Chapter 10

1.2K 182 2
                                    

Waktu berjalan begitu cepat dan masa SMA sudah mendekati penghujung cerita.

Segala jerih payah dan kerja keras yang sudah mereka lakukan demi mendapatkan hasil yang memuaskan akan di lihat hasil akhirnya pada hari ini.

Nilai ujian akan diberikan.

Sudah terhitung mendekati dua bulan sejak mereka menyelesaikan ujian tersebut sebagai syarat kelulusan. Meski memang terkesan membebani dan berat, mereka paham ini akan membantu mereka.

Tok tok tok

Semua kepala yang berada di kelas itu seketika berputar menghadap pintu yang setelah itu terbuka. Seorang wanita dengan kacamata dan tumpukan amplop di tangannya memasuki kelas mereka. Ia merupakan salah satu staf yang selalu mengurus perkara-perkara akademik para murid. Dengan tenang, ia menaruh semua amplop tersebut di atas salah satu meja yang ada di dekatnya.

Para murid di dalam ruangan itu sepertinya langsung memahami situasi dan paham bahwa isi amplop-amplop itu adalah hasil ujian mereka.

"Jung Jaehyun." Wanita itu memulai.

"Choi Minho."

"Kim Doyoung."

"Do Kyungsoo."

Dengan jantung berdebar, Baekhyun menunggu giliran namanya akan dipanggil. Setelah mendengar nama Kyungsoo, entah mengapa dirinya merasa takut dan khawatir dengan hasil yang ia peroleh. Gagasan seperti nilainya yang akan berada jauh di bawah Kyungsoo dan Jongdae mulai memenuhi kepalanya.

"Byun Baekhyun."

Ia bangkit dengan perlahan dan melangkah berat untuk mengambil amplop putih bertuliskan namanya itu.

Setelah tangannya menyentuh amplop itu, dengan cepat ia kembali ke tempat duduknya dan tanpa ragu memasukkan hasil ujiannya ke tas hitam yang ia miliki. Alasannya? Ia belum siap untuk mengetahui nilai yang tercantum.

"Baekhyun. Gimana hasilnya?" Sehun menepuk bahu Baekhyun.

Baekhyun hanya bisa mengedikan bahu.

"Loh, kenapa?"

"Gue belum buka." Baekhyun tersenyum malu-malu.

"Takut."

"Take your time. Tapi gue yakin lo pasti bagus sih. Lo kan Byun Baekhyun." Sehun tersenyum sumringah.

"Lo juga Oh Sehun. Pasti hasilnya isinya huruf A semua kan?"

"Iya lah." Sehun menyombongkan diri sembari tertawa-tawa bahagia dan mengipas-ngipaskan amplop tadi.

///

"Baekhyun." Baekhyun membungkukkan badan ketika menyadari siapa yang memanggilnya. Itu Mr. Watson.

"Ada yang bisa saya bantu, sir ?"

Mr. Watson hanya tersenyum cerah dan mengibaskan tangannya sebelum menepuk bahu milik Baekhyun. Baekhyun hanya mampu tersenyum sebagai respon walaupun ia agak bingung karena sikap Mr. Watson.

"Selamat ya. Terima kasih sudah membanggakan saya sebagai guru. Kerja keras memang tidak akan mengkhianati hasil."

Baekhyun terlihat terkejut dengan apa yang Mr. Watson katakan, lebih tepatnya, ia semakin bingung. Dan lucunya, ini juga membuat Mr. Watson membuat ekspresi kebingungan.

"Ada apa?"

"Ah, apa ini soal ujian besar?" Baekhyun bertanya balik.

"Tentu."

Baekhyun terkekeh setelahnya.

"Tadi... saya belum siap mental, sir. Jadi sampai sekarang, saya belum tau hasilnya."

Mr. Watson tertawa setelahnya. Sebelum ia pergi dari tempatnya, ia sempatkan untuk memberi semangat pada Baekhyun untuk membuka amplop hasil ujian tersebut. Ia mengatakan bahwa ia sudah mengetahui semua nilai yang Baekhyun peroleh dari ujian besar dan menurutnya tidak ada yang mengecewakan.

///

"Sebentar. Kasih gue waktu."

Chanyeol menghela nafas untuk entah ke berapa kalinya. Ia sudah memberikan banyak waktu pada makhluk imut di hadapannya ini, tapi untuk ke lima kalinya, Baekhyun masih bisa memintanya untuk memberinya waktu.

Ia berdiri secara mendadak dan mengambil botol minum yang ada di atas meja. Sebelum ia bisa beranjak dari posi-

"Ah, Chanyeol!" Baekhyun merengek dengan manja sambil berpegang pada pergelangan tangan Chanyeol.

"Jangan marah!"

"Siapa yang marah?" Tanya Chanyeol dengan datar. "Gue mau isi botol minum." Ia mengangkat tangan yang menggenggam botol minumnya.

"Ah... oke."

Lagi-lagi, Chanyeol menghela nafas sebelum melepaskan cengkraman Baekhyun dan melangkah menjauh untuk menghampiri dispenser. Chanyeol menunggu botol minumnya untuk dipenuhi dengan air dengan tidak sabar dan mengetuk-ngetuk kakinya. Setelah penuh, ia menutupnya dengan rapat.

"Chanyeol!"

Belum sempat ia menengok ke belakang untuk melihat apa yang sedang Baekhyun lakukan, tubuhnya sudah ditubruk oleh Baekhyun dan dipeluk erat.

"Hey. Kenapa?" Chanyeol tertawa rendah sebelum mengacak rambut Baekhyun.

"Bagus gak hasilnya?" Chanyeol kembali bertanya setelah tidak mendapatkan jawaban dari Baekhyun. Ia melihat amplop putih yang sudah terbuka di genggaman Baekhyun. Ia yakin sahabatnya itu mendapatkan nilai yang tinggi.

Baekhyun mengangguk.

Chanyeol terkekeh dan membalas pelukan Baekhyun dengan melingkarkan kedua lengannya pada tubuh Baekhyun yang lebih pendek.

Akhirnya...

Selesai.

Baekhyun kurang lebih merasa lega karena ia merasa tidak akan ada alasan yang tersisa untuk merasa buruk tentang dirinya lagi. Ia tidak akan merasakan perasaan yang mendorongnya untuk merasa kompetitif dan berujung bersaing dengan sahabat-sahabatnya, tanpa ia sadari, yang ia sangat sayangi.

Toh, ia tahu bahwa hubungan persahabatannya dengan Crescent tidak akan berubah. Semoga. Walaupun setelah ini mereka akan terpisah jarak karena universitas yang berbeda.

Sulit dipahami, tapi kelulusan adalah dimana akhir menjadi awal dari segalanya.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now