Chapter 14

2.4K 95 0
                                    

Zoe berniat ingin untuk menemui bunda setelah tiga hari tidak bertemu. Memesan taxi online,Zoe sedang menunggu di depan gerbangnya. Ayahnya belum pulang dari kantor.

Taxi datang dan Zoe masuk, kemudian meluncur menuju rumah alvarez. Memerlukan waktu beberapa menit, Zoe sampai didepan rumah Alvarez.

Zoe berdehem. "ASSALAMU'ALAIKUM BUNDA,ZOE DATENG NIHH"

Pintu terbuka menampilkan Alvarez dengan wajah seperti biasanya,datar.
"Bunda mana?"tanya Zoe kepada Alvarez.

Muncullah bunda dari belakang Alvarez. "Eh sayang,naik apa kesininya?"Alvarez meninggalkan mereka berdua,dan berlalu ke kamar.
"Taxi bunda"jawab Zoe dengan berjalan menuju sofa.
"Ga suruh dijemput Alvarez"
"Pengin aja bunda,kasian Alvarez jadi tukang ojek"ujar Zoe bercanda.
Bunda terkekeh lalu membalas. "Ya gapapa dong,kan itu udah jadi tanggung jawab alvarez"Zoe hanya menampilkan senyumannya.

"Oh iya bunda lagi sibuk banget ya sama butik nya?"tanya Zoe.
Bunda mengangguk. "Iyaa nih,tapi sekarang udah ngga"jawabnya.
"Kamu gimana di sekolah?kapan kapan temen kamu yang Febby Febby itu diajak main ke sini ya,bunda mau kenalan"ucap bunda dengan antusias.
"Baik bunda malah aku dapet temen baru,siap bundaa"Zoe menampilkan senyum manisnya.
"Wahh banyak sekarang temennya"ucap bunda.

"Alvarez punya pacar ga di sekolah?"Zoe dibuat terkejut oleh pertanyaan bunda.
"Eee ga tau bunda"jawabnya sedikit gugup.
"Awas aja kalo punya pacar"gumam bunda yang dapat didengar oleh Zoe.
"Emang kenapa bunda kalo Al punya pacar?"tanya Zoe hati-hati.
"Ya ga bolehlah,Al kan cuma punya kamu,emang kamu mau Alvarez jadi milik orang lain"ucap bunda kesal.

Zoe membatin. 'alvarez udah punya yang lain bunda'

"Hehehe ga si bun"ujar Zoe kaku.
"Ya makanya"Bunda itu tau jika Zoe mencintai anaknya dari lama,maka dari itu Al tidak boleh dekat dengan perempuan manapun untuk menjaga perasaan Zoe. Bunda tidak tau jika Alvarez memiliki pacar disekolanya.

Handphone bunda berdering.
"Ya udah kamu ke kamar Alvarez aja,bunda ada yang telpon",Zoe hanya mengangguk dan berlalu menuju kamar Alvarez.

"Al",Zoe mengetuk pintunya berkali-kali,namun tak kunjung dibukakan oleh Alvarez, jadilah Zoe masuk ke dalam kamar Alvarez.

Dengan bersandar di kepala ranjang, Alvarez terlihat sedang memejamkan matanya,Zoe mendekat ke arahnya. Dengan hati-hati Zoe membenarkan posisi Alvarez,dan berikanya bantal di bawah kepala Alvarez agar tidak sakit. Duduk disamping ranjang,Zoe mengamati wajah Alvarez yang terlihat tenang, sangat berbeda dengan Alvarez yang biasanya dengan wajahnya yang datar. Sangat jarang melihat wajah Alvarez yang seperti ini. Zoe tersenyum simpul, merapikan rambut Alvarez yang menutupi sebagian wajahnya.
Setelahnya,Zoe beranjak pergi untuk pamit ke bunda dan pulang kerumahnya.

Merasa bahwa orang itu telah pergi,ia membuka matanya,dan menarik nafasnya perlahan. Alvarez hanya berpura pura tidur,ia sedang malas menghadapi Zoe. Ia menahan nafasnya ketika merasa Zoe membenarkan rambutnya, jantungnya berdetak tak karuan.

"Maaf Zoe"ucapnya pelan,sangat pelan hampir tak terdengar. Alvarez bangkit dari ranjang lalu menuju ke balkon kamarnya.

✨✨✨✨✨✨✨✨

Malam ini seorang ayah dan anaknya sedang berhadapan di meja makan,dengan makanan dihadapannya. Suasana hening,hanya terdengar dentingan sendok dan garpu. Tak terasa makanan sudah habis tak tersisa.

"Ayahh,Zoe sekarang udh punya temen banyak"ceritanya kepada Ayah dengan riang.

Sehabis makan biasanya mereka memang menghabiskan waktu untuk mengobrol sebelum menuju ke alam mimpinya.

"Banyaknya berapa?10?"tanya ayah.
"Itumah banyak banget yahh,udah punya 2 temen baru, ditambah Febby jadi 3 temen"balasnya sambil tersenyum puas.
"Bagus,punya temen yang banyak ya"Zoe mengangguk semangat.

"Sebentar lagi kamu mau semester dua loh"
Zoe mengangguk dan menjawab. "Iyaa yah,semoga Zoe sekelas sama mereka"Zoe membayangkan bagaimana asiknya jika mereka berempat tak lain Zoe,Febby,Arkan,dan Daffa disatukan di kelas yang sama.

Ayah tersenyum simpul melihat putrinya yang satu ini.
"Ya udah tinggal tidur,jangan dibalkon nangisin orang,awas aja"Zoe menyengir lebar.

Ayah memang tau jika Zoe kalau malam menangis pasti karna menangisi album foto yang berisi Zoe dan Alvarez. Bila ditanya, Zoe akan menjawab
'pengin kecil lagi'
'kangen Alvarez yang manja,sekarang mah datar banget'
'ini ni Alvarez nyebelin banget,ga kaya dulu lagi'
Ayah hanya percaya saja. Tidak tau saja putrinya ini mencintai sahabat kecilnya yang dulu sangat manja.

Dikamarnya Zoe sedang mengingat hal yang mengganjal perasaannya.
"Ohhh iyaaa,Daffa kan lagi marah"

Panggilan pertama tak dijawab,kedua di matikan oleh Daffa. Kalo sampai ketiga kalinya tidak dijawab,Zoe akan balik marah kepada Daffa.

Panggilan tersambung,Zoe tersenyum lebar.
"Hallo daffaku sayangggg yang masih ngambekkkkk"
"Pacarnya Daffa?"pertanyaan di sebrang sana membuat Zoe terkejut sampai menjauhkan handphone nya.

Suara itu Zoe mengenal nya.
"Siapa Al?"samar samar Zoe mendengar daffa bertanya kepada orang yang mengangkat teleponnya.
"Pacar Lo"Zoe menggigit bibir bawahnya panik.

Ya orang yang mengangkat telepon Zoe itu Alvarez. Mengapa Alvarez tidak tau jika yang menelpon itu Zoe?pertama nama kontak Zoe di Handphone Daffa adalah Macanku 🐯,kedua Zoe tadi menggunakan suaranya yang cempreng. Biasanya jika bertelepon dengan Alvarez Zoe itu suaranya di lembut lembut kan,katanya si biar Alvarez tersenyum senyum disana. Padahal ngga.

"Apa hah?"kata Daffa di sebrang sana nyolot. Zoe mendekatkan kembali handphonenya.
"Itu Alvarez ya?"tanya Zoe panik.
"Hm"Zoe mengerucut kan bibirnya.
"Udah dong,jangan ngambek terusss"bujuk Zoe.
"Bodo"jawab Daffa sewot.
"Dihhh,kaya cewe"ledek Zoe. Tak ada jawaban.

"Oke,gue besok sama yang lain mau ke mall,Lo ga usah ikut bye"Zoe segera mematikan sambungan nya dan terkikik geli.

Meletakkan handphone nya,Zoe merebahkan badannya,namun dering telepon membuat Zoe kembali terduduk dan berdecak kesal.

Tukang Ngambek😠

"GAMAU TAUUU BESOKK GUE IKUTTTTT"pekik Daffa di sebrang sana membuat Zoe membanting handphone di ranjang.

Mengambil nya kembali Zoe ikut berteriak. "GAUSAH,TUKANG NGAMBEK GA DI BUTUHIN"untung saja kamarnya kedap suara, walaupun akan terdengar sedikit dari luar.

"YAUDAH,GUE JUGA GA PENGIN BANGET,GUE BISA KE MALL SENDIRI"teriak Daffa lagi dengan nada marah. Sambungan telepon itu secara sepihak dimatikan oleh Daffa.

Zoe memijat kepalanya pusing. "Bodoamat" lalu merebahkan badannya dan memejamkan matanya untuk menuju alam mimpi. Zoe akan beraktivitas berat besok.

»»»»»♪«««««

HOLLA GUYS!!!

WELCOME BACK!!🙈🙌🏼

JANGAN LUPA VOMENT!🥵

SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER!!!🤪✌🏼

AlZoe [END]Where stories live. Discover now