Part 41

206 35 2
                                    

Sekitar pukul 3 pagi saat Taeyong memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Ruang tamunya masih terang dan ia bisa mendengar suara berbisik yang sedang berdiskusi ketika 3 orang itu memasuki rumah.

Yuta, Jaehyun, Johnny dan Doyoung secara bersamaan menoleh pada tamu-tamu itu. Melihat adik Taeyong yang sudah disangka mati, Yuta berdeham. "Itu adikmu?"

"Temani dia di kamar mana pun yang kau mau." Taeyong memberi Jennie perintah dan merespon Yuta ketika salah satu pintu kamar tidur sudah tertutup. "Kenapa?"

"Dia cantik."

"Enyahlah, Nakamoto. Dia tidak boleh kau sentuh."

"Apa." Doyoung berpindah dari posisinya untuk melihat ke arah mana kedua gadis itu menghilang. "Bukankah dia sudah mati?"

"Sebuah pertanyaan bodoh darimu, Kim Doyoung. Jujur saja aku kecewa. Kalau yang bertanya adalah perawat kerdil itu maka aku bisa memakluminya."

Johnny menegurnya dan saat itulah sang pelempar pisau menyadari bahwa mereka tidak lengkap.

"Di mana 2 orang lainnya?"

"Mereka tetap di Korea untuk mengawasi markas besar dan transaksinya."

Jaehyun menimpali. "Jadi bisa kusimpulkan kau bersama adikmu setiap kali kau pergi."

"Ya." Taeyong menjatuhkan diri di sofa dengan kakinya bertumpu di tengah-tengah meja. "Aku tahu itu dia saat aku melihatnya di Disneyland. Aku tidak langsung memberitahumu karena satu, aku ingin menikmati waktuku bersamanya sebelum dia terlibat dalam hal ini dan dua, kau akan segera menuntut penjelasan dengan sikapmu yang histeris itu. Bagaimana aku bisa memberimu jawaban? Dia tidak mau menjawab pertanyaanku. Dan aku berharap investigasi Dragonaire itu bisa memberiku jawaban."

Ia tersenyum lebar, khususnya pada Jaehyun. "Apa aku delusional?"

Yang lebih muda terlihat merasa bersalah. Mereka mungkin bisa mengungkap rahasia lebih awal kalau saja ia percaya pada ucapan Taeyong.

Namun hari kemarin adalah sejarah dan hari ini adalah yang harus mereka pikirkan.

"Tidak ada gunanya menyalahkan dirimu dengan pertanyaan tentang keberadaan adikku tanpa tahu apa yang terjadi pada Dragonaire lebih dulu, yang mana adalah tugas dari squad. Dan sekarang," Kingpin kedua itu mengalihkan pandangannya ke 3 orang temannya. "Aku yakin kita sudah bisa merajut semua faktanya? Aku masih harus bertanya pada Fort tentang alasannya membawa adikku."

Diingatkan oleh malapetaka yang akan datang, Jaehyun menegang. "Fort? Tapi foto yang dikirimkan oleh Dragonaire waktu itu adalah foto Lee Namgyu dan adikmu."

"Adikku mendengar percakapan kita di telepon dan ingin membunuhku — bisakah kau percaya itu, karena aku tidak bisa — karena aku bilang aku anggota Garnet. Rupanya, merekalah yang memotong lidahnya dan memukuli tangannya."

Nafsu untuk menusuk tubuh Fort beratus kali kembali mengetuk pikirannya dan itu ditunjukkan lewat matanya yang menggelap. "Dia dibawa pergi setelah Dragonaire menggurati punggungnya. Garnet memutilasi lidahnya dan membuatnya cacat, mengobatinya dan melepaskannya. Meskipun aku ingin bertanya lebih, dia menolak untuk mengingat kejadian traumatik itu. Tapi cukup tentangnya..."

Ia berdiri dan mengedikkan kepalanya pada Jaehyun. "Informasi apa yang kau dapatkan."

"Kau tidak akan percaya ini."

Taeyong memutar kepalanya cepat, ingin menghilangkan rasa pegal di lehernya, suara tulangnya yang berderak bergema di sepinya malam. "Katakan."

Doyoung mengawali penjelasannya, merasa bahwa inilah tanggung jawabnya sebagai orang yang bertanya langsung pada Park Minkyung dan Park Inseok. "Dragonaire tidak menginginkan proposal Red Phoenix."

[5] What Lies Ahead: Unmasked (JaeYong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang