Chapter 12

2.5K 92 0
                                    

"Daff ngumpet ngumpet,itu alvarez anjing"Zoe berdiri,menarik Daffa untuk bersembunyi di kamar mandi.
"Jangan dikamar mandi please"Daffa terlalu malas berada di kamar mandi.
"Yaudah dilemarii"Daffa melotot,nanti kalo ia kehabisan nafas gimana?
"Gamauuuu"
"Yaudah tutupan selimut sana,cepettttt"Daffa dengan segera berbaring di ranjang,lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Mengatur nafasnya sebentar,Zoe membukakan pintu untuk Alvarez.
"Eh hai Al"sapa Zoe sembari tersenyum manis.
Alvarez mengamati keadaan kamar Zoe.
"Kenapa Al?"tanya Zoe dengan tenang, sebenarnya ia sudah panik.

"Suara siapa tadi?"tanyanya datar.
"Hah?"Zoe mengerjapkan matanya.
"Ahh ituu,tadi habis telpon sama paman aku"jawab Zoe gelagapan.

Alvarez menyelonong masuk ke kamar, berjalan menuju ranjang.
"Ngapain Al?"dengan cepat Zoe menarik tangan Alvarez.
"Itu siapa?"
"I-itu Febby,iyaa f-febby"Alvarez semakin curiga dan kembali mendekat.

Daffa di bawah selimut sudah menahan nafasnya dari tadi,dan memejamkan matanya erat.
"Jangan Al,kamu mau liat Febby pake tank top doang?"alibi Zoe membuat Alvarez sedikit percaya.

"Kata ayah,ada temen cowo lo"ujar Alvarez lalu duduk di karpet.
"Ohh itu udah pulang"balas Zoe berbohong.
"Kamu ngapain kesini?"tanya Zoe.
"Kenapa?"tanya balik Alvarez.

"Eh gapapa, tumben,kan aku ga nyuruh kamu kesini"kata Zoe. Setiap kali Alvarez main kerumah Zoe,pasti sebelumnya Alvarez dipaksa, baru setelah itu Alvarez mau kerumah nya. Tapi tak selamanya Alvarez datang, Alvarez bisa saja menolak dengan alasan ingin bersama Alisha.

"Ga boleh?"tanyanya datar.
"Eh ga gitu"jawab Zoe sambil tersenyum kaku.

Tidak ada percakapan dari mereka berdua.
"Kamu ga jalan sama Alisha?"tanya Zoe basa basi.
"Kenapa si?"tanya Alvarez heran.
Biasanya Zoe akan senang jika Alvarez main kerumahnya,tapi kenapa ini seolah olah Zoe risih akan kedatangan Alvarez.

"Hah kenapa?"Zoe mengangkat alisnya bingung. Alvarez tak menjawab.

Zoe bergerak gelisah ditempanya,takut jika Daffa akan marah lagi,karna terlalu lama bersembunyi.
"Lo kenapa?"tanya Alvarez dengan suara rendahnya.
"Gapapa Al"balas Zoe berusaha tersenyum manis.

Ngomong ngomong,apa Alvarez tidak sadar ada motor Daffa di depan?

"Al kamu tau ga?"tanya Zoe membuat Alvarez menggeleng.
"Aku cinta sama kamu"Zoe menampilkan giginya. Hening, Alvarez tak merespon.

Sedangkan Daffa ingin sekali tertawa.
"Ishhh Al"
"Aku serius"ucap Zoe.
"Hm"

Zoe menyandar pada bahu Alvarez.
"Al,tolong hargai aku ya"Zoe menampilkan senyum kecutnya.
"Maksudnya?"tanya Alvarez.
"Kamu kan tau aku cinta sama kamu,jadi kalo ada aku kamu sama alisha jangan terlalu mesra ya"Zoe terkekeh kecil.

"Gue juga minta tolong sama Lo,jangan pernah gangguin Alisha lagi"Alvarez berkata seolah memberi peringatan.
"Hmm,ga janji si Al"ujar Zoe membuat Alvarez menghela nafasnya kasar.

"Bunda ga tau ya,kalo kamu punya pacar"tanya Zoe membuat Alvarez menoleh.
"Jangan berani beraninya Lo bilang ke bunda"Alvarez menekankan seluruh kalimatnya.
Zoe terkekeh,"ga al tenang aja"ucapnya santai.

'anjing kapan pulangnya,gue udah sesek nafas'batin Daffa menjerit.
'awas aja Lo Zoe,udah nyiksa gue'lanjutnya dalam hati.

"Al,ga mau pulang?"tanya Zoe sambil nyengir.
"Kenapa?"Zoe menggeleng kan kepalanya.

Alvarez bangkit dari duduknya. "Gue pulang"
"Jangan dulu Al"ucap Zoe menahan.
"Tapi ga maksa juga si, gapapa kalo mau pulang"lanjutnya,Zoe hanya berbasa basi.

Alvarez membuka pintu kamar,lalu pergi. Zoe menutup pintunya dan langsung berjalan ke arah Daffa,membuka selimutnya. Terlihat wajah Daffa yang memerah. Zoe yang melihat itu tertawa,yang justru lebih membuat Daffa jengkel.

"Gue pulang"ucap Daffa datar bangun dari tidurnya dan mengambil tasnya yang berada di kolong meja.

'ngambek lagi anjir,bodoamat lah ga lama juga'batin Zoe terkikik.

Keluar menuju lantai satu,Daffa berteriak dengan tak tau diri.
"OM,DAFFA PAMIT PULANG"
"IYA HATI HATI"balas teriak ayah Zoe yang mungkin berada di kamarnya.

Daffa menuju keluar rumah dan menaiki motornya,tanpa pamit Daffa sudah meluncur. Zoe jadi tersenyum, setelah Daffa tidak terlihat,Zoe masuk kedalam dan menutup gerbangnya.

✨✨✨✨✨✨✨✨

Pagi sekali Zoe sudah datang ke sekolah diantar ayahnya, sekolah masih sepi hanya beberapa siswa saja yang sudah datang ke sekolah.

Membuka tasnya dan mengambil novel yang ia bawa. Kegilaan dirinya terhadap novel itu dimulai sejak SMP kelas 2, berawal dari Alvarez yang memberi kan novel di hari ulang tahunnya sebagai kado. Waktu itu Zoe tidak mau menerima novel itu, tetapi Alvarez tetap memaksa, jadilah ia membaca satu lembar untuk pertama kalinya,tapi ia malah ketagihan membaca novel itu,sejak itulah Zoe sering meminta dibelikan novel pada ayahnya.

Tak terasa sudah banyak siswa yang datang ke sekolah,ah Zoe jadi ingat tadi ia berniat ingin mencari tau berangkat dengan siapa Alvarez jika tidak mengantarnya.

Beranjak dari duduknya untuk melihat ke parkiran, Alvarez sudah datang atau belum, nyatanya belum terdapat motor Alvarez di parkiran.

Kembali menuju kelasnya,Zoe dikejutkan oleh panggilan. "Zoeline Haleith Pradipta"Zoe menoleh.

Panggilan itu berasal dari Febby yang sedang berjalan ke arah Zoe dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.
"Rupanya ada yang sedang berbahagia"ucap Zoe menebak.
"Siapa?gue?ga tuh biasa aja"balas Febby yang sudah berada disamping Zoe.
"Itu senyumannya"Febby menggelengkan kepalanya.
"Pagi hari harus diawali dengan senyuman yang menawan, mempesona,dan pastinya membahana"ujar Febby hiperbola.
Zoe tersenyum geli. "Apasi Lo gajelas banget"

"Tu liat,mau sekolah apa mau ngejob"ujar Febby julid menunjuk kakak kelas nya yang menggunakan pakaian ketat.
"Pagi hari diawali dengan senyuman yang menawan, mempesona, dan membahana"kata Zoe meniru perkataan Febby.
"Bukan diawali dengan mengomentari seseorang"lanjutnya ngegas,Febby menekuk bibir bawahnya.

"Gue kan cuma mau menilai penampilan seseorang,mana yang baik dan mana yang terlihat buruk"ucap Febby membela diri.
"Terserah Lo"Febby tersenyum bangga, akhirnya ia menang debat dengan temannya ini.

Masuk ke dalam kelas,dengan Zoe yang merangkul Febby membuat teman sekelasnya menatap mereka berdua dengan tatapan yang berbeda beda,ada juga yang dengan cepat menundukkan kepalanya.
"Pagi Radit"sapa Zoe pada laki-laki yang sedang membaca buku pelajaran nya.
"Pagi"balasnya singkat tanpa menoleh ke arah Zoe,Zoe santai saja Radit memang seperti itu.

Febby sudah terlebih dahulu menuju bangkunya. Sedangkan Zoe masih berkeliling kelas menyapa semua teman sekelasnya, walaupun tidak semuanya menjawab. Zoe dari awal masuk sekolah memang suka menyapa teman sekelasnya, apalagi waktu sekolah dasar,Zoe rela membawa permen 2 bungkus untuk dibagi ke teman temannya. Setiap malam hari,Zoe merayu ayahnya supaya mau mengantar kan ke supermarket.

Bel masuk berbunyi, pelajaran pertama akan segera dimulai,guru dengan membawa bukunya dan beberapa peralatan lain masuk kedalam kelas,menyapa muridnya dengan ramah. Zoe kadang suka iri,guru menyapa dijawab, sedangkan dirinya? Ah sudahlah lupakan.

»»»»»♪«««««

HOLLA GUYS!!!

WELCOME BACK!!!🙈🙌🏼

Kesel ga sih punya temen kaya Daffa yang ambekan?
atau
kesel punya temen kaya Zoe?

JANGAN LUPA VOMENT!!!🥵
OK BYE,SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER!!!🤪✌🏼

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang