18

3.5K 542 57
                                    

Hinata menyusul Noya sepeninggalnya sang senior dari aula, Hikari berjalan ke samping Kageyama setelah sebelumnya bersembunyi dibelakang Kageyama.

"Ano ..."

Teguran Hikari membuat semuanya menoleh ke arahnya.

"Noya-san itu ... Libero, kan?" tanya Hikari, membuat keempat anak lelaki itu menatapnya tak percaya.

"Bagaimana kau bisa tau, Hikari?" tanya Suga, membuat ia menoleh.

"Aku langsung tau ketika ia melakukan receive yang sempurna dan mulus atas servis Kageyama tadi tepat sebelum kalian bertiga tiba disini. Aku yang terbiasa menilai pada kesan pertama pun tau kalau dia berperan sebagai posisi Libero di tim kita. Kalian juga sudah tidak aneh dengan kebiasaanku yang satu ini setelah satu bulan kita sama-sama, bukan?" tanyanya diakhir.

"Benar juga, kau memang begitu orangnya." balas Daichi sembari tersenyum.

"Dan ... Soal Asahi-san. Dia anak kelas tiga?" tanya Hikari lagi.

"Iya, dia anak kelas 3."

"Dan jika aku tidak salah tebak, dia pengisi posisi Ace? Apa benar, Daichi-san, Suga-san? Soalnya ketika melihat mata Noya-san tadi, ia seakan mengisyaratkan jika dia lumayan termotivasi di tim berkat sosok Ace Karasuno juga selain termotivasi oleh anggota yang lain, dan aku langsung menangkap jika Asahi-san yang dimaksud adalah orang yang memiliki peran itu." jelas Hikari, mengutarakan isi pikirannya.

"Kau benar, Asahi adalah Ace di Karasuno. Di tim kita. Tebakanmu tidak meleset dan dugaanmu tepat." balas Suga.

Gadis itu kemudian tersenyum.

"Apa ... Ada sesuatu yang membuatnya tidak kembali ke klub?" tanyanya lagi dengan pelan karena merasa tak enak.

"Akan kami ceritakan nanti. Tak apa kan, Udai?" tanya Daichi, membuat gadis itu mengangguk patuh.

Tak ingin memaksa.

"Tak apa, Daichi-san. Aku juga tidak memaksa untuk diceritakan sekarang kok."

"Terima kasih atas pengertiannya, Adek."

Hikari nyengir, ia mulai terbiasa dengan panggilan serta julukan yang diberi oleh setiap member padanya dalam satu bulan belakangan ini, lalu menghela nafas.

"Kurasa Shoyo bisa merayu nya. Jadi setelah itu, kita tinggal mengatasi urusan soal Asahi-san lagi agar dia mau kembali ke tim."

"Oh iya lebih baik kita menguping pembicaraan mereka yuk. Dan Hikari, tanganmu baik-baik saja? Sudah seminggu sejak kita latih tanding." tanya Suga, mengkhawatirkan kondisi kedua tangan Hikari, gadis itu tersenyum.

"Sudah mendingan, Suga-san. Tak masalah. Sudah bisa diajak kompromi walau memar dan bengkak belum sepenuhnya hilang."

"Ya ampun, berarti servis si kampret itu memang sialan sekali ya. Sampai buat Udai jadi begini." ucap Tanaka bete, membuat Hikari meringis.

"Nanti juga lama-lama terbiasa kok. Kenapa jadi sewot?"

"Kau itu perempuan, bodoh. Otakmu gak kepake?" sergah Kageyama.

"Kebalik, njir. Sok pinter padahal aslinya goblok soal pelajaran mah. Gak usah sok-sokan mau nasehatin aku padahal dirinya sendiri gak pinter selain voli doang." balas Hikari menghina balik, tak mau kalah.

"Dasar chibi sialan!"

***

Setelah mencari posisi yang aman untuk bersembunyi, Hikari mencelos namun kini tersenyum puas dengan rayuan maut Hinata yang berhasil kepada Noya, dimana rombongan memutuskan untuk menyusul Hinata tak lama setelah Hikari mengungkapkan pendapatnya tadi dan mereka kini menguping pembicaraan Hinata dan Noya.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Where stories live. Discover now