Chapter 41

2.6K 104 2
                                    

"Akhirnya ada yang nemenin gue dihukum"celutuk Zavi.
"Mana cewe lagi, untung tadi gue ikut tawuran"Zoe tidak memperdulikan omongan Zavi, ia menyeka keringat yang bercucuran di pelipis nya.

"Lo ga pernah dihukum ya? Lebay banget baru 10 menit udah keringetan aja"Zoe menoyor kepala Zavi.

"Brisik, gara gara Lo gue jadi ikut dihukum"omel Zoe, Zavi  justru tertawa.
"Padahal Lo juga sering bully, tapi kenapa ga dihukum ya?"Zoe tidak menyahut.
"Ya udah sana Lo ke pinggir aja"kata Zavi.
Zoe menolak cepat. "Yang ada nanti tambah berat hukumannya kalo ketauan"
"Gabakal"Zoe yang sudah sedikit pusing karena kepanasan mengikuti ajaran Zavi.

"Gue jangan di tinggal"Zoe mengangguk, duduk di bawah pohon, meluruskan kakinya.

"ZAV, ZAV GA BOSEN LO DIHUKUM TERUS?"salah satu siswa berteriak dari jendela kelasnya.
"NGGA DONG, ENAKAN DIHUKUM DARIPADA HARUS DIKELAS"jawab Zavi juga berteriak.
"SINTING"balas siswa itu, Zavi terkekeh.

Satu jam setengah berlalu, bel istirahat berbunyi, Zavi langsung menghampiri Zoe yang sedang sibuk dengan handphone nya.
"Karna gue lagi baik, nanti pulang sekolah gue traktir deh, mau?"tawar Zavi.

Zoe berdiri, membersikan roknya yang kotor. "Nahh gini kan enak, yaudah gue mau balik ke kelas, see you"Zoe melambaikan tangannya, Zavi membalas.

Di tengah perjalanan Zoe berpas-pasan dengan Arkan. "Lo darimana?"tanyanya.
"Eh Lo, gue dari kantin anak IPS"jawab Zoe.

Zoe menarik tangan Arkan. "Les't go ke kantin"

(oke jadi gini, kantin nya ada 2, kantin anak IPS, sama kantin anak IPA itu sebutannya)

Arkan pasrah ditarik seperti itu. Sampai dikantin, Zoe tidak menemukan Febby dan Daffa. "Mereka berdua belum kesini?"tanya Zoe, Arkan menggeleng.

"Lo tau? Gue habis di hukum"curhat Zoe.
"Hah?? Kenapa?"tanya Arkan tak percaya.
"Ketauan bolos, tapi gue ga ngejalanin hukumannya, cuma duduk doang"kata Zoe menyengir.
"Freak banget"balas Arkan.

"Lo kenal Zavi?"tanya Zoe.
"Zavi siapa? Zavier? Atau Kazavi?"Arkan bertanya balik.
"Zavier kalo ga salah"jawab Zoe.
"Kenapa emang?"tanya Arkan lagi.
"Lo kenal ga?"desak Zoe.
"Siapa coba yang ga kenal dia, biang kerok"jawab Arkan malas, ia pernah sekali dikerjain oleh Zavi.

"Gue tadi dihukum sama dia"kata Zoe membuat Arkan menggeleng tak habis pikir.
"Jangan coba coba Lo main sama dia, ga akan tenang hidup Lo"Zoe mengangguk, tapi menggeleng kemudian.
"Ah biasa aja"kata Zoe santai.
Arkan menghela nafasnya. "Serah Lo deh"

"Lo kemaren ke caffe depan pak Somad kan?"tanya Zoe pelan.
"Lo tau?"ujar Arkan biasa saja.
"Tau, gue juga kemaren disitu bareng Daffa"jawab Zoe.

"Jadi gimana? Ada kemajuan kan?"Zoe bertanya.
"Ga tau di bilang kemajuan apa bukan, tapi kemaren gue kan minta kontak Rachel, nah Febby jadi gamau ngomong sama gue, itu cemburu bukan sih?"Zoe mengangguk cepat.
"Itu mah cemburu fix, jangan kasih kendor kan, gas terus, gue yakin kalian jadian"katanya semangat, soalnya Zoe juga tau Febby sudah mulai menyukai Arkan.

"Siapp"

"Zoe bukan?"Zoe mendongak menatap siswi yang bertanya kepada nya.
"Iya, kenapa?"siswi itu menunjuk ke arah pintu kantin.
"Oh oke thanks"kata Zoe, siswi itu pergi menjauh.
"Ga usah disamperin Zoe"cegah Arkan.

Zoe tersenyum, seolah berkata 'tenang, ga bakal ada apa apa'

"Lama amat"kata Zavi yang sudah lelah berdiri di pintu kantin.
"Kenapa kesini?"tanya Zoe heran.
"Ya ga sih, liat Lo doang"jawab Zavi santai.
"Ga jelas"

Karna semakin banyak yang menuju kantin, Zoe menarik Zavi ke salah satu bangku yang berada di taman. Keduanya duduk bersebelahan.

"Lo emang udah biasa gini? luka ga diobatin"Zoe menatap ngeri ke arah luka yang berada di pipi Zavi.
"Biasalah"jawabnya meniru gaya bicara yang sedang viral.

AlZoe [END]Where stories live. Discover now