Chapter 26

1K 160 15
                                    

Baekhyun melepaskan apron yang ia pakai. Sebentar lagi shiftnya akan selesai dan kafe pun akan tutup.

Sudah berjalan beberapa minggu sejak pertama kali Baekhyun bekerja di kafe ini dan ia sangat merasa nyaman.

Dari segi tempat dan suasana yang mendukung untuk Baekhyun, serta si kakek pemilik toko yang selalu bersikap ramah dan baik kepada Baekhyun.

"Kakek hari ini pulang langsung?" Baekhyun bertanya sambil menuang bubuk teh hijau dari plastik ke toples yang sudah kosong. Ia lupa untuk melupakannya tadi, mendorong dirinya untuk melakukannya sekarang.

"Nanti. Kakek tidak buru-buru hari ini. Kenapa, nak?"

"Hehe, gapapa. Nanya aja." Baekhyun tertawa malu-malu.

"Kek, gapapa. Nanti saya aja yang bersihkan." Dengan panik ia mencoba untuk menghampiri si kakek yang sedang membersihkan salah satu meja pelanggan. Namun sebelum ia mencapai tujuannya, ia sudah dihentikan oleh kibasan tangan kakek yang menyuruhnya kembali ke tempat asal.

"Sudah-sudah. Kakek senang bisa bantu."

Baekhyun hanya bisa tersenyum. Ia kadang terharu dengan sikap si kakek, begitu hangat. Selalu mengingatkannya akan kakek kandungnya. Setelah memastikan si kakek kembali fokus pada kegiatannya dan tidak mengajaknya bicara kembali, tangannya bergerak untuk menutup toples dengan rapat.

"Nak." Baekhyun mendongak ketika dipanggil.

"Kakek punya cucu yang dilahirkan sama anak kesayangan kakek sendiri." Tatapannya seketika berubah semenjak mengingat-ngingat anak dan cucunya. Baekhyun, tiba-tiba menemukan dirinya langsung menyimak cerita kakek dengan mudah. Walaupun ia bingung kenapa cerita ini tiba-tiba dibawa.

"Umurnya baru 18 tahun. Rasanya masih seperti kemarin anak itu lahir, sekarang sudah bisa nyetir sendiri." Ia terkekeh.

"Rasanya khawatir, pedih, melihat anak sendiri berusaha melahirkan dengan sekuat tenaga. Kesakitan. Tapi, bahagianya itu mengalahkan yang lain." Baekhyun menatapnya serius ketika kakek itu menatap wajahnya sebelum melanjutkan cerita.

"Sekarang anaknya betul-betul berambisi untuk menjaganya. Timbal balik ya?" Kakek tertawa, mengalihkan pandangannya pada lap yang masih terus bergerak.

"Anak kakek laki-laki."

Baekhyun ternganga, sebelum kembali mengontrol ekspresinya kembali.

"Carrier."

"Apa nak Baekhyun juga seperti anak kakek?" Ia bertanya kemudian.

"Atau belum tahu?"

Baekhyun hanya bisa diam, entah kenapa merasa berat untuk mengungkapkan yang sesungguhnya kepada kakek. Sedangkan ia tahu, lelaki di hadapannya ini lebih dari mengerti apa yang ia rasakan. Buah hatinya sama seperti Baekhyun.

Perlahan, Baekhyun mengangguk.

Dengan ragu-ragu, ia mendongak sedikit dan melihat tatapan kakek yang melembut, bahkan menyunggingkan senyumannya.

"Kamu akan temukan keindahannya nanti, nak. Tunggu saja." Katanya sebelum kembali bergerak untuk membersihkan meja yang lainnya.

Tring

Bel yang biasanya menandakan pengunjung datang itu berbunyi lagi, bahkan ketika papan di depan pintu sudah diputar. Menampilkan kata 'Tutup' dengan jelas. Itu Chanyeol. Datang untuk menjemput Baekhyun agar bisa pulang bersama seperti apa yang sudah ia janjikan tadi pagi.

"Permisi." Suara berat Chanyeol menggema. Ia membungkuk dalam ketika kakek menatapnya dan tersenyum singkat.

"Chanyeol." Baekhyun berlari kecil untuk menghampiri sahabat tingginya.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now