Part 44

185 33 0
                                    

"Sial. Jadi saham berjumlah besar milik Red Phoenix di Garnet berarti mereka sedang dalam proses bergabung menjadi satu." Yuta bergumam. "Lee Namgyu pandai menyembunyikannya dari kita semua."

"Kita bukan siapa-siapa di Red Phoenix. Hanya tengkorak tak bernama di dalam organisasi. Kalau dia ingin membocorkan rahasia itu, pastilah kepada para dewan petinggi," kata Doyoung. "Seharusnya kita tidak akan mengetahui bahwa Lee Taeyong adalah senjata tersembunyi Red Phoenix sampai saatnya penggabungan itu terjadi."

"Kau tahu," Taeyong dengan santai duduk di kursi Fort di ruang rapat utama dengan kakinya bergoyang kanan-kiri di atas meja, menendang tumpukan kertas. "Mengungkap perbuatan Garnet yang telah menyengsarakan kita adalah momen paling menyenangkan di sepanjang karirku."

Jaehyun meliriknya, seolah menjerit apa maksudmu?

"Katakan saja kau setuju padaku. Kau tidak perlu percaya pada setiap kata yang kuucapkan. Hal paling penting adalah kau tahu aku punya karir yang lancar dan stabil."

"Setelah ini, apakah menurutmu akan tetap stabil? Semua orang berpikir Invictus sudah tamat meski kita sudah mengirimkan surel yang meyakinkan para klien. Membodohi mereka bukanlah sesuatu yang ideal," kata Doyoung sembari memukul dirinya sendiri dalam hati setelah menghadapi pesan tak terhitung di Korea.

Sang pelempar pisau berdeham kecil sebelum mengeluarkan sebilah pisau dari penyangganya dan menancapkannya di meja, memutar bilahnya dengan usil. Tanpa permen untuk diisap, ia harus menyibukkan dirinya dengan apa pun yang bisa dijangkaunya sebelum ia meledak. "Mereka harus menerimanya. Secara teknis, Garnet adalah milikku. Dan menurut kalian itu keren, bukan?" Ia melihat temannya satu per satu dan menyeringai. "Tentu saja keren! Bagus. Kita harus kompak menyepakati sesuatu."

"Tapi kembali ke intinya. Menilik sisi Garnet, apa kalian pikir dia akan berani mengamuk? Marah? Hanya remaja yang merajuk jika diabaikan. Bayangkan," ia duduk tegak dan mencabut pisau dari mejanya hanya untuk menekankan bilahnya di atas telapaknya, memutarnya searah jarum jam. "Asetku dan Fort digabungkan. Bayangkan investasi yang berdatangan untuk proyek-proyek kami. Legal atau ilegal. Persetan pasarnya. Bayangkan nilai diriku. Mereka tidak boleh mengomel tentang pekerjaan Invictus yang tertunda. Ini hanya gangguan kecil. Apa itu penting?"

Yuta terkekeh. "Mendengar ucapanmu sekarang, aku masih ingat bagaimana dulu kau sama sekali tidak mau ikut campur dengan pekerjaan ini."

"Aku masih tidak ingin melibatkan diriku dalam pekerjaan yang membuatku sakit kepala, Nakamoto. Aku hanya suka bagian berkelahinya." Taeyong memainkan alisnya ke arah Jaehyun. "Dan lagi, masalah ini bukan hanya tentangku saja. Ini... ini berarti memberi Jaehyun semua yang dia layak dapatkan. Jadi kau," ia menuding pisaunya pada yang lebih muda. "Sebaiknya menelepon ayahmu yang homofobik itu. Dia mungkin akan mengubah sikapnya yang membenci kita berdua. Kita punya lebih banyak uang sekarang. Kalau kita mencairkannya dalam bentuk tunai, kita akan tenggelam dan tidak akan bisa keluar dari gunung uang itu."

"Apa kau tidak terlalu sesumbar?" Kingpin pertama itu menyuarakan keraguannya. "Siapa bilang Fort tidak akan berbuat sesuatu? Bukannya aku tidak percaya kita bisa melawannya tapi setidaknya, tidak akan mudah."

"Memang tidak. Terakhir kali aku tidur, hanya selama 5 jam, itu sebelum aku berkemas untuk pergi ke Honfleur. Dan aku lapar. Jaejoong, panggil seseorang untuk mengambilkan makanan di kantin. Kau punya mesin penjual otomatis, bukan?"

Jaejoong menggeleng sambil menghembuskan napas dan keluar dari ruangan itu.

"Apa dia marah?" Johnny bertanya.

Taeyong mengibaskan tangannya. "Abaikan saja dia. Omong-omong, kalau Fort masih ingin berbuat sesuatu setelah kita bicara dengannya maka biarkan saja. Apa pun itu. Semuanya. Kalau dia saja berani menggigit tangan yang sudah memberinya makan, memotongnya dan membiarkannya membusuk di pinggir jalan, dia juga pasti bisa memecah-belah para geng kriminal ini. Cosa Nostra akan segera membuangnya ketika dia sudah tidak punya apa-apa lagi untuk dibanggakan."

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang