Part 18

303 38 0
                                    

"Kau bilang kau ingin membuka cabang La Montée Dorée di sini?" Jaehyun bertanya pada Fort, kalau-kalau ia salah mendengar.

Lobi gedung apartemen itu diterangi cahaya lampu, mendekati pukul 8 malam. Semua kursi sedang kosong, dan orang yang ada di sana hanyalah sang resepsionis. Beberapa penghuni muncul berpakaian resmi, keluar dari gedung.

Fort mengangguk, dengan santai memainkan kancing jasnya. "Ya. Inspeksi lapangan hari ini diperlukan untuk pembelian tanahnya. Rapat dengan pemiliknya berakhir lebih awal jadi aku berpikir, kenapa aku tidak singgah saja?" Pemimpin Garnet itu mengerutkan dahinya. "Aku tidak datang di saat yang tidak tepat, bukan?"

Jaehyun dengan cepat menenangkan pria itu. "Tidak juga."

"Aku ingin tahu pendapatmu."

"Jadi, apa yang akan kau lakukan? Kau punya tanggal untuk targetnya?"

Mata Fort mengerling, mengumpulkan pikirannya. "Untuk sekarang, persyaratan harus diserahkan ke kantor walikota. Tapi aku menggesernya mundur beberapa hari karena rencananya adalah membuka 2 cabang tahun ini, dan aku masih belum memutuskan lokasi cabang kedua itu di Aquitaine." Ia melihat Kingpin Invictus itu lagi, penuh harap. "Kota mana yang menurutmu terbaik?"

Meraba tengkuk berarti ia sedang malu. Sebenarnya, Jaehyun belum memikirkannya. "Sejujurnya, aku belum sempat berkeliling Aquitaine. Jadwalku begitu padat di Bordeaux."

"Aku tahu." Fort mendesah, dan lelahnya terpancar di wajahnya. "Paris saja sudah membuat kewalahan. Jantung dari kota kelihatannya memang punya segalanya tapi daerah pinggiran punya lebih banyak. Kurasa aku harus bicara pada Max untuk mengatur jadwalku dan melihat apakah aku bisa melakukan inspeksi lapangan lagi."

"Kau terlihat sangat sibuk."

"Ya. Aku akan terbang ke Amerika untuk rapat. Bagaimana denganmu? Apa kau akan pergi ke suatu tempat?"

Jaehyun menggeleng. "Ini waktu terluang yang kumiliki selama ini. Kekhawatiranku sekarang hanyalah para pelanggan dari Jepang. Tapi kau juga baru menghubungi mereka, bukan?"

"Tentu. Hanya manusia super yang cukup kuat untuk terbang ke segala penjuru dan tidak mati kelelahan. Klien Jepang itu semakin menuntut." Fort sekali lagi membuang napasnya, melihat Jaehyun sebelum dengan cepat melirik ke sekeliling area. "Di mana Taeyong?"

Mendengar nama suaminya disebut, Jaehyun menegakkan tubuhnya, punggungnya lurus. Ia tidak yakin mengapa tapi tiba-tiba ia merasa seperti sedang diinterogasi. "Ah, aku tahu masalah pribadi tidak seharusnya diumbar tapi singkat cerita, dia tidak boleh ke mana-mana. Bahkan tidak ke lobi ini. Kau bisa menganggapnya sebagai bentuk kedisiplinan dariku untuknya."

Fort menatapnya sedikit heran. "Dia tidak boleh ke mana-mana. Jadi intinya dia sedang dihukum. Di usianya yang 30 tahun."

Jaehyun merasakan pipinya memerah.

Kingpin Garnet melambaikan tangannya. "Maaf, aku tidak punya hak untuk menghakimi. Kau tidak mengurungnya di suatu tempat, bukan?"

Rasa canggung itu menghilang, digantikan oleh ombak cemburu. Jaehyun memutar-mutar cincin pernikahannya. "Aku tahu kau begitu peduli padanya karena dia secara teknis adalah anggota Garnet tapi... aku melakukannya hanya karena aku tahu ini akan membantunya."

Kenapa aku menjelaskan keputusanku ini pada Jung Yunho? Toh dia bukan orang yang penting bagi Taeyong.

Monster hijaunya hadir kembali.

Tamu itu terlihat tidak enak, ia menurunkan tatapannya dan berdeham. "Kenapa aku menanyakan pertanyaan itu; padahal aku juga punya tawananku sendiri."

Memanggil suaminya dengan sebutan tawanan di rumahnya sendiri terasa kurang tepat. "Apa maksudmu?"

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now