Chapter 27

2.5K 91 7
                                    

"Bye ayah"Zoe mengecup pipi ayahnya lalu keluar dari mobil dengan suasana hati yang sangat ceria.

Memasuki gerbang,Zoe melihat sekeliling ternyata sudah banyak siswa siswi yang berangkat. Ia mulai melangkah sembari menyanyi kan sebuah lagu. Bukannya masuk ke dalam kelasnya,ia justru menuju kelas Alvarez.

Semua pandangan tertuju kepada Zoe,Zoe tidak perduli ditatap mereka semua. Ia perlahan mendekat ke arah Alvarez yang sedang duduk berdampingan dengan Alisha. 

"Ekhem", Alvarez serta Alisha memperhatikan Zoe, tatapan Alisha seperti orang ketakutan, terbalik dengan Alvarez yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ganggu ya?ya sorry,salah kalian juga si dimana mana pacaran,dunia seakan milik berdua yang lain ngontrak"katanya tengil.
"Tenang,ga lama kok,gue si cuma mau nanya Daffa dimana ya?belum berangkat kah?"tanya Zoe.

"Eh bentar gue mau ngejelasin, bukannya gue mau ganggu waktu pacaran kalian berdua,soalnya gue mau tanya yang lain gue kan ga ada yang kenal,cuma Lo berdua yang gue kenal,kalo Rifqi ga dulu deh malas sekali bukan?anak tengil gitu"ujar Zoe menjelaskan kepada mereka berdua.

"Jadi gimana?Daffa beneran belum berangkat?"tanyanya ulang.
"Hm"Alvarez berdehem menandakan benar apa yang dikatakan Zoe.
"Oke makasih,Calon Masa depan Zoeline Haleith Pradipta"balasnya dengan percaya diri, setelahnya ia keluar kelas.

Namun, kebetulan sekali Daffa juga datang berpapasan di depan pintu dengan Zoe. Zoe kembali masuk mengikuti Daffa, setelah berbincang sedikit tadi.

"Oh iya makasih waktunya ya,aduh jadi gaenak tadi udah ngeganggu kalian"ucap Zoe kepada Alvarez dan Alisha,Daffa mengangkat satu alisnya,bingung.
"Apa Lo,yuk bolos yuk"ajak Zoe kepada Daffa,tentu saja dengan senang hati Daffa mengiyakan ajakan itu.

Daffa dengan cepat merangkul Zoe,mereka berdua keluar kelas menuju ke arah taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, mereka sama sama duduk di bawah pohon.

"Daff,Lo tau kemaren setelah Lo pulang,gue kan ke minimarket beli ice krim kan,gue ketemu Rifqi sama Alisha"cerita Zoe kepada Daffa.
"Ngapain mereka?"tanya Daffa.
"Mana gue tau,kaya beli obat gitu"jelasnya,Daffa langsung menerka nerka.

"Ibunya Alisha kali,sakit"
"Atau salah satu dari mereka yang sakit"
"Atau jangan-jangan obat kehamilan"

"Ngaco Lo"sahut Zoe malas.

"Ya siapa tau,gue kan cuma nebak"ucap Daffa membela diri.

"By the way,Febby sama Arkan tau ga Lo mau pindah?"tanya Zoe.
Daffa menggeleng, "Belum,biarin aja gamau ngomong dulu gue,nanti kalo mereka reaksinya kaya Lo kemaren,gue kan tambah berat ninggalin kalian pada"jelas Daffa,Zoe mengangguk.

"Besok Sabtu,terus lusa Minggu,nah Seninnya udah tes aja, sebenernya gue si belum siap,materi aja gada yang masuk diotak gue"Daffa mengangluh.
"Makanya,sekolah tu jangan bolos mulu kerjaannya"komen Zoe.
"Lah Lo sekarang ngapain ngajak gue bolos?"kata Daffa tak santai.
"Ya Lo mau mau aja, harusnya kalo emang bener niat belajar ya ngga tergoda ajakan gue Daff"balas Zoe tersenyum smirk.
"Gue manusiawi, kesempatan emas ga boleh dibiarkan hilang sia sia,bolos itu kenikmatan duniawi Zoe"ujar Daffa.
"Ya udah,itu si urusan Lo ya"Daffa tersenyum smirk,bangga,dia menang debat dengan Zoe.

Mereka berdua menghabiskan waktunya untuk mengobrol sampai jam istirahat berbunyi,semua hal dibicarakan entah apa saja. Setelah bel istirahat berbunyi, mereka berdua langsung menuju ke kantin.

"Zoe alisha tu,Lo udah lama kan ga ngelabrak dia"ucap Daffa mengompori.
"Daffa, harusnya Lo itu bangga,temen Lo udah tobat,ga nyiksa anak orang"sahut Zoe,Daffa memutar bola matanya malas.

Tanpa memperdulikan Alisha,mereka melanjutkan perjalanannya,lalu duduk di salah satu bangku. Sepertinya hari ini Alisha terkena imbasnya lagi,baru saja memasuki kantin,sudah dipanggil Zoe untuk mendekat.

"Sini sini, cepetan ga pake lama pesenin batagor 2 porsi sama pop ice rasa bubble gum,lebih dari 5 menit gue jambak rambut kusut Lo itu"dengan enaknya,Zoe menyuruh Alisha yang sudah menundukan kepalanya.

Setelah Alisha pergi,Daffa terkekeh. "Iya in,katanya tadi tobat,eh berulah lagi"ujarnya tak tahu apa yang ada dipikiran Zoe.
"Khilaf"jawab Zoe sambil terkekeh.

"OKE FINE,TEGA BANGET GUE GA DIAJAKK"seseorang dengan tak tahu malunya berteriak,siapa lagi kalo bukan Febby.
"Zoe,dia siapa?"tanya Daffa mengejek Febby.
"Gatau gue,ga kenal"Zoe meladeni Daffa.
"Punya temen gini amat"kata Febby,lalu duduk di sebelah Zoe.

"Ga pesen makanan Lo pada?"tanya Febby sembari memasukkan makanan ke mulutnya.
"Pesen lah"kata Daffa menyahuti Febby.

"I-ini"Alisha datang dengan membawa makanan Zoe dan Daffa.
"Nahhhh nice,hustt pergi Lo"Zoe mengusir Alisha,lalu alisha pergi keluar kantin.

"Anjayyy punya asisten pribadi ga tu"Arkan tiba tiba sudah berada di belakang Zoe dan Febby.
"Pastii"sahut Zoe dengan sombongnya.

Arkan duduk disebelah Daffa,lalu mengambil batagor Daffa tanpa ijin.
"Anjing balikin"Daffa yang tak terima, mengincar batagor yang berada ditangan Arkan,Arkan dengan lihainya menghindari gapaian Daffa.
"Arkan bangsat"kata Daffa tak santai ketika batagor malang miliknya masuk ke dalam mulut Arkan.
"Tau lah!"Daffa membanting garpunya ke piring.

Mereka semua tertawa. "Hayolo Arkan,ngambek tu bocahnya"ucap Zoe mengompori.
"Aelahh,dosa apa gue punya temen kaya Lo"Arkan menoyor kepala Daffa dengan entengnya.

Daffa diam tak menanggapi sambil bermain handphone nya.
"Udah udah"lerai Zoe, tersenyum geli.

"Makan Daffa, batagornya kasian dianggurin"ujar Zoe.
"Males"balas Daffa datar.

Zoe dengan sabarnya menyuapkan batagor ke Daffa.
"Ciee Daffa disuapin cewe cantik"kata Zoe percaya diri,Daffa menatapnya datar.
"Ciee Zoe,Cie Daffa"goda Arkan.
"Apa Lo!"sarkas Daffa.

"Ya elah, PMS Lo yak?"ledek Febby.
"Au"sahut Daffa singkat.

"Mana pacar lo Kan?"tanya Zoe.
"Gatau"jawab Arkan santai.
"Yuk bisa yuk putus"ucap Zoe sambil terkekeh,Arkan hanya tersenyum kecil memandang aneh temannya itu.

Pembicara mereka berhenti ketika ada seseorang yang memanggil Zoe dengan suara berat.

Zoe berdiri dari duduknya. "Ehh,calon masa depan". Tentu saja orang itu adalah Alvarez.

Alvarez menarik tangan Zoe secara tiba-tiba,Zoe yang terkejut dan bingung hanya mengikuti langkah Alvarez sesekali melihat ke belakang ke arah Daffa,Febby,dan Arkan yang hanya mengangkat bahunya acuh.

Sampailah mereka berdua di koridor yang sepi.
"Ada apa Al?"tanya Zoe heran.

Alvarez mengeraskan rahangnya.
"Gue bilangin sama Lo,Alisha bukan pembantu yang bisa seenaknya Lo suruh."

Menganggukan kepalanya paham,Zoe segera menyahut. "Alva aku kan cuma minta tolong sama dia"
"minta tolong."ulangnya memperjelas kalimat intinya.

"Punya kaki?tangan?"tanya Alvarez.
"Aku?ini punya,ni,ni"jawab Zoe sambil mengangkat tangan dan kakinya.
"Udah ya Alva,ga usah marah marah gitu cuma gara gara perempuan ga tau diri kaya dia,sia sia tenaga kamu"kata Zoe enteng,tak memperdulikan tatapan Alvarez yang kian menajam.

Alvarez mendorong Zoe ke tembok,dan mengurungnya dengan tangannya. Detak jantung Zoe berdetak tak beraturan.

Alvarez berbisik dengan suara rendahnya, membuat Zoe bergidik ngeri. "Kali ini gue bener bener ga ngasih Lo kesempatan,Lo ganggu pacar gue sekali lagi. Gue aduin Lo ke bunda,anak kesayangan nya ini ternyata ga sebaik yang bunda kira." Setelah mengakhiri kalimatnya Alvarez mengeluarkan senyum smirk, kemudian berlalu dari hadapan Zoe yang masih terpaku ditempatnya.

»»»»»♪«««««

HOLLA!!!!

WELCOME BACK!!☝🏼☝🏼

Akankah ancaman Alvarez benar benar terjadi?🤔

Baca chapter selanjutnya!!!

JANGAN LUPA VOMENT,BYEEEE!!!!🤪

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang