Chapter 37

1K 150 28
                                    

Baekhyun memejamkan matanya ketika ia lagi-lagi merasakan tekanan lembut pada bibirnya. Meremas bahu tegap yang berada di atasnya lembut untuk pelampiasan nikmat. 

Namun, dengan berat hati, ia kembali membuka matanya ketika kehangatan dari bibir Chanyeol tiba-tiba menghilang. 

Chanyeol tersenyum tipis ketika matanya bertemu dengan manik milik Baekhyun. Menatapnya sesaat lalu terkekeh pelan.

"Kok udah?" tanya Baekhyun.

"Sabar." jawab Chanyeol, menyelipkan surai Baekhyun yang menghalangi wajahnya ke belakang telinga. 

Baekhyun menahan nafasnya. Jantungnya mulai berdegup lebih cepat dan ia hanya berharap Chanyeol tidak bisa mendengarnya. Lagipula, kenapa belakangan ini Chanyeol selalu menyelipkan rambut Baekhyun? Itu tidak baik untuk jantung Baekhyun.

"Take it slow, Baek." 

Lelaki dengan telinga lebar itu kembali merendahkan tubuhnya, memberikan Baekhyun ciuman-ciuman ringan pada leher dan bahunya, bahkan meninggalkan beberapa bercak kemerahan yang pastinya tidak akan hilang dalam sehari dua hari. 

Ah, jadi itu mau Chanyeol? Ia ingin menggoda Baekhyun dalam saat-saat seperti ini? 

Baiklah. Baekhyun akan melakakukannya juga. 

Diam-diam, Baekhyun memindahkan kedua posisi tangannya dari bahu dan beralih pada pinggang Chanyeol. Membuatnya terlihat seolah-olah ingin memeluk lelaki itu, padahal setelahnya ia bergerak untuk menggelitiki Chanyeol. Itu sukses membuat Chanyeol tiba-tiba kelabakan dan bergerak menghindari serangan Baekhyun. 

Baekhyun hanya tertawa puas melihatnya. 

Sedangkan, Chanyeol langsung berusaha untuk meraih lengan Baekhyun dan menguncinya di atas kepala sang pemilik. Namun itupun tidak berhasil menghentikan tawa Baekhyun.

"Lo sih! Jangan iseng makanya."

"Gue iseng apa?" tanya Chanyeol sembari berusaha untuk mengatur nafasnya. 

"Gue aja gak ngapa-ngapain." sambungnya ketika Baekhyun tidak menjawab pertanyaannya karena sibuk menertawakan Chanyeol. Namun, sepertinya tawa Baekhyun juga mengundang tawa dari Chanyeol, membuat mereka melupakan apa yang mereka lakukan sebelumnya. 

"Udah ah. Gue mau kelas tau." ucap Baekhyun setelah berhasil menghentikan tawanya dan melepaskan dirinya dari kungkungan Chanyeol dan bangkit dari tempat tidur. 

Tapi sebelum Baekhyun bisa benar-benar bangun, Chanyeol sudah lebih dulu menariknya lagi dan kembali menindihnya. 

"Kenapa berangkat sekarang? Masih dua jam lagi kan?" 

"Gapapa. Pengen aja." jawab Baekhyun. 

"Ya udah bentar lagi aja." 

"Cie. Takut kangen ya." Baekhyun menunjuk Chanyeol dengan iseng, ingin menggoda yang lebih tinggi. 

"Mimpi." jawab Chanyeol singkat.

Ia hanya terkekeh polos pada Chanyeol yang menatapnya bosan. 

Chanyeol memang orang yang sangat berani dalam hal mengungkapkan apa yang ia inginkan. Mungkin karena ia sendiri pun tidak suka pada orang yang terkesan bertele-tele dalam mengungkapkan suatu hal. 

"Terus kenapa?" 

"Di kampus juga enggak ngapa-ngapain." 

"Iya-iya. Kesepian kan kalo di rumah sendiri? Ngaku aja deh." paksa Baekhyun.

"Biasa aja." 

Baekhyun menghela nafas. Chanyeol akan selalu seperti itu. 

///

Akhirnya, setelah setengah jam tersisa dari jadwal kelasnya, Baekhyun bisa berangkat ke kampus tanpa Chanyeol yang bertanya banyak hal lagi. Ia berlari kecil ketika ia merasa bahwa tak banyak waktu yang tersisa sebelum kelasnya di mulai, sekali-kali menarik kerah turtlenecknya agar menutupi beberapa tanda yang Chanyeol tinggali. 

"Baekhyun." 

Lagi?

Lagi?!

LAGI?!

Baekhyun menghela nafasnya ketika ia harus membalikan tubuhnya dan melihat figur Joohyung. 

"Gue ada kelas." 

"Gue juga ada kelas. Sama kayak lo." ucap Joohyung sambil tersenyum.

"Lo mau apa?" tanya Baekhyun terus terang, tidak seberapa ingin untuk berbasa-basi dengan lelaki di hadapannya ini. 

Joohyung sedikit tertegun mendengar itu. 

Kenapa tiba-tiba Baekhyun sedingin ini padanya? Pesan-pesannya pun tidak di jawab, Baekhyun tidak menyapanya sama sekali ketika mereka berada di pesta ulang tahun Soyeon... dan sekarang. 

"Gak mau apa-apa. Mau nyapa kamu aja." 

Baekhyun menatap Joohyung.

'Kamu'? 

Baekhyun hanya bisa tertawa dalam hati. 

"Gue duluan." Baekhyun tersenyum terpaksa dan membalikan tubuhnya ke arah yang berlawanan.

"Bareng aja, Baekhyun." Joohyung meraih lengan Baekhyun, berharap bisa menghentikan Baekhyun sebelum ia melangkah terlalu jauh. Namun ia berakhir, berdecih karena dalam satu detik, tanpa ragu, Baekhyun menarik tangannya menjauh dari jangkauan Joohyung. Baekhyun menatapnya dan kemudian melanjutkan langkah kakinya yang sempat tertunda.

"Gue tau lo pacaran sama Chanyeol." 

Baekhyun berhenti. Jarak mereka yang tidak terlalu jauh masih mengizinkannya untuk mendengar Joohyung terkekeh tidak percaya karena mampu mengontrol Baekhyun hanya karena menyebutkan satu nama. Terlihat sangat jelas, Joohyung begitu kesal. Amarahnya mulai terpancing. 

Tapi bukankah kebanyakan mahasiswa di kampus ini mengetahui itu? Sejujurnya, Baekhyun pun bingung apa tujuan Joohyung mengatakan itu. Jadi ia hanya bisa menatap Joohyung dalam sunyi. 

"Gue ngeliat lo sama Chanyeol di mobil waktu ulang tahun Soyeon. Gue ngeliat semuanya, Baekhyun." tutur Joohyung dengan rahang yang mengeras dan tangan yang terkepal. 

Joohyung... tidak mungkin menggunakan kekerasan kan?

Setelah beberapa detik mereka lewati tanpa sepatah katapun yang terlontar, Baekhyun memutuskan untuk membuka suaranya.

"Maka dari itu, gue harap lo gak berharap banyak sama gue. Maaf, Joohyung."

Setelah itu, Baekhyun langsung membalikkan tubuhnya dan bergegas untuk menuju ke pelajaran yang pasti sudah di mulai sekarang.

Joohyung menatap punggung Baekhyun yang semakin jauh dengan tatapan tajam. Tidak mampu meredam emosi yang dirasakan, dengan tidak sadar, ia membanting botol plastik yang masih setengah penuh dengan sekuat tenaga. Mengabaikan tatapan kebingungan orang-orang yang berlalu lalang. 



Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now