Chapter 21

1K 168 18
                                    

Baekhyun turun dari taksi yang membawanya ke rumah sakit di mana ia berada sekarang. Chanyeol bahkan tidak tahu bahwa Baekhyun pergi ke rumah sakit hari ini. Lelaki yang lebih tua setahun daripada Baekhyun itu sedang sibuk dengan kelasnya sekarang.

Sejujurnya, Baekhyun memang sengaja tidak memberitahu siapa-siapa soal tujuannya hari ini.

Ia pikir belum ada alasan untuk memberitahu Chanyeol atau siapapun. Lagipula, ia yakin apa yang akan ia periksakan bukanlah sesuatu yang serius atau yang perlu dikhawatirkan.

Setelah mengurus pendaftaran dan administrasi yang perlu ia isi, Baekhyun mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang tersedia khusus bagi para pasien.

"Byun Baekhyun."

Baekhyun mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara seorang perawat yang memanggil namanya.

"Silakan."

Ia hanya bisa membungkukkan kepalanya sedikit dan tersenyum tipis sebagai tanda hormat.

"Halo." Dokter berjubah putih tersebut berdiri dari duduknya dan menjulurkan tangan untuk menyambut Baekhyun. Ia mempersilakan Baekhyun untuk duduk di kursi hadapannya.

"Sakit perut pada bagian bawah, rutin setiap bulan." Sang dokter membacakan keluhannya dari dokumen yang ia pegang.

"Ada mual?"

"Kadang. Tapi enggak seberapa mengganggu." Baekhyun menjawab.

Dokter tersebut mengangguk dan menuntun Baekhyun untuk membaringkan tubuhnya di atas crank rumah sakit yang tersedia.

Baekhyun bisa merasakan kulit perutnya yang tiba-tiba merasakan dinginnya ruangan karena kemejanya yang disingkap. Ia memperhatikan gerakan-gerakan tangan sang dokter yang menekan-nekan bagian perutnya, sekali-sekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan sang dokter.

"Sakit?"

Baekhyun menggeleng.

Kemudian, karena sang dokter sepertinya sudah terlihat tuntas dengan pemeriksaannya dan kembali ke tempat duduk semula, Baekhyun bangkit bangun dengan bantuan salah satu perawat.

"Ini bisa saja usus buntu, tapi bisa juga disebabkan karena hal lain. Maka dari itu saya akan buatkan rujukan untuk prosedur USG supaya bisa dilihat lebih jelas." Baekhyun hanya mengangguk, lagi-lagi tidak tahu untuk mengatakan apa.

"Tapi, saya juga akan buat rujukan ke dokter spesialis kandungan." Karena pernyataan sang dokter yang satu ini, Baekhyun tidak bisa menahan dirinya untuk tertegun.

"S-saya?" Baekhyun menepuk dadanya, memastikan apa yang ia dengar benar adanya.

Dokter di hadapannya seketika berhenti dari kegiatan menulisnya. Ia sepertinya mengerti bahwa pasiennya yang satu ini masih tidak percaya atas perkataannya.

Dengan senyum tipis, ia mengangguk menenangkan.

"Saya masih belum yakin dengan dugaannya. Makanya saya mau pastikan. Tidak apa-apa, ya?"

Tanpa adanya pilihan lain, Baekhyun mengangguk ragu.

///

"Di sini. Ini letak rahimnya."

Baekhyun hanya bisa menyimak penjelasan dokter kandungan yang menunjuk-nunjuk gambar hitam putih hasil prosedur USG yang dijalaninya tadi dengan tatapan kosong. Ia bingung dengan apa yang ia rasakan. Di satu sisi, ia tidak terlalu terkejut. Tapi di satu sisi, bukankah aneh?

"Masih bingung ya?" Dokter dengan pin bertuliskan Kim Ji Hyun itu menatap Baekhyun lembut. Kemudian, ia meletakkan pen beserta hasil USG ke atas mejanya. Ia diam menatap pasiennya tersebut, berpikir haruskah dia mencoba untuk membuat Baekhyun merasa nyaman dan bisa menerima ini dengan lapang dada.

"Saya udah pernah ketemu puluhan carrier selama saya jadi dokter. Dan saya jarang ketemu carrier yang tertawa bahagia saat pertama kali tau kalau mereka bisa hamil." Ia memulai bercerita.

"Tapi enggak jarang juga saya lihat mereka menangis bahagia ketika anaknya lahir ke dunia." Dokter Kim tersenyum mendamba.

"Carrier adalah salah satu orang yang paling kuat yang saya tau."

Baekhyun menatap Dokter Kim dalam. Terlihat jelas bahwa ada banyak hal yang ia pikirkan.

"Gapapa." Dokter Kim mengangguk, meyakinkan Baekhyun untuk bisa menerima fakta yang ia ketahui hari ini.

"Aku masih agak bingung aja." Baekhyun terkekeh pelan.

"Wajar kok." Dokter Kim tersenyum.

"Kamu pernah bertanya-tanya gak kenapa pinggul kamu condong lebih lebar dan pinggang kamu lebih ramping?"

Baekhyun mengangguk.

"Ini jawabannya. Kram perut yang tiap bulan selalu dialamin, itu cara tubuh untuk menyingkirkan jaringan-jaringan rahim yang sudah tidak dibutuhkan."

"Jadi, ini benar-benar normal. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan."

Baekhyun tersenyum mengerti.

"Makasih, dokter."

"Sama-sama." Sang dokter menepuk tangan Baekhyun pelan.

"Untuk informasi tambahan, untuk hubungan seksual bisa dilakukan selama periode empat hari itu dan seminggu setelahnya. Setelah sebelas hari itu, peluang kehamilan lebih tinggi ya." Dokter Kim tidak terlihat canggung sama sekali ketika menjelaskan kepada Baekhyun. Memang, itu hal medis.

Berbeda dengan Baekhyun yang berusaha untuk tidak salah tingkah. Apalagi dengan bayangan Chanyeol yang tiba-tiba muncul.

"Ah, oke, dok. Terima kasih." Setelah menerima sebuah amplop yang diserahkan kepadanya, Baekhyun bangkit dan segera bergegas keluar.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now