Chapter 41

1.1K 150 33
                                    

Hari ini buruk.

Hanya itu kesan Chanyeol untuk hari ini. Begitu banyak hal yang seperti gemar memancing emosinya, membuatnya ingin meluapkannya pada apa saja yang bisa membuatnya lupa.

Mungkin memang dari awal, Chanyeol sedang tidak memiliki suasana hati yang baik. Ditambah dengan hal-hal yang terjadi hari ini, jadilah sudah.

Chanyeol menengok ke belakang dan disambut dengan pemandangan Baekhyun yang sedang meregangkan otot-otot tubuhnya, sepertinya baru selesai mengerjakan tugas karena komputer jinjingnya baru saja ia tutup.

"Baek," panggilnya sembari melangkah mendekat ke ranjang, dimana Baekhyun sedang berada sekarang.

Begitu ia sampai, tangannya langsung meraih ke arah komputer jinjing yang tadi sempat digunakan oleh Baekhyun dan menyingkirkannya, meletakkannya di atas nakas dengan hati-hati.

"Kenapa?" tanya Baekhyun, memberikan senyuman lelah pada Chanyeol.

Chanyeol menggeleng dan mendudukkan diri di hadapan Baekhyun sebelum mendekat, meraih bibir Baekhyun dengan bibirnya sendiri dan melumatnya perlahan sebelum mengubah temponya menjadi lebih terburu-buru. Ia menyelipkan tangannya ke bawah piyama biru tua Baekhyun dan menulusuri permukaan kulit mulus itu hingga ia meraih dada Baekhyun.

Baekhyun bisa merasakan tubuhnya didorong pelan, membuatnya terbaring di bawah Chanyeol tanpa ada pilihan lain.

Ia menarik diri dari tautan bibir mereka sebelum berbisik pelan.

"Maaf, Yeol. Gue cape hari ini."

Baekhyun dalam hati meringis tidak enak karena harus menolak Chanyeol. Tetapi, sungguh, tubuhnya terasa ingin remuk. Jadwal kelasnya di kampus tadi benar-benar padat, belum lagi pekerjaannya di Ataraxy, dan tugas-tugas yang menumpuk. Baekhyun melihat ekspresi Chanyeol yang hanya menatapnya. Bertanya-tanya apa yang akan terjadi setelah ini.

Tanpa mengatakan apapun, Chanyeol kembali mendekatkan wajahnya pada Baekhyun, kembali meraup bibir tipis milik Baekhyun dan melumatnya. Tangannya sudah berpindah posisi dan menyelipkannya ke dalam celana Baekhyun, langsung membuat kontak dengan pipi pantat yang di bawahnya ini tanpa terhalangi apapun.

"Chan..." panggil Baekhyun, menegur Chanyeol agar ia mengingat apa yang baru saja Baekhyun katakan.

"Sekali." utar Chanyeol singkat dan menatap Baekhyun setelahnya.

"Sekali aja. Gue butuh pelampiasan."

Baekhyun melembut. Tatapan Chanyeol membuatnya mengerti bahwa lelaki itu tidak dalam suasana hati yang baik, membuatnya ingin melakukan sesuatu untuk membuat perhatiannya teralihkan. Kedua mata Chanyeol terlihat tidak fokus, mungkin pikirannya sedang dipenuhi oleh berbagai macam hal yang Baekhyun pun tidak tahu apa.

"Lagian, lo gak akan ga pake daleman kalo lo emang gamau."

Baekhyun terperanjat dengan apa yang Chanyeol katakan. Tidak tahu kenapa, merasa tersakiti dengan kalimat Chanyeol, yang bahkan dikatakan tanpa mengetahui apapun. Baekhyun tidak berpikiran seperti itu sama sekali, ia memang hanya lupa membawa pakaian dalamnya saat mandi tadi dan memutuskan untuk tidak memakainya, murni karena kemalasannya yang tiba-tiba datang. Tapi... Chanyeol memang sedang tidak mood bukan? Baekhyun harus mengerti.

'Tapi gue cape, Yeol.' batin Baekhyun.

Jemari-jemari Chanyeol sudah mulai menari-nari di atas kancing piyamanya, membuka satu persatu. Itu membuat bulu kuduk Baekhyun berdiri seketika karena dingin yang menyapa kulitnya dan sentuhan samar dari jemari Chanyeol.

Chanyeol seperti sudah putus asa, memohon secara tidak langsung pada Baekhyun.

Ia menggerakan pinggulnya, menggesekkan tubuh bagian selatan keduanya. Tangannya pun tak diam, membelai-belai bagian tubuh Baekhyun. Perut, dada, hingga pinggang ramping Baekhyun. Baekhyun bisa merasakan bagaimana Chanyeol menahan geramannya, nafas Chanyeol terus menerus menyapu bagian belakang telinganya sebelum bibirnya kembali bergerak untuk memilin telinga miliknya.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now