Part 36

179 34 1
                                    

"Apa yang akan kau lakukan di sini?" Jaejoong mendesis seraya menarik Taeyong dari pintu belakang. "Kalau Fort tidak mengizinkan kau ke sini, bukankah itu artinya berbahaya?"

Taeyong terkekeh geli dan menepiskan tangan dokter itu dari lengannya, mengikuti tuntunan Jaejoong ke dalam gedungnya. "Aku hanya ingin menyatukan kepingan puzzlenya." Ia melihat ke sekelilingnya, mendapati kurangnya anggota Garnet yang ada di sana. "Harusnya lebih berbahaya kalau bahaya itu sendiri sedang tidak mengikutimu. Itu hanyalah siluet kita sendiri. Bagaimana dengan CCTVnya?"

"Nyala tapi tidak merekam. Aku sudah menghapus beberapa rekamannya juga."

"Bagus. Kau penasaran, bukan? Kurasa Jung Yunholah orangnya."

Jaejoong meliriknya penuh tanya. "Apa maksudmu?"

Mereka terus berjalan dan menaiki elevator meski masih tidak memiliki tujuan pasti. Dengan menaiki elevator VIP, tidak ada yang akan menangkap kegiatan mereka.

"Orang yang mengacaukan Invictus." Taeyong menjawabnya dengan santai, menaikkan tudung jaketnya dan mengeratkan talinya. "Dia pergi ke Bordeaux di hari ibu sang sandera itu diculik oleh orang yang masih kita duga sebagai Dragonaire. Aku tahu, oke. Dragonaire lagi? Tapi Irina melihat pajangan dinding dari kain bergambar naga, sama persis dengan tato naga di tubuh Kim Taejun dan Kim Jaeseok. Tidak ada orang lain di luar Invictus dan ibunya yang tahu tentang penyanderaan itu. Dan ternyata, Fort juga tahu." Elevator itu berdenting dan pintunya terbuka. Jaejoong mengecek kedua sisi koridor sebelum menyuruh Taeyong mengikutinya. "Sekarang aku tahu kenapa dia sangat penasaran. Masalahnya, aku tidak tahu kenapa dia tahu tentang tato naga itu."

Jaejoong berhenti berjalan dan melihat sang pelempar pisau dengan ekspresi heran. "Apa kau yakin itu dia?"

Wajar saja jika dokter itu meragukannya. Ia mungkin pernah menyangkalnya dulu, tapi orang mana pun yang berpenglihatan normal bisa melihat ketertarikannya terhadap Kingpin Garnet itu. Mungkin karena Fort menerimanya menjadi bagian dari organisasinya.

"Jangan biarkan rasa sukamu mengelabui cara pandangmu, Jaejoong. Aku hanya butuh hasil investigasi dari tim di Korea. Apa pun yang mereka dapatkan akan merajut segalanya. Apa kau familier dengan ruangan yang ada di sini?"

"Ya, aku cukup percaya diri."

"Ada berapa kantor yang dimiliki Jung Yunho? Aku mencari sesuatu?" Mata Taeyong yang besar meraup semua yang ada di hadapannya sembari menggigiti ibu jarinya dengan kekanakan.

Jaejoong membasahi bibirnya dan memalingkan wajah. "Dua. Yang utama adalah kantornya yang biasa digunakan; kau tahu... tempat diadakannya rapat."

"Dan yang satu lagi?"

Mata mereka bersitatap, Taeyong melengkungkan alisnya dan Jaejoong menyerah dengan sebuah hembusan napas, mengedikkan kepalanya sebagai tanda untuk mengikutinya. "Biar kutunjukkan padamu."

Mereka tiba di luar kantor utama. Jaejoong mencoba membuka pintunya namun tidak bisa. "Sedang dikunci." Taeyong tidak diberikan waktu untuk berkomentar ketika suara hak tinggi yang mengetuk lantai mendekati mereka. Sang dokter mendorong temannya ke pintu darurat kebakaran, bersembunyi tepat waktu.

Seorang wanita yang membawa folder berisi dokumen memasukkan kode untuk masuk ke dalam dan Taeyong mengintip dari kejauhan, menghafal kata sandinya. Ia menghabiskan 10 detik di dalam ruangan itu sebelum kembali keluar, pintunya terkunci dengan bunyi halus.

Segera setelah wanita itu turun, Jaejoong menariknya keluar dari tempat persembunyian. "Kau lihat kata sandinya, 'kan?"

"Ya. Kau tidak tahu apa kata sandinya?" Taeyong menekan deretan nomor dengan mudah dan tersenyum miring ketika akses ke dalam ruangan itu terbuka.

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang