Part 48

204 29 4
                                    

"Jaehyun?"

Suara Haechan yang bergetar dan ketakutan dengan segera menggoyahkan hati sang penembak jitu. Anak laki-laki itu sudah jelas sedang menangis.

"Jaehyun! T-tolong dengarkan aku, oke? Haera tidak bisa bicara jadi dengarkan aku! Waktu aku... waktu aku berkata kalau kau bukan ayah kami..."

Mata Taeyong mengeras. Ia mengingatnya — saat mereka menunggu Jaehyun yang sedang membeli air, di taman bermain. Ia ingat pernah mengancam kedua anak itu bahwa ia akan memberitahu Jaehyun apa yang mereka katakan, karena itu akan menghancurkan hati suaminya, dan hal itu bisa menjadi alasan untuk mengusir mereka berdua.

Bukan seperti ini situasi yang ia harapkan.

Ketika ia melirik ke arah suaminya dan melihat wajah Kingpin pertama itu dihiasi kepedihan, betapa marah dan terpukul jiwanya, ia nyaris menyesal sudah pernah menginginkan Jaehyun mendengar kata-kata itu.

Nyaris.

"Waktu aku berkata seperti itu... aku minta maaf! Kau... kau ayah yang lebih baik daripada Papa selama ini... Itulah kenapa aku bilang kau bukan ayah kami, karena kau berbeda darinya. Tolong, Jaehyun..."

Sebutir air mata menetesi wajah sang penembak jitu.

"Tolong, selamatkan kami..."

"Diam, Nak."

Jaehyun menggeram dalam amarah telak ketika suara Yunho menyusul pinta putus asa Haechan. "Jung Yunho! Aku akan membunuhmu!"

Ia menjerit marah dan ia hendak menarik keluar pistolnya dan menanamkan peluru-peluru ke dalam kepala para anggota Garnet di hadapannya ini. "Tinggalkan mereka atau demi Tuhan aku akan melesakkan pistol ini ke lehermu dan menembakimu sampai kau menjadi debu—"

"Kau pasti sedang menjerit-jerit padaku, Jaehyun. Tapi dengarkan aku. Aku akan memberimu waktu 30 menit untuk mencariku dan bernegosiasi. Kalau kau tidak datang dalam 30 menit, kau tidak akan pernah bertemu anak-anak ini lagi. Dan, oh,"

Gelak tawa kejam merambat dari perekam suara itu, menambah deru emosi Jaehyun.

"Aku punya satu rahasia lagi yang gagal kau ungkap."

Anggota Garnet itu mengeraskan volumenya.

"Penembakan di Disneyland."

Seakan tahu reaksi keempat anggota Invictus tersebut meski ia tidak sedang berada di ruangan itu secara fisik, Yunho mendesah sinis dan membeberkan satu lagi tindakan brutalnya yang terkesan tiada akhir.

"Akulah yang melakukannya. Sayang sekali, kami membunuh anak-anak yang salah."

Rekaman itu berakhir dengan suara klik dan benda itu dilemparkan ke lantai, bergelinding dan menabrak sepatu Jaehyun.

Pandangan geramnya tidak pernah meninggalkan anggota-anggota Garnet itu.

"Sebelum kami lupa, kami punya penawaran." Pria dengan luka di matanya itu menjetikkan jari. Salah satu dari mereka membuka sebuah tas hitam dan segera, kepala Jennie yang telah dipenggal dilemparkan ke udara, mendarat di tangan Taeyong.

Rongga matanya yang kosong diselubungi darah kering, rambutnya lengket seakan dijambak begitu keras dan lidahnya dipotong berantakan. Dilihat dari keadaannya, dipotong dengan gunting.

Ibu jari Taeyong mengelus pipi gadis itu seraya berterima kasih dalam hati atas pelayanan Jennie selama ini pada organisasinya sebelum melemparnya ke belakang, menimbulkan bunyi dentuman keras ketika menabrak kusen jendela.

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now