- Epilogue -

1.5K 149 30
                                    

Waktu memang nampaknya tak pernah bosan untuk berlari. Berkali-kali membingungkan manusia karena cepatnya ia berjalan, tidak pernah terasa, dan sering kali dikutuk karena berlalu terlalu cepat ketika baru merasakan nyaman. 

Tapi itu bukan kasusnya bagi Chanyeol. 

Semua yang ia lalui selama bulan-bulan ini semenjak resmi menjalin hubungan dengan Baekhyun, selalu menjadi bagian dalam bisik syukurnya setiap matanya terpejam, menyampaikan doanya. 

Berterima kasih karena dirinya, dalam kejadian langka, mengambil keputusan yang benar untuk mengalahkan egonya saat itu. 

Chanyeol bahkan benci untuk sekedar membayangkan ketidakhadiran Baekhyun dalam hidupnya. Apalagi setelah merasakan nyaman yang selalu saja diciptakan oleh si mungil.

Ia sudah menunggu saat ini. Saat dimana dirinya bisa mengungkapkan perasaannya setelah beberapa bulan meyakinkan apa yang ia rasa. Maka dari itu, Chanyeol ingin memberi sesuatu hal yang abadi untung melambangkan janjinya pada Baekhyun.

Sebuah kotak beludru sudah berada dalam genggamannya. Berisi cincin emas putih dengan sebuah berlian di tengah. Terlihat begitu sederhana, tapi elegan. Sangat mengingatkan Chanyeol akan Baekhyun.

Ini hanya sekedar cincin perjanjian. Bukan pertunangan atau apapun itu.

Hari ini adalah hari kelulusan. Hari yang cukup tepat untuk menambah setidaknya beberapa persen kebahagiaan untuk Baekhyun menurut Chanyeol.

Selagi Baekhyun sedang menghabiskan waktunya dengan teman-teman satu jurusannya, Chanyeol menyempatkan diri untuk membeli cincin ini sebelum menjemput Baekhyun. Ia masih belum yakin dengan kapan ia akan memberikannya pada kekasihnya itu. Tapi, Chanyeol akan mengikuti alurnya saja. Jika waktunya memang sudah tepat, maka akan terjadi.

Membayangkan reaksi Baekhyun ketika Chanyeol memberinya hadiah kecil ini, membuat Chanyeol begitu berbunga-bunga.

Apa Baekhyun akan senang? Terharu?

Namun, Chanyeol juga tidak bisa berbohong dan harus mengakui bahwa ada sedikit bagian dirinya yang begitu khawatir kalau-kalau Baekhyun tidak sebahagia apa yang ia bayangkan.

Senyumnya mengembang tipis, tangannya memasukan kotak beludru tadi ke dalam saku di dalam jaketnya ketika sudah melihat logo restoran dimana Baekhyun dan teman-temannya berada sekarang.

Si manis itu masih saja menempel pada Jaemin.

Katanya tidak ada yang bisa mengimbangi sifatnya selain Jaemin di jurusannya atau di kelasnya. Tetapi, tentu saja, dengan Baekhyun yang memang mempesona (setidaknya menurut Chanyeol), secara otomatis orang-orang pun akan tertarik ke arahnya dan tidak mungkin semuanya bisa begitu cocok dengan Baekhyun.

Ucapan selamat datang menyapa telinganya dan ia jawab seadanya sebelum bergegas ke lantai dua.

Sedikit canggung memang untuk Chanyeol. Karena pembawaannya yang tidak seberapa gemar bicara membuatnya tak seberapa mengenal baik teman-teman Baekhyun kecuali Jaemin. Itu pun hanya sekali-kali ketika mendapat kesempatan yang biasanya tidak jauh-jauh hubungannya dari Baekhyun.

Perlahan, mencoba untuk tidak menarik perhatian, Chanyeol berjalan ke tempat duduk Baekhyun.

"Eh, ada Chanyeol."

Tentu saja, Jaemin yang melihat figur familiar di hadapannya langsung menyerukan itu. Membuat kebanyakan orang menengok ke arah yang sama dan itu membuat Chanyeol sedikit mengutuk Jaemin dalam hati. Ya sebenarnya, tidak ada masalah sih. Lagi pula memang selalu seperti ini kemana pun ia pergi.

"Hey." senyum Baekhyun mengembang ketika melihat kekasihnya.

Chanyeol tak mengatakan apapun, hanya membalas dengan sebuah senyuman tipis dan membelai pelan rambut Baekhyun.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now