Chapter 6

1.5K 194 8
                                    

Pastinya di setiap sekolah akan ada berbagai macam kelompok pertemanan. Yang terkadang sangat-sangat mengintimidasi dan seolah-olah memberikan peringatan secara tidak langsung bahwa mereka tidak menerima orang luar.

Dan mereka ada di sekolah ini.

Aloskan.

Keren bukan? Dari namanya saja, sudah bisa dinilai bahwa mereka adalah tipikal-tipikal kelompok yang terdiri dari murid-murid terkenal.

Mereka adalah orang-orang yang termasuk sering terjerat masalah di sekolah dan dijatuhi hukuman oleh para guru-guru yang berkuasa itu.

Ya, biasa. Untuk anak seumuran mereka yang mungkin menjadikan pencarian jati diri sebagai alasan untuk minum-minum dan entah didasari alasan apa membawa barang-barang terlarang ke area belajar-mengajar. Salah satu alasan yang memungkinkan adalah sensasi dan getaran jiwa yang mereka rasakan setiap kali menghisap benda-benda itu di tempat tersembunyi sekolaj

Personel Aloskan sendiri sebenarnya ada banyak dan sepertinya pun tak ada tatanan pasti. Beberapa di antaranya adalah Minho, Taemin, Doyoung, Jungwoo, dan Mingyu.

Karakter mereka semua benar-benar berbeda. Hebatnya, pertemanan bisa memadukan dibandingkan meruntuhkan.

Baekhyun, Chanyeol, dan Sehun adalah orang-orang yang pernah mencoba namun berakhir memutuskan bahwa mereka tidak mampu untuk mendekatkan diri dengan Aloskan.

Prinsip dan bagaimana mereka memandang dunia terlalu berbeda.

Pernah sekali, beberapa anggota Aloskan mengunggah rekaman yang menampilkan pengukur kecepatan mobil dan terlihat dengan sangat jelas. Walaupun saat itu berada dalam sebuah daerah perumahan yang sepi, bukankah masih bahaya?

Tolong dicatat, dalam mobil itu, belum ada satupun yang memiliki surat izin mengemudi.

Baekhyun, dengan jantung yang masih berdebar keras karena khawatir dengan keadaan mereka dan bayangan atas apa yang bisa terjadi, dengan menggebu-gebu menasehati mereka. Ia mengatakan kepada mereka secara langsung untuk tidak melakukan itu dan untuk berpikir lebih jauh sebelum melakukan sesuatu. Ada banyak nyawa dalam mobil itu dan rentetan kemungkinan buruk yang bisa terjadi juga bisa saja berbondong-bondong mendatangi.

Apa Baekhyun salah?

Mungkin. Karena setelahnya, beberapa anggota Aloskan mengadu pada anggota yang lain dan berpikir bahwa Baekhyun adalah anak kolot yang tidak tahu cara bersenang-senang.

Sehun, seperti yang sudah diceritakan, itu agamis. Lebih dari pada itu, ia hanya tidak bisa tahan dengan mereka yang melakukan segala hal dengan ringannya tanpa memikirkan kerugian yang didapat. Sama seperti Baekhyun, ia pernah mencoba untuk menasehati para Aloskan, tapi sayangnya juga tidak berujung baik.

Untuk Chanyeol...

Sebenarnya tidak ada suatu kejadian spesifik yang melibatkan Chanyeol dengan Aloskan dan akhirnya membuat Chanyeol menarik diri dari mereka. Tapi, karena lelaki itu sudah kepalang sayang dengan Sehun dan Baekhyun, ia memilih setia.

Terkadang, masalah ini juga menjadi dilema tersendiri bagi Baekhyun.

Kenapa?

Karena Kyungsoo adalah bagian dari Aloskan.

Sulit. Baekhyun yang terkadang merasa bahwa ia tidak menyukai tingkah dan sikap Aloskan, harus mendengarkan cerita-cerita yang bisa semakin membuatnya tidak menyukai kelompok itu. Tapi, ia bersyukur karena dari Kyungsoo juga, ia bisa mengenal Aloskan lebih dalam dan belajar bahwa anak-anak itu juga mempunyai sisi terang.

Maka dari itu, harus diingat juga mereka sebenarnya adalah anak-anak baik yang tidak sesuai dengan apa yang terlihat di mata.

Kebanyakan anggota Aloskan adalah anggota OSIS. Sudah menjadi rahasia umum bahwa untuk menjadi bagian dari organisasi terbesar di sekolah itu adalah hal yang sulit. Bukan hanya akademik, tapi mereka yang mendaftarkan diri harus gemilang dalam aspek-aspek lain. Bahkan Baekhyun saja, yang notabenenya adalah salah satu anak terpintar di sekolah, tidak diterima.

Banyak pujian yang bertebaran tentang kinerja mereka dalam OSIS. Anggota-anggota OSIS lain juga mengatakan bahwa mereka seringkali mengandalkan Aloskan karena kinerja mereka yang tergolong ulet.

///

Baekhyun menyentuh gagang pintu toilet dan mendorongnya pelan. Ia memasuki ruangan bernuansa biru tersebut dan kemudian mendekati wastafel sebelum memutar kran air. Membiarkan aliran air membasahi tangannya.

Dengan gerakan lambat, ia membasuh wajah indahnya dan membiarkan rasa dingin membantu menyegarkan tubuhnya.

Sejujurnya, sedari tadi pagi, ia rasa ada yang tidak beres dengan perut miliknya itu. Namun, ia memutuskan untuk tetap pergi ke sekolah karena ada ujian yang harus ia lewati di pelajaran guru Kim.

Setelah ia merasa lebih baik dan siap untuk melanjutkan aktivitasnya yang tertunda, ia keluar dari toilet. Ia menggunakan waktunya sebaik-baiknya karena, toh, ini sudah waktunya pulang. Tidak ada yang mengharuskan Baekhyun untuk tergesa-gesa.

Kedua kaki jenjangnya bergerak secara bergantian sebelum ada suara yang mengalihkan perhatian Baekhyun.

"Baek." Itu Chanyeol. Wajahnya yang tenang digantikan oleh raut panik ketika melihat wajah Baekhyun yang terlihat sedikit pucat dan basah.

"Gue cuci muka tadi. Gak usah panik gitu."

Rupanya itu berhasil menenangkan yang lebih tua.

"Lo dari mana?"

"Ngambil hape. Tadi sempat disita oleh Miss Ma."

"Kok bisa?"

"Kelasnya bosenin." Jawaban Chanyeol mengundang tawa dari Baekhyun. Dengan kompak, mereka menggerakan kaki dan mulai berjalan menyusuri lorong tersebut.

"Dasar. Lo ini."

"Lo gapapa?" Chanyeol bertanya setelah keheningan selama beberapa detik.

"Cuma kram perut biasa."

Chanyeol memberhentikan langkahnya dan itu membuat Baekhyun melakukan hal yang sama.

"Bagian bawah perut lagi?" Baekhyun mengangguk. Chanyeol menghela nafas dan melemaskan otot lehernya.

"Lo harus periksa ke dokter. Rasa sakitnya selalu datang rutin, kan?"

"Gue baik, Chanyeol. Ini memang rutin, tapi sejauh ini gak pernah lebih dari itu dan nyakitin sampai gue engga bisa tahan. Jadi, gue pikir belum perlu untuk periksa ke dokter." Jelas Baekhyun.

"Yakin?" tanya Chanyeol.

Baekhyun mengangguk.

"Biasanya cuma empat hari abis itu hilang."

"Bener?"

"Bener." Baekhyun tertawa kecil. "Ayo. Mendingan anterin gue pulang." Ia menarik tangan kekar Chanyeol sembari tertawa meledek.

"Gak lo minta juga gue bakal anterin."

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now