Chapter 43

1K 151 41
                                    

Siapa nih yang baru update🤭🤫🥱 maaf ya lamaaa!😭

Jangan lupa vote+comment ya!❤

***

Chanyeol sudah memikirkannya semalaman. 

Perihal Joohyung yang lama kelamaan, ia rasa, tidak bisa didiamkan saja. Apalagi setelah ia berkali-kali memergoki anak itu mengganggu Baekhyun. Dan ia benar-benar mengerti kenapa Baekhyun memilih untuk diam dan tidak bertingkah agresif saat Joohyung seperti itu.

Pertama, Joohyung merasa bahwa Baekhyun ada di bawahnya. Baekhyun meninggikan nada bicara sedikit, Joohyung bisa saja melayangkan tinjunya.

Kedua, siapa yang mau berurusan dengan orang yang tidak menghargaimu sama sekali?

Ketiga, Baekhyun mungkin sudah mulai lelah.

Kedua kakinya berjalan cepat dan membawanya ke salah satu kelas dimana Joohyung berada. Setelah bertanya-tanya pada beberapa mahasiswa, akhirnya ia bisa menemukan kelas itu.

Tangannya meraih gagang pintu, membukanya sedikit dan matanya memindai untuk mencari sosok Joohyung di antara para mahasiswa yang masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing sebelum sang dosen datang.

Setelah menemukannya, ia membuka pintu itu lebar, menarik perhatian kebanyakan mahasiswa di sana yang hanya memandangnya penasaran, termasuk Joohyung. Salah satu tangannya ia gunakan untuk menggenggam tali tasnya guna menahan emosi, sedangkan yang satunya masih betah menggenggam gagang pintu. Menciptakan aura dominan yang kuat agar ia bisa membuat Joohyung merasa kecil dalam kehadirannya.

"Kim Joohyung." panggilnya datar.

Chanyeol tidak berbicara apa-apa lagi setelahnya, hanya melirik ke arah pintu keluar dengan matanya dan menggerakkan kepalanya sedikit. Secara langsung memerintahkan Joohyung untuk mengikutinya.

Sedangkan yang dipanggil, melirik ke sekelilingnya dan mendengar samar-samar bahwa mahasiswa di sekelasnya itu sudah membuat beberapa spekulasi karena kejadian yang mereka saksikan, sekali-sekali menyebut nama Byun Baekhyun.

Dalam hati ia mengumpat, menyumpah serapahi wujud Park Chanyeol yang sedang berdiri dengan kerennya di depan sana.

Sedangkan Joohyung?

Dipermalukan.

Dengan berat hati, ia bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Chanyeol yang sudah berjalan terlebih dahulu setelah memastikan bahwa Joohyung akan mengikutinya.

Chanyeol memasuki salah satu laboratorium kosong, membiarkan Joohyung masuk dan menutup pintunya kemudian.

"Lo udah tau kenapa lo disini." mulainya setelah berhasil berdiri di hadapan Joohyung.

"Lo ada rasa sama Baekhyun, gue santai dan gak ada masalah. Nyatanya, gue udah tau itu dari awal," 

"Dan gue enggak ada niat, sedikit pun untuk sampe berdiri di hadapan lo kayak gini pada awalnya. Tapi karena kelakuan lo yang sampah, nyakitin Baekhyun dan bikin dia gak nyaman, itu maksa gue harus berada di sini sama manusia kayak lo sekarang,"

Chanyeol mengalihkan pandangannya sejenak sebelum kembali menatap Joohyung lebih tajam.

"Jangan obsesif, sadar sama tempat lo. Dia bukan milik lo. Jauhin tangan kotor lo dari apa yang gak seharusnya lo sentuh." 

"Silahkan. Kalo lo mau kejer Baekhyun. Sportif. Singkirin gue dari kehidupan dia, buat dia ngerasa dia gak butuh gue lagi."

Chanyeol tertawa dalam hati, melihat Joohyung yang sudah terpancing emosinya. Urat pada lehernya sudah terlihat dengan jelas, membuat siapapun yang melihat paham bahwa ia sedang berapi-api di dalam, geram karena perkataan Chanyeol. Kepalan tangan di samping tubuhnya juga begitu menunjukkan emosi yang ia coba pendam, mungkin di pikirannya sudah membayangkan untuk melayangkan kepalan tangannya pada wajah Chanyeol. Lelaki bermarga Park itu sempat memikirkan cara itu. Apa ia perlu menggunakan kekuatan fisik untuk menegur Joohyung. Namun, ia masih belum ikhlas mengotori tangannya hanya karena si brengsek di hadapannya ini.

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now