Chapter 56

2.2K 90 2
                                    

Zoe dan kawan kawannya sudah menjalani kelas 12 sejak 2 Minggu yang lalu. Tidak tahu kenapa, Besperen menjadi primadona para pendatang baru alias para siswa kelas 10.

"Zoe kemaren Lo di mall sama Alvarez kan?"bisik Febby bertanya.
Zoe mengangguk. "Iya kenapa?"
"Gue liat liat Lo berdua makin deket"
"Ya begitulah"kata Zoe.

Besperen memang tidak ada yang tahu, bahwa Zoe dan Alvarez sudah bertunangan.

"Gu-"

"Febby, Zoe kalo masih mau ngobrol, keluar kelas"ujar Bu Desti galak.
"Ngga Bu, maaf"sahut Febby meringis. Bu Desti adalah guru yang terkenal paling galak diantara guru galak lainnya, ditambah lagi Bu Desti adalah guru matematika.

Bu Desti melanjutkan penjelasannya, sampai bel istirahat berbunyi.

"Jangan lupa, untuk tugasnya halaman 23-28 dikerjakan"
"BAIK BUU"

Setelah Bu Desti keluar kelas, para murid juga berhamburan menuju kantin.

"Oyyy"Daffa memanggil Zoe dan Febby.

Zoe dan Febby berhenti, menunggu Daffa dan Alvarez mendekat.
"Ka Zoe, Ka Febby"sapa adik kelas mereka sambil mengangguk an kepala.
"Hi"sahut keduanya.

"Ciee seleb"kata Daffa, Zoe dan Febby hanya tersenyum.

"Arkan mana?"tanya Febby.
"Belum keluar kali"jawab Daffa.

"Ka Al"sapa siswi yang memang sering menyapa Alvarez.

Alvarez mengangguk.
"Hallo guys"Arkan datang.
"Kuy"mereka menuju kantin bersama.

Hari ini Radit izin, ada kepentingan keluarga katanya.

Zoe menarik tangan Alvarez untuk berjalan lebih lambat, membiarkan Febby, Arkan, dan Daffa di depan.

"Cincinnya kenapa dipake lagi?"tanya Zoe pelan.
"Ga boleh?"Alvarez bertanya balik.
"Ya ngga lah"ucap Zoe tak santai.

"Lepassss"Zoe mencubit lengan Alvarez.
"Diem"Zoe mendengus.

"Daff, nanti gue nebeng ya"kata Zoe tiba-tiba.
"Sokk"sahut Daffa.

Alvarez langsung berseru. "Ga usah repot-repot Daff"
"Kata siapa Daffa repot?"tanya Zoe nyolot.
"Gue"jawab Alvarez santai.

"Ya udah Lo sama Alvarez aja"ucap Daffa memutuskan.
"Ngga, gue bareng Lo"kekeh Zoe.
"Ga usah ngrepotin orang lain"kata Alvarez.

"Peka yo bisa yo"Arkan menyahut.
"Zoe itu lho Alvarez kan ga mau Lo sama cowo lain"Febby ikut menyahut.
"Sok tau"balas Alvarez datar.

"Dasar gengsi"gumam Zoe pelan.
"Ga usah pede"bisik Alvarez.

Mereka telah sampai di kantin. Memesan makanan terlebih dahulu.

"Ka Al, nih buat kakak"seorang siswi menyodorkan coklat.

Alvarez menerimanya. Tapi setelahnya ia taruh di atas meja.

"Hai, Ka Al, Ka Daffa, Ka Arkan"siswi lain menyapa. Berbeda dengan Arkan dan Alvarez, Daffa mengangguk sambil tersenyum manis. Biasalah.

"Gue transparan apa gimana?"Febby menampilkan muka julidnya.
"Sorry, dia cuma bisa liat cowo"sahut Daffa.

Arkan menepuk-nepuk pundak Febby menenangkan.

Setelah makanan datang, mereka memakan nya, diselingi percakapan.

"Itu cincin asli atau mainan Rez?"tanya Daffa, salah fokus pada cincin yang akhir-akhir ini selalu berada di jari Alvarez.

Zoe meneguk ludahnya kasar.

AlZoe [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang