Chapter 70

1.9K 78 4
                                    

"FEBBY FEBBY, ARKAN GELUT DI KANTIN"Zoe dan Febby yang sedang asik bercerita terkejut.

Dengan cepat Zoe, Febby, dan Radit langsung menuju ke kantin. "Aduhh, kantin IPA atau IPS nih?"tanya Zoe yang juga ikutan panik. "IPA, itu rame"sahut Radit.
"MISI MISIIII"Febby menerobos masuk, mendorong siapa saja yang berada di depannya.

"ARKAN? DAFFA?"pekik Febby tidak menyangka. Zoe dan Radit juga tidak percaya atas pertengkaran di depannya itu.

Radit berusaha menengahi mereka berdua. "UDAH YA  ANJING"ujarnya keras dan penuh emosi. Mereka berdua tidak peduli dengan keberadaan Radit. Tak lama Alvarez juga tiba disana. "DAFFA, ARKAN!!"ujar Alvarez juga tak kalah keras.

Alvarez menarik Daffa dari belakang, juga dengan Radit yang menarik Arkan. Alvarez dan Radit membawa mereka berdua pergi dari kerumunan. Zoe dan Febby membuntut.

Lagi dan lagi, guru guru tidak ada yang mengetahui kejadian ini. Nafas Daffa dan Arkan masih belum stabil. "Bagusss, berantem aja teruss"Zoe mengomeli keduanya. "Bonyok kan tu muka"lanjutnya memandangi wajah keduanya bergantian. "Febby, obatin tu Arkan"Febby menurut, membawa Arkan duduk di sebuah bangku. "Tunggu"Arkan mengangguk, Febby mengambil P3K di UKS, begitu juga dengan Zoe.

"Duduk Lo"suruh Zoe kepada Daffa setelah mengambil P3K. Daffa menurut, duduk di pinggir taman. Baru saja mengangkat tangannya, Alvarez langsung mencekal Zoe.

"Apasihh?"kesal Zoe karena kegiatannya terganggu. "Harus banget Lo yang ngobatin?"tanyanya datar. "Ya iyalah, siapa lagi??"

Daffa langsung menyambar. "Aduh iya deh iyaa, gue bisa obatin sendiri Zoe tenang"
"Obatin sendiri gimana?!"Zoe malah memarahi Daffa. Daffa meringis melihat Zoe marah. "Udah biar gue aja yang obatin Daffa"Radit akhirnya membuka suara.

"Nah iya, Radit aja"Daffa tersenyum mencoba meyakinkan. Akhirnya Zoe menyerah, Alvarez langsung menarik tangan Zoe untuk pergi dari sana. Awalnya Zoe berontak tapi tenaganya kalah dengan tenaga Alvarez.

"Dit, intip Febby sama Arkan aja yok"
"Gue gapapa inih"kata Daffa, Radit menyetujui nya. Mereka berdua mengintip Febby dan Arkan di belakang sebuah pohon yang lumayan besar.

"Sakit Febbyyyy"
"Yng ikhlas dong"Arkan meringis kesakitan.
"Ga ikhlas gimana, udah syukur gue obatin"sewot Febby.

"Sok sokan gelut, mau jadi jagoan?"

"Gimana ga gelut, cewe gue di embat cowo lain"jawab Arkan enteng. "Siapa cewe Lo?"tanya Febby. "Lo"jawab Arkan membuat hati Febby ketar ketir.

"Ngaku ngaku"balasnya datar, padahal dalam hati sudah ingin berteriak sekeras mungkin.
"Ya udah, mau jadi pacar gue ga?"

'OMG TOLONG, INI MENDADAK BANGET WOYYY'

Febby menggeleng. "Ah masa gamau?"goda Arkan. Febby membereskan P3K, lalu bangkit dari duduknya. "Mau apa ga??"tanya Arkan sekali lagi. Febby melangkah menjauhi Arkan, sebelum akhirnya ia berkata. "Mau"setelah itu Febby mempercepat langkahnya. Arkan berdiri lalu mengepalkan tangannya di udara. "Yesss"

"Anjay jadii"kata Daffa yang masih mengintip. Radit pergi dari sana, "obatin woy muka Lo"ucapnya kepada Daffa. Daffa mengikuti langkah Radit sembari mengoceh tentang Arkan dan Febby.

Sedangkan di lain sisi Alvarez dan Zoe sedang duduk di depan kelas Zoe. "Ga usah liatin guee"kesal Zoe, karena sedari tadi Alvarez tak mengalihkan perhatiannya dari wajah Zoe.

"Sana ah ke kelassss"usir Zoe terang terangan. Alvarez tidak mempedulikan ucapan Zoe.

3 menit berlalu, keduanya tidak kembali bersuara. Tak jarang siswa siswi yang lewat didepan mereka berdua meliriknya sekilas.

AlZoe [END]Where stories live. Discover now