Part 45

204 31 0
                                    

"Kenapa kau rela membantu Invictus, Fort?" Jaehyun bertanya. "Bukankah itu bertentangan dengan niatmu untuk menghancurkan Red Phoenix?"

"Memang, tapi Ethan Lee mendekatiku dan aku berpikir, bukankah lebih menghibur kalau aku meneruskan peranku sebagai orang baik? Aku bisa berbisnis dengan Casanov tanpa proposal itu. Aku tidak berniat menggunakan dokumen itu untuk diriku sendiri — tapi dokumen itu bisa mengganggu kekuasaanku, karena proposal itu akan menjadi jembatan antara Red Phoenix dan Garnet. Lalu Ethan akan mengambil alih organisasi raksasa ini! Karena penggabungan itu tidak akan pernah terjadi, aku tidak keberatan mengembalikan proyek itu padamu, kenapa? Karena aku masih tetap akan mendapatkan keuntungan. Siapa yang kau ajak bekerja sama, Jaehyun?"

Imaji Fort kian retak dan di hadapan mereka bukan lagi seorang pemimpin yang mereka hormati, melainkan seorang musuh yang berada di tepi jurangnya. "Kepada siapa kau berlutut agar kau bisa menyelamatkan organisasimu? Tidakkah dia memberitahumu, Taeyong? Dia, laki-laki ini, terlihat sangat menyedihkan memanggil-manggil namaku dari luar gerbang malam itu. Kalau aku tidak mengembalikan proposalnya padamu, kau tidak akan berhenti memohon, benar, Jeong Jaehyun?"

Kingpin Invictus itu nyaris menarik keluar pistolnya namun Yuta menghentikannya.

"Kau serakah; kau mengambil proposal itu seakan-akan kau yang membuatnya, seakan kau adalah pewaris Red Phoenix, seolah-olah kau adalah seorang pria yang akan menjadi legenda." Fort melanjutkan cercaannya untuk melengahkan perhatian mereka dan menginjak-injak amour popre (harga diri) Jaehyun. "Kau berusaha keras untuk menjadi Ethan Lee. Kau akan menyerangku kalau aku tidak mengalah. Jika itu bisa menyelamatkan Invictus yang payah, kau akan melakukan apa pun untuk mengumpulkan kelompok-kelompok yang sama rendahnya untuk membantumu — jadi aku memberikannya padamu untuk memperkecil jumlah kuman mengganggu yang harus kusingkirkan."

"Aku berpura-pura menjadi kawan yang baik dan kupikir aku bisa menghancurkanmu luar dalam, perlahan namun pasti. Tapi Invictus berkembang pesat! Itu salahku. Kesabaranku sudah habis dan di situlah aku tersadar kalau aku harus berhenti bermain-main. Kalau aku tidak melakukan semua ini, kurasa kau akan menjadi lebih baik dariku. Hanya ada satu kelompok Asia yang boleh berkuasa di Eropa." Yunho menarik napas dalam-dalam dan menyeka rambut yang menjatuhi wajahnya. "Hanya ada satu."

Mata biru Taeyong berputar melihat Yunho yang ternyata begitu dramatis. "Sebuah pidato yang layak mendapat penghargaan. Kau bisa langsung saja berkata bahwa kau ingin terus berkuasa, kau tidaklah sejahat itu untuk menolak merestui bisnis kami, dan ketika kau sadar kau lebih banyak berbuat jahat dibanding berbuat baik kau ingin menarik restu itu kembali."

"Jangan menghinaku—"

"Kau seharusnya tidak menjadikanku anggota Garnet."

"Oh?" Yunho mendadak menjadi tenang dan tertawa, menganggap apa pun yang dikatakan Taeyong itu menarik. Di belakangnya, Max menatap Jaejoong dengan pandangan yang tak bisa dibaca. "Itu untuk keuntunganku sendiri. Sebuah pengingat bahwa kita berhubungan erat, bahwa ada sekeping Red Phoenix di dalam Garnet, dan kepingan itu tidaklah lebih dari sekadar dekorasi. Terutama, pewaris Lee Namgyu sangat dinanti-nanti oleh para klien dan teman-temanku. Denganmu yang berada di bawah Garnet, tentunya akan menyokong kredibilitasku. Tidakkah kau ingat harga jualmu di pelelangan itu? Sebesar itulah nilai dirimu — bahkan lebih dari itu. Keberadaanmu saja sudah merupakan sebuah aset berharga."

"Jadi kau membenciku tapi kau juga ingin dekat denganku? Sangat menyedihkan. Akui saja kau iri pada semua yang kumiliki tanpa harus bersusah payah. Akui saja kau iri karena aku bisa menguasai Red Phoenix dan Garnet tanpa harus berbuat apa-apa. Kau, di lain sisi..." Gelak tawa keluar dari mulut Tayeong. "Kau anak haram yang harus membuktikan dirimu sendiri. Tapi karena darah wanita simpanan mengalir dalam tubuhmu, pada akhirnya kau akan tetap dibuang. Tunggu. Kau tidak pernah diakui. Menyedihkan, bukan?"

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now