Chapter 23

2.6K 105 0
                                    

Zoe menekuk bibir bawahnya,ia sedang kesal dengan ayahnya,saat ini mereka sedang berdebat.
"Ga boleh sayang"bujuk ayahnya.
"Tapi Zoe mau sekolah,ini udah sembuh ayahh"rengekanya Zoe.
"Sekali ga,tetep ga"tegas ayah,Zoe mendengus.
"Ini masih bengkak,liat tuh satu hari lagi minimal"ucap ayahnya.

"Ya udah, sana ayah berangkat"usir Zoe,ayah mencium kening Zoe lalu meninggalkan anaknya yang masih menekuk bibirnya.

"ah elahhh,gabut banget,oh iya buku dari Radit mana"Zoe menuju rak buku dan mengambil novel dari Radit.
Duduk di sofa,Zoe membaca bukunya dengan teliti, sesekali tertawa sendiri.

Membutuhkan waktu 5 jam untuk menyelesaikan membaca buku itu, sekarang sudah jam 12 siang. Zoe meregangkan otot-otot tubuhnya.
"Gila seru banget"ucapnya.
"Kangen bunda"
"Yah hpnya diatas,males naik"Zoe mengurungkan niatnya untuk menelpon bunda.

Zoe merebahkan tubuhnya di sofa,bergumam sendiri entah membicarakan hal apa.

"ASSALAMU'ALAIKUM"Zoe dibuat terkejut oleh teriakkan dari luar.
"PAKETT"teriaknya lagi.
"ASYIAP"Zoe bernapas lega ia tau siapa mereka,tapi kenapa jam segini sudah pulang?

"MASUK AJA"balas Zoe berteriak,pintu terbuka lebar.
"LO NYURUH GUE SEKOLAH, SENDIRINYA ENAK ENAKAN DI RUMAH"ucap Daffa tak santai.
"Ga dibolehin sama bokap gue,ya udah mana bisa gue nglawan"balas Zoe membela diri.
"Kenapa jam segini udah pulang?"tanya Zoe.
"Rapat biasa,Minggu depan tes kan"jawab Febby.
"Oh iyaaa"
"Arkan ga kesini?"tanya Zoe lagi.

"ASSALAMU'ALAIKUM ARKAN DATANG"muncullah Arkan.
"Wa'alaikumsalam"jawab mereka serempak.
"Sorry ges telat, nganterin pacar dulu yekan"pamer Arkan.

Daffa berdecih.
"Kamar aja yo"ajak Daffa.
"Ihh Daffa mah agresif banget"ucap Arkan sedikit ambigu.
"Gue ngantuk tolol,pengin tidur"Daffa menoyor kepala Arkan.
"Kan bisa disini"ucap Arkan lagi.
"Ga enak"Daffa mendahului mereka dengan berlari menuju kamar Zoe.

Yang lainnya menyusul.

"Naaah gini kan enakk"kata Daffa yang sekarang ini sudah berbaring di ranjang Zoe.
"Awas Lo ya,kalo Lo ngiler Lo ga boleh main ke kamar gue lagi selamanya"ancam Zoe.
"Santaii"balas Daffa,ia memejamkan matanya.

"Arkan,Lo mentang mentang punya pacar main HP muluu"ujar Zoe merasa kesal.
"Ya emang napa si,sirik Lo"sahut Arkan tenang.
"Bacot"baru saja Zoe ingin mengeluarkan suaranya,Febby terlebih dahulu memotong.
"Ni lagi satu cewe,kasar bet"Arkan melirik Febby dengan tatapan sinisnya.
"Apa Lo?"gertak Febby.
"Apa?"Arkan tak mau kalah.

"Udah anjir malah Lo berdua yang ribut"lerai Zoe.
"Lagian jadi cewe belagu banget"ucap Arkan menyindir.
"Apa maksud Lo?ngaca dong"Febby mengucapkan itu dengan amarah.
"Kenapa emang masalah buat Lo?"remeh Arkan.
"Najis jaman sekarang masih ada cowo kaya Lo"sarkas Febby.

Zoe memijat pelipisnya. Yang dulunya ingin dekat dengan melakukan segala cara, sekarang malah berdebat karna hal yang tidak penting.

"Najis jaman sekarang masih ada cewe sok cantik kaya Lo"ujar Arkan tentunya membuat Febby semakin marah.
"ANJING,APA MASALAHNYA BUAT LO?!"bentak Febby berdiri dari duduknya, tangannya mengepalkan tangannya.

Daffa tentunya juga terkejut,ia merubah posisinya menjadi duduk dan mencoba memahami situasi apa yang ada di depannya ini.

"Udah anjing,ngapa jadi ribut gini"Daffa melerai kedua orang yang sedang bertatap an tajam.
"Udah Feb"Zoe menarik Febby untuk duduk kembali.

Arkan mendekat ke arah Daffa dan duduk disampingnya sambil mengatur emosinya. Suasana saat ini jadi sangat canggung sekarang,Daffa juga sudah kembali melanjutkan berpetualang ke alam mimpinya.

Zoe masih menenangkan Febby,Arkan menatap Febby dengan tatapan yang tak bisa diartikan,lalu mengarahkan pandangannya ke handphone.

Beberapa menit suasana hening,tiba tiba seseorang masuk ke dalam kamar Zoe. Zoe,Febby,dan Arkan menolehkan pandangannya, tatapan tajam dan dingin dari orang tersebut membuat mereka terpaku seketika. Zoe berdiri dari duduknya menghampiri orang tersebut berusaha tersenyum manis.

"H-hai Al"sapa Zoe kaku. Benar saja orang itu adalah Alvarez. Alih alih menjawab sapaan Zoe, Alvarez meninggalkan ruangan itu,Zoe mengikuti nya dari belakang.
"Kamu mau kemana Al?"tanya Zoe, Alvarez tetap melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di depan rumah, Alvarez menaiki motornya.
"Al mau langsung pergi?"tanya Zoe dengan nada sedikit kecewa,ia mencekal lengan Alvarez erat.
"Jangan dong, main dulu sini"ucap Zoe, Alvarez memandang cekalan tangan Zoe,dengan pelan Zoe melepas cekalan itu.
"Main dulu ya"Zoe masih mencoba membujuk, sebenarnya Zoe sudah rindu dengan Alvarez nya ini.

Alvarez turun dari motornya, memasuki kembali rumah Zoe dan duduk di sofa.
'anjir Alvarez makin hari makin nyeremin,ga bisa ngomong beneran nanti dah'batin Zoe.

"Bunda udah sembuh?"tanya Zoe membuka topik.
"Hmm"Zoe mengutuk dalam hati.

"Mau minum apa?"tawar Zoe.
Kenapa seperti baru beberapa kali main kerumah,ga pernah tuh Zoe nawarin minuman.
"Ga usah"jawab Alvarez singkat.

Hening.

Zoe memainkan bantal sofa.
'aneh anehh,gila kenapa sekarang gue beda banget,ga agresif lagi'

Beneran, sejak Zoe berkawan dengan Daffa dan Arkan,ia jadi canggung dengan Alvarez.
'aaa, mungkin ini saatnya gue move on,bisa ga yaa'batin Zoe.

Menatap Alvarez yang tampak serius memandangi handphonenya,Zoe meletakkan telunjuknya di dagu, sedang memikirkan sesuatu.
Alvarez yang merasa sedang di perhatikan, mengalihkan perhatiannya dari handphone.

Tatapan mereka bertemu,keduanya tidak ada yang berniat memutuskan kontak mata. Detak jantung keduanya berpacu cepat.
'ayahhh tolongin Zoe'teriak Zoe dalam hati.
'sial'Alvarez mengumpat,kenapa kali ini susah sekali memutuskan pandangannya dari Zoe.

Cukup lama bertatap tatapan,Zoe yang sudah tidak tahan pun memutuskan nya. Menghindari tatapan Alvarez,Zoe memandang ke arah lain,merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Desiran aneh juga merambat di tubuhnya.

"Gue pulang"ujar Alvarez dingin.
"I-iya"sahut Zoe gugup dan masih belum berani menghadap Alvarez.

Setelah pintu depan tertutup,Zoe menghirup nafasnya pelan.
"Astaga,kalo gini mana mungkin gue bisa move on"gumam Zoe.

Ia menuju ke kamarnya, kecanggungan masih terasa disini.
"Daffa bangun dong,tidur muluu"Zoe mengguncang tubuh Daffa,ia berpikir Daffa bisa mencairkan suasana.
"Gue ngantuk banget anjir,tiga hari ga tidur"ucap Daffa entah benar atau tidak.
"Salah Lo sendiri"Zoe menarik baju Daffa.

Daffa dengan pasrah merubah posisinya menjadi duduk. Febby dan Arkan sedang terfokus dengan handphone nya.

"Daff,coba Lo ngelawak"bisik Zoe.
"Gue masih ngantuk astaga Zoee"kata Daffa mencoba sabar.
"Lakuin atau Lo pulang"ancam Zoe.

"Lo pada tau ga?"semuanya mengalihkan perhatiannya dan menggeleng serempak.
"Kemaren gue beli obat tidur"ucap Daffa.
"Terus?"Arkan bertanya.
"Gue bawa motornya pelan bangett,bener bener pelan"lanjut Daffa.
"Kenapa emang?"tanya Zoe.
"Gue takut obatnya bangun,kasian kan lagi tidur"
"HAHAHAHAHAHA"Daffa tertawa ngakak sendirian.

Krik krik,wushhh

"Ga salah kan gue?"tanya Daffa yang masih tertawa.
"Ya ga si,tapi ga gitu juga"jawab Febby.

Sekarang suasana sudah mulai mencair, walaupun Arkan dan Febby tak saling berbicara satu sama lain,namun dengan adanya obrolan Daffa dan Zoe membuat nya lebih baik. Tak terasa waktu sudah mulai larut,langit berubah menjadi gelap. Mereka pamit untuk pulang, sebenarnya Zoe agak sedikit tidak terima,tapi besok dan mungkin hari berikutnya,masih ada kesempatan untuk bermain.

»»»»»♪«««««

HOLLA GUYS!!

WELCOME BACK!!!!!

JANGAN LUPA VOMENT!!🥶

SEE YOU!!☝🏼🤪

AlZoe [END]Where stories live. Discover now