Chapter 61

2K 84 1
                                    

Benar saja, saat Zoe dan Alvarez berjalan berdampingan dari arah parkiran, banyak bisikan bisikan terdengar, sebagian siswi yang merupakan 'fans' dari Alvarez menatap Zoe tidak bersahabat. Zoe hanya bisa waspada, berharap hal yang seperti ia tonton sebelumnya tidak terjadi kepada dirinya.

Zoe menghentikan langkahnya mendadak. Alvarez ikut berhenti, bingung. "Lo duluan aja, gue mau ke toilet"ujar Zoe. Alvarez mengangkat satu alisnya, tapi ia sekarang paham saat melihat Zoe memegangi perutnya itu.

Alvarez berlalu pergi ke kelasnya. Zoe berbohong, ia sama sekali tidak berniat pergi ke toilet. Bisa dibilang Zoe berusaha menjaga jarak dengan Alvarez. Zoe tidak tahan melihat tatapan para adik kelasnya yang kurang mengenakkan.

Zoe yang tadi berjalan ke arah toilet, kini berbalik untuk menuju ke kelasnya.

"INI NIH YA UDAH JADIAN SAMA ALVAREZ?"goda Nandra, Zoe terkejut mendengar Nandra yang tiba tiba berujar.
"ASIKK, DIBUAT SINETRON KAYANYA SERU NIH, CINTAKU AKHIRNYA TERBALASKAN"Gani membalas.

Zoe hanya memutar bola matanya malas, ia sudah menduga akan seperti ini. Ia duduk di bangku nya, lagi lagi Radit belum berangkat. Akhir akhir ini Radit memang selalu berangkat agak lebih lambat dari biasanya. Mungkin karena mengurus Alexander nya itu.

Zoe menelungkup kan kepalanya di atas meja. Walaupun masih pagi, kelas terdengar sangat brisik, berbeda sekali dengan dulu. Nandra, Oja, dan Gani lebih mendominasi, untunglah Razi belum berangkat.

Zoe jadi teringat, kira kira siapa yang menyebarkan gosip itu, mungkinkan siswi yang kemarin? Kalo bukan, memang siapa lagi? Hanya siswi itu yang berada di sana dan mendengar semuanya. Tapi apa mau dikata, semuanya sudah terjadi.

Gebrakan dimejanya membuat Zoe terkejut dan langsung menegakkan badannya.
"Pagi pagi udah loyoo"kata sang pelaku yaitu Febby.
"Sialan"

Febby tertawa, setelahnya ia terus bertanya-tanya kepada Zoe, tapi Zoe hanya bungkam, terlalu malas untuk membahas ini. Sampai akhirnya Febby lelah sendiri.

Febby selesai, Radit yang baru datang juga mulai bertanya-tanya. Tapi lagi lagi tidak ada jawaban dari Zoe. Tiba tiba Zoe malah menjadi penasaran, kenapa Daffa tidak bertanya sebanyak yang lain lakukan?

Radit juga akhirnya diam, dan kembali ke mejanya saat bel masuk berbunyi nyaring. Zoe membuka tasnya dengan malas, ia mengikat rambutnya asal, supaya tidak mengganggu saat ia menulis.

✨✨✨✨✨✨✨✨✨

Zoe pergi ke kantin dengan paksaan dari Febby. Sebenarnya ia sangat malas melihat tatapan dari siswi yang lain.

"Lo mau apa?"Zoe menggeleng. "Ga deh"

Alvarez memandang ke arah Zoe. Ia tidak percaya bahwa Zoe benar benar takut sesuatu terjadi kepada dirinya. Karena tempat duduknya yang bersebelahan, Alvarez menggenggam tangan Zoe dibawah meja. Tapi Zoe langsung melepaskannya cepat. Mereka berdua berbicara lewat tatapan mata satu sama lain.

"Ciee cieee"goda Daffa saat menyadari mereka bertatapan.
"Wahh ini mah beneran pacaran"kata Arkan.

Zoe mengalihkan pandangannya dari Alvarez. Berbeda dengan Alvarez yang masih mengawasi gerak-gerik Zoe.

"Kalo emang pacaran bilang aja kali, ga perlu disembunyiin"kata Radit.
"Kita ga pacaran"balas Alvarez lantang.
Febby menyahut. "Gue si o aja yakan"

Zoe mengamati sekeliling, tak jarang pandangan Zoe bertemu dengan mereka mereka yang memperhatikan meja besperen.

Tiba tiba bayangan ia melabrak Alisha terlintas begitu saja. Saat ia memandang remeh Alisha, saat ia di maki Alvarez, dan saat ia menangis malu karena perkataan Alvarez. Zoe tenggelam lebih dalam dari lamunannya. Menatap kosong ke arah pintu kantin. Sebelum akhirnya Daffa mengejutkannya melalui jentikan jari tepat di depan wajah.

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang