Chapter 45

2.7K 109 7
                                    

Bunda memaksa Zoe untuk berangkat dengan Alvarez. Zoe sudah menolak, tapi ia tetap kalah.

Alvarez dan Zoe keluar rumah, seperti biasa Zavi sudah menunggu di depan. Zavi langsung menghampiri Zoe, meminta maaf atas kelakuan nya tadi malam.

"Lucu Lo pikir?"tanya Zoe datar.
"Engga, makanya gue minta maaf, maafin"mohon Zavi, sambil memegang pundak Zoe. Zoe menepisnya.

Alvarez masuk ke dalam mobilnya, Zoe  mengikuti, tanpa memperdulikan Zavi. Setelah mobil Alvarez pergi, Zavi mengacak rambutnya gusar, lari ke motornya mengikuti mobil mereka dari belakang. "Goblok si"makinya.

Di dalam mobil Alvarez bertanya kepada Zoe. "Udah lama kenal?" Zoe berdehem sebagai jawabannya.
"Tau kalo dia suka tawuran?"
"Iya tau, dan Lo brisik ga usah banyak tanya"sinis Zoe, membuat Alvarez menutup mulutnya.

Sampai di parkiran sekolah, Zoe keluar dari mobilnya, Zavi juga sudah memarkir kan motor nya. Langsung menghampiri Zoe.

Zoe melangkah, tidak memperdulikan keberadaan Zavi, tapi tangannya di tahan, Zoe menepisnya.
"Maafin"mohonnya langsung, Zoe menatapnya jengah.
"Iya tau, tadi malem ga lucu bercandanya, janji ga ngulangin lagi"ucap Zavi bersungguh-sungguh.
"Kebanyakan janji"sarkas Zoe.
Zavi berseru. "Terus gimana?"
"Buktiin"jawab Zoe.
"Iya nanti gue buktiin, ga bakal tawuran lagi, ga bakal bercanda yang keterlaluan lagi"kata Zavi serius. Zoe memperhatikan mata Zavi, mencari keganjilan disana, nihil.

"Ya udah dimaafin"ujar Zoe ketus.
"Tuh kan ga ikhlas"sambar Zavi.

Zoe mengeluarkan senyum terbaiknya, walaupun terpaksa. "Iyaa dimaafin"ucapnya.

"Yess"

"Tapi kalo diulangi lagi, awas aja, gabakal gue maafin, se-la-ma-nya"ancam Zoe, Zavi mengangguk.
"Ya udah ayo ke kelas"Zavi menggenggam tangan Zoe.

"Pulang bareng, disuruh bunda"ternyata sedari tadi Alvarez memperhatikan interaksi keduanya. "Oke"Zavi yang menjawab.

Sampai di depan kelas, seperti biasa Zavi mengatakan wejangan, dan mengacak rambut Zoe sebelum pergi ke kelasnya.
"Jangan mikirin gue terus, fokus belajarnya"itu wejangan dari Zavi, percaya diri nya tinggi memang. Eh tidak, tapi itu kenyataan, Zavi kadang terlintas di pikiran Zoe saat pembelajaran dilaksanakan.

Ya beruntungnya Zavi, udah bikin Zoe luluh kepadanya, walupun baru beberapa Minggu. Tapi Zoe lebih beruntung, karena adanya Zavi ia lebih mudah melupakan Alvarez. Tapi ga tau deh, apakah rasa cinta nya untuk Alvarez sudah benar benar hilang?

✨✨✨✨✨✨

Besperen sedang berada di kantin saat ini. Zavi ikut bergabung, duduk di sebelah Zoe yang biasanya digunakan oleh Daffa, tapi Daffa mengalah, tau jika temannya sedang dalam masa pendekatan.

"Kan katanya Lo kapten futsal, kok ga pernah main futsal?"tanya Radit.
Bukannya Arkan yang menjawab, tetapi Daffa yang menjawab. "Lo ga tau? Udah pensiun si Arkan"
"Oh"Radit mengangguk.

"Gue liat tadi Lo berangkat bareng Alvarez"kata Daffa. Zoe mengangguk membenarkan.
"Kok bisa?!"tanya Febby terkejut.
"Bunda yang maksa"jawab Zoe malas.

"Lo ga cemburu Zav?"tanya Arkan. Zavi yang sedang menyimak, menggeleng.
"Biasa aja"ujarnya.
"Gue kan bukan siapa-siapa Zoe, mau dia sama cowo lain kek, terserah dia, ya walaupun gue lagi ngedeketin Zoe, tapi kan itu hak dia"ucapnya terang terangan.

Febby yang pernah cemburu merasa tersindir. Zoe melirik, tertawa dalam hati.
"Bener ngga Feb?"tanya Zoe terkikik.
"Iya bener banget"jawab Febby, menampilkan senyum terpaksa nya, dalam hati ia merutuki Zoe.

"Kak Zavi?"semua mendongak. Zavi yang dipanggil namanya menyahut.
"Iya kenapa?"
"Dipanggil Kak Saka"ucap siswi itu.
"Oh oke thanks"siswi itu mengangguk, tersenyuum manis.

AlZoe [END]Where stories live. Discover now