[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)

Part 5

"Di sini."

Deretan pisau sudah terhampar di atas meja ketika anak kembar itu selesai mengeringkan tubuh dan berpakaian. Ruangan itu adalah dua kamar tamu yang dimodifikasi menjadi satu, diubah menjadi ruang rekreasi sang Kingpin kedua. Di sisi kirinya adalah pintu menuju gudang penyimpanan senjata. Busur panah menggantung di dinding sebelah kanan ruangan sedangkan di bagian depan adalah papan sasaran dari kayu, sudah tergores berkali-kali oleh pisau dan juga ujung anak panah.

Taeyong membetulkan letak perekat Velcro di sarung tangannya sebelum mengambil salah satu belati, memutar ujungnya di atas tangannya yang sudah terlindungi. Pegangannya yang terbuat dari perak diukir rumit, menampakkan pola yang eksentrik sedangkan bilahnya sendiri terbuat dari titanium. "Ini dibuat khusus. Semuanya di sini dibuat untuk membuat luka yang parah dan mematikan — tapi itu tergantung apakah kau petarung handal atau tidak. Oh, dan juga, ini ringan dan nyaris tidak terlihat. Jenis lain yang lebih terlihat oleh mata dan lebih berat, yang didesain untuk membunuh harus disembunyikan. Kau tidak boleh menggunakan pisau dapur dan berharap pisau itu bisa merobek otot. Tapi tidak ada yang tidak mungkin kalau kau tahu cara melakukannya. Aku hanya akan menunjukkan bagaimana aku melakukannya jadi jangan coba-coba menyentuhnya. Kau tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika aku melihat tetesan darah." Ia memberi peringatan sebelum menyeret papan sasaran itu ke tengah ruangan dan mengambil posisinya.

"Memang apa yang akan kau lakukan," Haechan bertanya, melihat pisau-pisau itu dengan mata nanar. "Kau akan membersihkannya, bukan?" Pertanyaan itu membuat saudara kembarnya menyuarakan pikirannya, yang sangat jauh berbeda dari kakaknya, yang mana membuat Haechan merasa takut.

"Menurutku dia akan mencicipinya!"

"Kini aku tidak yakin apakah kekhawatiranku valid."

Taeyong tersenyum miring pada Jaehyun sebelum mengedikkan kepalanya pada Haera. "Aku suka caramu berpikir, Monster."

"Jadi itu benar?"

"Kalau aku bilang iya, kau harus menontonku melakukan itu."

"T-tidak, terima kasih!"

Haera merosot kecewa.

Dua pria dewasa itu bertukar pandang, kemudian Taeyong menghadap sasarannya seraya menjelaskan dasar-dasar melempar pisau. "Aku akan menunjukkan kalian cara melempar pisau yang dilakukan di sirkus, yang mana adalah salah satu dari dua cara untuk melakukannya. Cara satu lagi adalah yang taktis. Tolong ingat bahwa yang akan kutunjukkan ini tidak dilakukan di perkelahian. Omong-omong, ada tiga jenis pisau. Untuk pemula, kau harus menggunakan yang seimbang." Ia melihat ke kedua anak itu. "Kidal atau tidak?"

"Tidak!"

"Oke, kau akan menggunakan tangan kananmu. Kalau kau sudah terbiasa kau akan punya gaya menggenggam pisaumu sendiri. Aku sudah punya gayaku sendiri, dan caraku melemparnya tidak seperti orang lain. Kau mungkin akan melihatnya suatu hari nanti, siapa yang tahu?"

Jaehyun bersandar di dinding, pergelangan kaki kanan di atas yang satunya. "Semoga mereka tidak akan pernah melihatnya."

"Perusak suasana. Monster-monster kecil, aku tidak bisa mengajari tentang gaya kalian karena itu sangat berdasarkan tujuan kalian sendiri. Sekarang, aku akan memperlihatkan kalian 'genggaman palu'. Ada pisau plastik di sana, kau bisa mengambilnya untuk percobaan. Ini," ia menghunuskan belati di genggamannya, "adalah pisau bermata dua jadi kau harus menggenggamnya dengan empat jari di pegangannya dan ibu jarimu di atasnya. Ada metode lain yang disebut 'genggaman jepit' tapi itu lain kali saja. Lalu, kau harus mengetahui sudutmu."

Kingpin yang lebih muda membantu anak-anak itu mengikuti gerakan pelatih sukarela mereka, akhirnya ia pun terlena dalam pelajaran dadakan itu.

"Bagaimana kau melakukan bagian ini akan memengaruhi kecepatan pisaumu. Jenis pisau yang aku punya harus berputar sekali di udara, kau mengerti? Yang kalian punya adalah imitasi plastik dari punyaku. Ayo, lakukan dari jarak dekat. Lakukan seperti yang kulakukan atau kau akan terluka."