Chapter 44

1.1K 156 40
                                    

Jujur sama aku, belajar darimana sih kalian. Kok jago banget kasih motivasi🥰 aku jadi terharu sekali ini☺

***

Baekhyun meletakkan piring yang sudah diisi dengan roti omelet di atas meja sebelum melihat ke arah kamar yang ia tiduri dengan Chanyeol. Tidak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun. Sunyi. 

Itu membuat Baekhyun sedikit heran. Karena ia ingat betul bahwa Chanyeol sudah bangun, bahkan sudah menyikat giginya dan juga mandi. Maka dari itu, ia berniat untuk menyiapkan sarapan selagi Chanyeol mempersiapkan diri. 

Ia berjalan mendekati kamar mereka sebelum membuka pintunya perlahan. 

Disambut dengan pandangan Chanyeol yang sedang memejamkan mata di atas kasur, membuat Baekhyun terkekeh maklum. 

Lagipula, ini hari Sabtu dan mereka tidak memiliki satupun jadwal. Jadi Chanyeol bisa bebas untuk tidur hingga kapan pun ia mau. Tapi mengingat makanan yang sudah tersedia di atas meja dan Baekhyun yang tidak mungkin memakan dua porsi sekaligus, dengan berat hati ia harus membangunkan Chanyeol. 

"Chanyeol," panggilnya lembut selagi mendudukkan diri di samping yang sedang tertidur.

Mendengar namanya dipanggil dan mungkin karena sisi ranjang yang mencekung, Chanyeol mulai membuka matanya. 

"Bangun yuk? Ada roti omelet."

Chanyeol memicingkan matanya agar terbiasa dengan bias cahaya pagi yang masuk ke kamar tidur melalui celah-celah jendela sebelum menatap wajah Baekhyun dan bangkit untuk duduk.

"Ketiduran lagi ya?" tutur Baekhyun, mengusap rahang tegas Chanyeol dengan punggung tangannya. 

Tanpa menjawab apapun, Chanyeol menggerakan tubuhnya untuk berdiri dan itu juga membuat Baekhyun secara otomatis melakukan hal yang sama. Baekhyun terkekeh pelan, mengikuti Chanyeol yang sudah melangkah terlebih dahulu menuju dapur.

Chanyeol mendudukkan dirinya di hadapan piring berisi makanan yang sudah disiapkan untuknya, mengucak matanya sekilas sebelum meraih alat makan yang tersedia dan mulai melahap roti omelet itu. 

"Hari ini harus pergi kemana gak?" Baekhyun membuka suara selagi memotong makanannya.

Chanyeol menggeleng.

"Cuma harus ngurusin beberapa dokumen perusahaan."

Ayah Chanyeol mulai memberikan dokumen-dokumen perusahaan pada Chanyeol, memulai melatih anak lelakinya itu agar bisa mempelajari dan mungkin memperbaiki urusan-urusan perusahaan.  Apalagi Chanyeol sudah berencana untuk langsung terjun ke dunia kerja setelah lulus nanti, memaksanya untuk belajar lebih dini. 

"Loh, emangnya sempet dianterin dokumennya?"

"Kemaren gue ambil dan ada beberapa yang dikirim lewat sekretaris papa."

Baekhyun mengangguk paham.

"Oh mungkin nanti gym. Gatau juga." lanjut Chanyeol.

Waktu sarapan yang diselingi percakapan ringan dan kekehan dari kedua orang itu terlewati dengan cepat, tidak terasa karena nyaman yang mereka rasakan. Menikmati sarapan pagi dan berbincang seperti ini tidak terasa buruk sama sekali.

Baekhyun berdiri dan mengambil peralatan makan mereka yang sudah selesai digunakan, lalu meletakkannya di atas wastafel yang mereka gunakan untuk mencuci piring. 

Mungkin ia akan mencucinya nanti.

Ia terlalu malas sekarang.

Tangannya sudah kembali sibuk bergerak, mengambil gelas dan dua kantung teh hijau yang ia ingin buat untuknya dan Chanyeol. Mungkin akan membantu ketika sahabat kesayangannya itu sibuk dengan kertas-kertas berisikan data-data perusahaan yang ia tidak pahami juga. 

Straight-A Student | ChanBaekWhere stories live. Discover now