137

1K 160 10
                                    

Sekarang anak-anak sudah tiba di area perkarangan sekolah, Hikari yang masih mengantuk berat pun di papah oleh sang pelatih dimana beliau merangkulnya saat ini. Merasa tak tega biarpun akhirnya Hikari berhasil mengumpulkan kesadarannya kembali karena tak ingin merepotkan Pelatih Ukai untuk menjaganya.

Walaupun hawa mengantuk masih menempel dengan kuat pada dirinya.

"Baiklah, ambil barang-barang kalian dan langsung ke gedung olahraga, kita ada rapat." ucap sang pelatih.

"Baik." sahut anak-anak kompak dengan suara lelah mereka.

Hikari menguap ringan.

Masih ngantuk ... Batinnya.

Dia melangkah bersama yang lain sampai akhirnya Kageyama membuka pembicaraan soal kelakuan jorok Hinata saat ini.

"Air liurmu keluar tuh, dasar jorok." ucapnya pada Hinata.

"Air liurku tidak jorok!" sergah Hinata.

Hikari menatap keduanya masam karena gadis itu berjalan didekat para manajer saat ini.

"Masih sempat-sempatnya kalian debat sama hal biasa begitu?" tanya nya heran.

"Tau nih!" sambung Hinata.

"Ah, mereka kembali!"

Suara seorang gadis membuat celotehan ketiga nya terhenti, Hikari mengintip melalui sela keduanya dan mendapati Michimiya bersama kedua tim voli putri lainnya berlari mendekati rombongan tim voli putra saat ini.

"Selamat karena sudah lolos ke babak final." ucap Michimiya sembari melambaikan tangannya.

"Oh, Michimiya. Bagaimana kalian bisa tau?" ucap Daichi, lalu bertanya.

"Tadi diumumkan oleh pihak sekolah. Hebat sekali! Hikari-chan benar-benar bikin terkejut ketika mencetak skor terakhir!" ucapnya bersemangat.

Hikari hanya bisa terkekeh malu saat ini.

"Terima kasih, Michimiya-san!" ucapnya setelah ia berdiri didepan Hinata.

"Uhm! Kalian bisa mengalahkan Seijoh dan lolos ke babak final, itu hebat, keren sekali! Dan Hikari-chan, tak ku sangka kau semakin hebat saja! Bagaimana caramu melakukannya? Ajari aku!" lanjut gadis itu bersemangat.

Hikari semakin tersipu malu setelah di puji demikian tanpa bisa membantah lagi, sebenarnya dia kurang suka di puji berlebihan seperti ini pada awalnya tapi entah kenapa rasanya tidak terlalu buruk baginya sekarang.

"Etto ... Aku hanya mengikuti insting saja selama bergerak dan memaksakan tubuhku untuk bergerak sesuai keinginanku kok. Tapi kalau Michimiya-san tidak keberatan, kapan-kapan akan ku ajarkan skill dasarnya jika kau berkenan." ucap Hikari menawarkan.

Tentu saja Michimiya dengan senang hari langsung mengangguk dengan riang, lalu memeluk Hikari.

"Terima kasih, Hikari-chan! Aah, andaikan saja kau masuk tim putri, pasti saat ini tim putri juga lolos ke babak berikutnya. Tapi apa daya kau sudah terdaftar sebagai pemain resmi di tim putra. Jadi aku tak bisa memaksamu untuk pindah tim." ucapnya mengeluh ringan, lalu tersenyum.

Hikari menatap seniornya dengan tatapan tidak enak.

"Maafkan aku, Michimiya-san." balas Hikari, lalu gadis itu menggeleng.

"Tidak, tidak. Kau tidak salah kok, Hikari-chan. Seharusnya aku yang minta maaf karena malah mengeluh dadakan begini." balasnya.

"Ngomong-ngomong, selama di tim putra aman terkendali kan? Gak ada yang macam-macam kan?" tanya Michimiya kemudian.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now