Part 42

191 31 0
                                    

"Biarkan kami masuk."

Para penjaga itu saling bertukar pandang sebelum salah satunya menghembuskan napas tak sabar, teguh pada pendiriannya.

"Tuan Ethan. Kami diperintahkan untuk tidak membukakan gerbang untuk siapa pun. Tidak juga kau."

Bukankah Fort pernah bilang bahwa ia akan membantu anggota Garnet yang membutuhkan? Ironisnya, ia munafik terhadap pernyataannya sendiri.

"Kau mengenalku, 'kan?" Taeyong menatapnya tajam, mengimplikasikan bahwa ia bisa dengan mudah menerobos masuk setelah mematahkan tulang mereka berdua. "Kaulah yang dulu bertanya pada Fort apakah dia mengenal Ethan Lee dan dia membiarkanku masuk."

"Tapi, Tuan—"

"Jangan membuatku benar-benar mewujudkan ancamanku dulu. Biarkan kami masuk, sebelum kuledakkan kepalamu. Percayalah aku bisa merobek lehermu dengan tangan telanjangku detik ini juga."

Adu tatap singkat terjadi sebelum mereka mengalah dan dengan enggan membukakan gerbang untuk kelima anggota Invictus itu.

Taeyong menepuk pipi penjaga itu untuk mencemoohnya. "Katakan pada Fort bahwa aku memaksa masuk. Aku yakin dia akan segera kembali begitu mendengarnya."

"Apa kau yakin?" Jaehyun berbisik segera setelah mereka berhasil masuk ke dalam gedung. Karena masih pagi, matahari bahkan belum terbit di pukul 5, yang ada di area Garnet hanyalah tim keamanan.

"Fort butuh waktu 7 hingga 8 jam untuk sampai di sini kalau dia meninggalkan New York sekarang."

"Bagaimana cara kita mencari bukti itu?" Johnny bertanya.

Lampu menyala satu per satu seiring langkah mereka semakin jauh.

"Cari saja di segala titik dan sudut gedung ini." Sang pelempar pisau dengan sengaja melirik ke salah satu CCTV. "Jangan khawatir tentang pertarungan yang akan datang. Fort pasti lebih suka menghadapi kita secara pribadi dibanding dengan berdiam diri di tempat lain saat Garnet perlahan runtuh."

Mendengar itu, Johnny dan Yuta masing-masing mengklaim satu lantai untuk diperiksa sebelum ketiganya masuk ke dalam elevator untuk pergi ke ruang kantor utama seraya Taeyong mengirim pesan singkat pada Jaejoong, memberitahu dokter itu untuk datang ke Garnet. Ia mungkin bisa membantu.

Tidak ada yang berbahaya ketika mereka mulai mencari, sesuai dugaan. Tidak ada anggota Garnet yang datang untuk mencoba menghentikan mereka. Tentu saja, Fort sudah tahu apa yang sedang mereka lakukan.

Butuh setengah jam bagi Kim Jaejoong untuk tiba di markas besar. Dari caranya menarik napas dan pakaiannya yang kusut, pastilah ia bergegas dari tidurnya dan memakai apa pun yang bisa dijangkaunya. Mungkin ia juga menerobos beberapa lampu merah.

"Ada apa ini?"

Taeyong menepuk dadanya sendiri dan ketika ia tidak menemukan permen, ia menjerit dan berbalik ke arah Jaejoong dengan wajah datar.

Jaehyun, Doyoung, dan Jaejoong menahan diri untuk tidak mengomentari sifat anehnya sebelum 2 orang yang disebutkan pertama itu kembali memeriksa dokumen dan juga laptop yang ada.

"Kami mencari apa pun yang berkaitan dengan kesepakatan Lee Namgyu dan Jung Hajin tentang aku yang menjadi anggota Garnet."

Jaejoong masih belum bergerak dari posisinya. "Kenapa?"

Karena Taeyong sudah kembali memeriksa deretan buku-buku yang ada, Jaehyun memberitahu Jaejoong ringkasan dari penemuan mereka mengenai Fort, yang membuatnya semakin terdiam dan terlihat bingung.

"Aku tahu." Sang pelempar pisau melambaikan tangannya seraya membalikkan selembar halaman buku, tidak terlihat seperti sedang memindai isinya. "Begitulah kejam dan liciknya pacarmu itu. Bisakah kau membantu kami saja?" Ia dengan santai melemparkan sebuah buku ke arah Jaejoong.

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now