tapi memang sesulit itu untuk digapai.

Baekhyun menghela nafas lelah. Gerakan ibu jarinya yang sempat berhenti kembali dimulai lagi pada pipi yang lebih tinggi, sekali-kali berubah posisi pada rahang tegas itu.

"Engga ada niat lihat gue ya, Yeol?"

Baekhyun menarik tangannya dan terkekeh pahit, begitu pelan, bahkan hampir tidak terdengar sama sekali. Sebelum bangun sepenuhnya dari tempat tidur, Baekhyun menyempatkan diri untuk mengecup lembut dahi Chanyeol yang masih tertutup beberapa helai rambut.

"Selamat pagi, sayang." bisiknya.

///

Chanyeol melangkah keluar dari kamar dan langsung mendekati dapur, bertepatan dengan Baekhyun yang sedang menata menu sarapan yang ia siapkan untuk hari ini. Tidak seberapa mewah dan rumit, hanya dua mangkuk berisikan sup telur yang cukup untuk memulai hari.

Tanpa mengatakan apapun dan masih dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, Chanyeol duduk di hadapan Baekhyun. Rambutnya sudah terlihat basah, menandakan yang lebih tinggi sudah sempat membersihkan diri sebelum keluar dari kamar.

Baekhyun tersenyum tipis.

Ia mendekatkan sebuah sendok ke arah Chanyeol, menyuruhnya untuk segera menyantap bagiannya.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now