79

2K 313 39
                                    

"Narita." panggil Pelatih Ukai.

"Iya, Pelatih?" tanyanya.

"Selanjutnya kau gantikan Hinata." ucap beliau, membuat Hikari menoleh.

Yang lain pun juga sama kagetnya.

"Tunggu dulu, kenapa tiba-tiba?" tanya gadis itu mewakili yang lain, membuat beliau menoleh.

"Tau kan?" tanyanya, membuat Hikari hanya bisa menghela nafas lalu mengibaskan tangannya, dengan maksud 'sebahagia Pelatih saja'.

Kemudian Pelatih Ukai mendekati Hinata.

"Meskipun kau sudah menemukan apa yang ingin kau lakukan, hari ini kau harus mendinginkan kepalamu. Meskipun kau mencobanya saat ini, kurasa itu takkan berjalan dengan baik. Kau bukan Udai yang bisa mendinginkan kepala serta bertindak tenang disaat yang bersamaan sepanik serta seterdesak apapun keadaan yang terjadi. Baik dalam keadaan sedang bermain maupun sedang berada di bangku cadangan. Kalian berbeda. Kau ya kau, Udai ya Udai. Dan aku juga tak mau kau bermain seperti tadi lagi dan hampir mencelakai diri sendiri serta keadaan Udai ketika dia berusaha menahanmu tapi malah kena imbasnya, dan kalian berujung cedera. Untung saja gadis kecil itu baik-baik saja setelah duduk sebentar sebanyak dua rotasi di bangku tadi bersamaku dan juga Takeda-sensei." terang beliau.

Hikari tak membuka suara, dia tak bisa memberi pembelaan sama sekali karena menurutnya itu adalah keputusan yang benar. Hinata bukan dirinya yang bisa bersikap sangat tenang sepanik apapun dirinya dibalik keadaan tenang itu, bahkan setenang apapun dirinya saja dia masih bisa panik serta pikirannya kacau namun dia tidak heboh.

Hinata tak bisa membantah juga, sedangkan Kageyama hanya memerhatikan kedua sosok kecil itu dari posisinya berdiri saat ini. Ia menatap sejenak kearah Hikari yang terlihat tak bisa mengucapkan apapun lagi, karena memang dia nyaris cedera tadi. Semuanya sampai kaget ketika mendengar bantingan itu ditambah dia tergeletak sejenak dilantai sebelum akhirnya bersuara.

Pandangannya kini beralih ke arah Akaashi yang tengah menatapnya dari balik net saat ini, gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali karena ditatap lekat oleh Akaashi, lelaki itu mengulas senyum menyapa, Hikari yang diam barusan pun membalas senyuman itu tak kalah lembut, membuat lelaki itu merasa kedua sudut pipinya memanas sedikit ketika melihat lekat wajah manis yang sedang tersenyum saat ini.

Peluit berbunyi, anggota tim selalu gagal memblokir pukulan Bokuto.

"Yosha!" pekik Bokuto.

"Narita-san, Tsukishima, don't mind!" ucap Hikari.

Hikari menarik nafas dan menghembuskannya, selang beberapa waktu kemudian akhirnya pertandingan selesai walau mereka harus kalah dari Fukurodani. Gadis itu mengelus tengkuknya pelan.

"Terima kasih." ucap Daichi.

"Terima kasih!" sahut anak-anak di tim.

Kini semuanya berkemas, dan mereka akan bertemu lagi di kamp latihan musim panas dimana kamp itu diadakan dengan durasi cukup panjang sebelum babak penyisihan musim semi bulan depan dimulai, Hikari yang baru saja mendekati bus pun menoleh ke arah Saeko ketika kakak dari seniornya itu memanggilnya setelah Kageyama dan Hinata mengucapkan terima kasih karena sudah diantar kemari.

Gadis itu melangkah riang lalu membalas pelukan Saeko ketika wanita itu memeluknya.

"Yaampun! Badanmu kecil, kulitmu halus dan lembut kayak kulit bayi, pipimu chubby, rambutmu tebal dan lembut, aaa!! Aku jadi mau punya adek ceweekk!! Pertama kali kau datang dan setelahnya pun aku sama sekali tak pernah menyentuh mu, ternyata kau seimut ini!" hebohnya sembari memeluk dan menggoyangkan pelan tubuh gadis kecil itu dalam pelukannya, Hikari terkekeh sembari memegang lengannya yang sedang terkalung di lehernya saat ini.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now