59

1.8K 336 22
                                    

Perasaan gelisah Hikari sejak set pertama akhirnya terbukti jelas, mereka gagal setelah bersusah payah. Gadis itu tak menduga jika pukulan kombinasi keduanya akan dihentikan tepat dimomentum terakhir setelah tiga set pertarungan yang sangat sengit dengan Seijoh.

Hikari masih terduduk dilantai tidak jauh dari posisi Kageyama dan Hinata saat ini, pandangannya kosong karena keterkejutannya sejenak sebelum akhirnya kesadarannya kembali. Ia kemudian berdiri dibantu oleh Nishinoya dan sang Libero akhirnya tau jika tubuh kecilnya sedikit lemas saat ini sebelum Daichi menegur kedua rekannya yang lain untuk bangkit dan berbaris.

Kedua lengan Nishinoya dengan kokoh menopang tubuh kecil Hikari untuk bangkit dan melangkah ke posisinya yang kini berjalan disisi kanannya.

"Kapten, maafkan a—"

"Itu bukanlah kesalahan." potong Daichi, tak membiarkan Hinata menyelesaikan kalimatnya.

"Itu bukanlah kesalahan, jadi jangan meminta maaf." tegasnya lagi.

Hikari bungkam dan benar-benar membisu, dia membuang pandangannya sejenak sembari menggenggam erat sesaat seragam Nishinoya tanpa mengeluarkan sepatah katapun dibalik rangkulan disisi sebelah kanan lelaki itu.

Semuanya berbaris dan saling hormat, pertandingan hari ini usai sampai disini.

"Terima kasih banyak." ucap seluruh anggota kedua tim sembari membungkuk begitupun dengan penanggung jawab masing-masing tim.

Kedua tim saling bersalaman satu sama lain, Hikari yang bersalaman dengan Kunimi pun berusaha tegar bukan main lalu tersenyum ke arah mantan rekan Kageyama itu sembari angkat bicara.

"Terima kasih buat pertandingan hari ini, Kunimi." ucapnya tenang dan tak bergetar sama sekali walaupun hatinya kini sangat sakit bukan main, suaranya yang sangat lembut dan menentramkan hati itu membuat Kunimi terkejut betapa tegarnya sosok mungil Hikari setelah timnya dikalahkan.

Matanya melebar sejenak sebelum ia melepaskan genggaman tangannya pada tangan Hikari yang hangat dan lembut itu, dia kemudian berbicara.

"Berikutnya, buktikan kau lebih dari ini. Aku yakin kau bisa melampaui semua yang telah kau lakukan hingga hari ini. Dan kalau tidak salah, namamu Hikari. Udai Hikari. Benar? Iwaizumi-san sempat menyebut namamu setelah kalian berkenalan singkat waktu itu disaat kita usai latih tanding." tanya Kunimi, gadis itu mengangguk.

"Benar." balasnya.

"Kau pemain yang sangat hebat sebagai pemain putri kebanggaan tim voli putra Karasuno. Aku mengakuimu mulai hari ini, dan seterusnya." lanjutnya, membuat Hikari melebarkan mata sejenak, lalu mengulas senyum dengan rona merah yang muncul diwajahnya.

Tetap tenang dan merasa senang, tapi disisi lain perasaannya sangat getir dan rapuh saat ini.

"Terima kasih banyak atas pujiannya. Kau juga hebat." balasnya.

Kunimi tersenyum lembut dan merasa hatinya juga menghangat melihat Hikari yang sangat kuat saat ini, membuat Hikari tak bisa berkutik selain membalas senyuman itu dengan tegar.

"Sampai bertemu di pertemuan berikutnya, Riri-chan. Dan jika kau berkenan, kau bisa panggil aku Akira. Nama lengkapku Kunimi Akira, 15 tahun." ucapnya lembut sembari menyebut nama lengkapnya.

"Udai Hikari, baru akan menginjak usia 14 tahun tak lama lagi. Dan sampai jumpa lagi dipertemuan berikutnya, Akira-kun." balas Hikari lemah lembut, senyuman tetap tak hilang dari wajahnya.

"Sampai jumpa lagi."

Lalu semuanya kini kembali ke kerumunan masing-masing, Iwaizumi melihat sosok Kageyama dan Hinata yang sangat tertekan saat ini, kemudian pandangannya beralih ke arah Hikari yang terlihat sangat tenang, tapi sirat matanya memancarkan hal lain dan Iwaizumi menyadari celah kecil itu.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now