Chapter 67

1.7K 80 5
                                    

"Ayah, ga ke kantor kan?"tanya Zoe setelah selesai sarapan.
"Ngga, kenapa?"ayah bertanya balik. Zoe menggeleng. "Bentar" Ia pergi menuju ke kamarnya.

Tidak lama, ia kembali duduk di hadapan ayahnya. "Zoe mau ngembaliin sesuatu"kata Zoe tidak yakin.
"Sesuatu?"ayah mengernyit bingung.

Zoe meletakkan kotak cincin yang berisi cincinnya dan cincin Alvarez yang diserahkan kepada Zoe tadi malam. "Emmm"

"Kan waktu itu, ayah sana bunda nyuruh aku sama Alvarez tunangan karena kesalahpahaman, tapi kan sampai sekarang ngga ada sesuatu yang terjadi kan? Jadi aku sama Alvarez boleh batalin tunangan ini"jelas Zoe.
"Kata siapa kalian boleh batalin tunangan?"tanya ayah yang langsung berubah nada bicaranya.

Zoe mulai menundukkan kepalanya.
"Ini udah mutlak, ga bisa di ganggu gugat"lanjut ayahnya.

"Yah, t-tapi-"
"Ga bisa"ayah berkata tegas, Zoe memilin bajunya dengan jari.

"Jangan pergi kemana-mana"pesan ayahnya, lalu pergi dari hadapan Zoe.

'kok jadi ribet?'batinnya.

Zoe ikut meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya. Zoe kelimpungan sendiri. Tidak ada yang bisa jadi teman curhat, ya karena tidak ada yang tau hubungan antara Zoe dan Alvarez yang sebenarnya. Daffa? Tidak, Zoe tidak mau Daffa tahu masalah ini.

Zoe duduk di balkon nya, menutup wajahnya dengan sebuah novel. Menghela nafas kasar beberapa kali.

Tiba tiba Zoe mendengar mobil memasuki ke halaman rumahnya, ia mengintip.

"Aduhh, ayah nih pasti"ucap Zoe resah.

"ZOELINE TURUN"

Nah kan, ayahnya langsung berteriak dari bawah. Zoe dengan ragu ragu pergi ke lantai bawah. Disana, Ayah, Bunda, dan Alvarez sudah duduk di sofa. "Duduk"perintah ayah.

Zoe duduk di sebelah ayahnya berhadapan dengan Alvarez.

"Jadi kenapa kalian berdua mau membatalkan pertunangan ini?"tanya ayah tanpa basa-basi sedikitpun.
"Kita berdua ga cocok yah"jawab Alvarez.
"Alasan klasik"balas ayahnya.

"Hale kenapa mau batalin tunangan nya?"tanya bunda baik baik. Zoe bingung harus menjawab apa.
"Dijawab Zoe"desak ayahnya menatap tajam Zoe.

"Aldi, jangan terlalu keras"bunda mengingatkan ayah. Ayah memilih pergi dari situ.

"Z-zoe sama Alvarez emang g-ga cocok bunda"Zoe mengulang jawaban Alvarez.
"Ga cocoknya kenapa?"tanya bunda lagi.
"K-kita berdua sering b-berantem"Zoe menjawab gugup.
"Coba jelasin berantemnya karena apa?"Bunda bangkit dari duduknya, pindah ke sebelah Zoe.

Alvarez hanya menatap datar Zoe yang sedang berusaha menjelaskan alasannya. "Aku gatau, Alvarez suka tiba tiba marah sama aku"jawab Zoe. Alvarez mengangkat satu alisnya.

"Alva, kenapa marah sama Hale?"bunda kini bertanya kepada Alvarez.

"Tanya aja sama Zoe"jawab Alvarez.
"Hale?"
"Aku gatau bunda"balas Zoe pelan.
"Alva, Hale ga tau, udah di jawab aja kenapa kamu marah ke Hale?"bunda menghela nafasnya sabar menghadapi kedua pasangan remaja ini.

"Zoe tau jawabannya"kekeh Alvarez.
"Ya udah, Hale dijawab, apa alasan Alvarez marah?"

"Alvarez marah kalo aku main sama Daffa"

Bunda rasanya ingin tertawa. "Ooh, cemburu toh?"
"Ngga"jawab Alvarez datar.
"Itu kan Alvarez mau batalin tunangannya karena cemburu, kalo kamu alasannya apa?"

Ketika Alvarez ingin memotong perkataan bunda, bunda menempatkan jarinya telunjuknya di depan bibir, menandakan Alvarez untuk diam.

'yakali gue jawab karena Alvarez masih berinteraksi sama Alisha, nanti yang ada Alvarez kena mara-'
'peduli apa gue, dimarahin kek apa kek, bodoamat'
'tapi ngga deh, nanti gue diledek cemburu sama Alvarez lagi'batin Zoe berperang.

AlZoe [END]Where stories live. Discover now