Part 19

300 37 9
                                    

⚠️ 🔞 Top!Ethan Bottom!Jaehyun kalo kurang suka atau ga nyaman bisa langsung skip ke part selanjutnya yah ⚠️



Jaehyun keluar dari kamar mandi, masih berpakaian. Seharusnya ia telanjang setelah membersihkan dirinya, mungkin dengan handuk yang membelit tubuh bawahnya namun karena ia gugup, ia tidak melakukannya, lalu ia menyadari bahwa ia bodoh saat melihat apa yang menantinya di tempat tidur.

Tawa gelap berdering di udara seraya Taeyong melihatnya dari atas ke bawah sebelum meletakkan rokoknya di asbak. "Aku tidak akan bertanya lagi; kau melakukan hal yang sama waktu pertama kali menjadi bottom."

Tidak tahu apa sebabnya, tapi suara menggoda Taeyong yang bercampur dengan suara alaminya yang kasar membuat bulu kuduk Jaehyun merinding oleh semangat dan antisipasi. Menjadi submisif bukanlah gayanya sampai ia mengenal Taeyong, dan ia hanya pernah menjadi bottom satu kali, ia takut ia akan ketagihan maka ia tidak pernah mencobanya lagi, namun ketakutan itu menghilang jauh kali ini. Keinginan dan kebutuhannya untuk merasakan kejantanan itu di dalamnya menguasai sekujur tubuhnya. Tanpa malu-malu.

Tanpa banyak berpikir ia menaiki kasur itu, bibirnya dengan cepat mencari bibir Taeyong. Tidaklah lambat, tidaklah manis. Ciumannya lapar dan kotor. Taeyong menariknya ke antara kakinya yang terbuka lebar, meremas sisi tubuh yang lebih muda untuk membuatnya mendekat. Penis mereka, sudah sama keras dan memohon sentuhan, bergesekan satu sama lain, sangat menginginkan pelepasan kenikmatan yang sudah lama dinanti, sudah sangat dibutuhkan. Jemari dingin merangkak di bawah pakaian tipis Jaehyun, menjejaki dadanya, menggores putingnya yang sensitif sebelum menjalari perutnya dan menari lagi di sisi tubuhnya.

Tangannya sendiri sedang menjelajahi Taeyong, di mana pun yang bisa dijangkaunya sebelum satu tangan menjambak rambut yang lebih tua.

Desahan rendah terdengar dari Taeyong ketika Jaehyun menarik rambutnya itu, memutus pagutan bibir serta untaian liur yang menghubungkan mulut mereka. Segera, mulut yang bergairah mendarat di lehernya, tepat di sebelah jakunnya lalu diisapnya, dijilat dan digigitnya dan diciumnya. Besok, ia tentu akan berjalan dengan pameran memar keunguan di lehernya. Ia yakin.

"Kau semakin mahir," Taeyong berkomentar, satu tangannya menyelip di balik boxer Jaehyun untuk menggenggam pangkal kejantanannya. Batang itu berdenyut di dalam tangannya ketika ia mulai merabanya, gerakannya licin akibat precum yang melumurinya. Meski ia tidak melihatnya, Taeyong tahu milik yang lebih muda itu sudah sangat basah.

Dan itu semua karenanya, untuknya.

Jaehyun hanya berdeham di telinganya sebelum menggigit cupingnya. "Berkat latihannya, kurasa." Menggoda balik, ia menjauh hanya untuk melucuti pakaiannya — kemeja dan boxernya terjatuh di lantai, bersamaan dengan celana Taeyong.

Mereka berciuman lagi, sama bergairahnya dengan semula, dengan Taeyong yang dengan gigih menggigit bibir bawahnya dan menjilati seluruh sudut seisi mulutnya. Jaehyun mengerang, pinggulnya menghentak di atas pinggul Taeyong sedangkan yang lebih tua mengisap lidahnya seperti ia belum makan berhari-hari. Kalau Jaehyun tidak mengenalnya dengan baik, ia akan mengira bahwa suaminya ingin menelannya hidup-hidup. Tapi tidak mungkin, siapa yang akan menyetubuhi Taeyong jika ia tiada?

Suara basah nan lembut dari tautan bibir mereka bergema di kesunyian ruangan, juga sesekali dirty talk di sana-sini.

"Aku ingin tahu," Taeyong memulai, suaranya menjadi semakin rendah seraya tangannya berjalan di sepanjang tulang belakang Jaehyun sebelum berhenti di gundukan kenyal, meremasnya kasar. "Apa kau masih seketat itu? Cengkeramannya sama mematikannya di sekitar penisku, Jaehyun? Aku ingin memasukinya lagi." Lengan Jaehyun mulai goyah seiring kata-kata vulgar dari suaminya terus menyiksanya. "Apa kau akan patuh? Berlutut dan menunjukkan lubangmu untukku?"

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Where stories live. Discover now